Lima Belas

1.6K 183 14
                                    

"Apa kabar Ran?"

Rantika menatap Edgar, lalu tersenyum manis "Alhamdulillah lebih baik daripada 6 tahun yang lalu kakak liat kondisi akhir aku" jawab Rantika panjang lebar

Setelah drama panjang  di atas panggung bersama sang MC persoalan tangkap menangkap bunga, Egdar menawarkan Rantika untuk berbincang bincang singkat dengannya. Bernostalgia mungkin?

"Syukur kalo emang gitu, denger denger kamu masuk kedokteran. Benar?"

Rantika mengangguk, sang Papah saat di tahun pertama ia menjadi mahasiswi kedokteran menjalankan SECAPA(Sekolah Calon Perwira), hal itu sontak membuat geger asrama. Namun hanya sebentar, karena setelah selesai SECAPA sang Papah langsung dipindah tugaskan ke daerah jawa tengah.

"Kakak apa kabar?" Tanya Rantika balik yang di jawab dengan senyuman oleh Edgar

"Masih baik, kamu gimana? Udah punya pasangan?" Tanya Edgar hati hati yang dijawab Rantika dengan senyuman dan gelengan kepala

"Belum, mungkin disuruh fokus Koas dulu"

"Ran, perasaan saya masih sama" ucap Edgar gamblang yang membuat Rantika menyeritkan keningnya bingung, Edgar tersenyum lalu menatap tangan Rantika yang memang kosong tanpa cincin apapun yang mengikat dirinya, lalu Edgar menarik nafas dan mengucapkan " Anna uhibukka fillah "

"Hah?"

"Iya, saya serius Ran"

Rantika tersenyum "Hehe maaf kak, Rantika gak tau artinya"

"Aku mencintaimu, karena Allah"

Rantika terdiam, kemudian senyum muncul diwajahnya "Kakak harus tahu, semenjak kejadian 6 tahun silam aku merasa kapok ka untuk pacaran dengan tentara"

Edgar kembali tersenyum, masih senyum yang sama seperti beberapa tahun yang lalu, Rantika mengantur nafasnya. Ia merasa jantungnya berdegup lebih cepat melihat Edgar tersenyum. Rantika tak bisa membodohi hatinya, ia masih mengharapkan Edgar.

"Kakak udah ada cal---"

"Gak, saya masih mengharapkan kamu"

jika seharusnya ekspresi yang dikeluarkan Rantika adalah tersenyum bahagia, namun ini bebalik. Rantika menitikan air mata. Mengapa ia bisa menyia nyiakan orang sebagi Edgar untuk orang tak berperikemanusiaan seperti Evan?

"Ran" ucap Edgar mengambil tangan Rantika dengan perlahan "Kamu koas selesai berapa tahun lagi?"

Rantika masih menunduk, "2 tahun lagi"

"Saya tunggu kamu dua tahun lagi, pegang janji saya ya" 

mendengar perkataan Edgar membuat Rantika mengangkat kepalanya "Kak---"

"Apa bukti saya benar benar mencintai mu masih kurang? Saya akan menunggu mu Rantika. 2 tahun lagi, saya tunggu disini dan berikan jawab mu ya" tutup Edgar yang kemudian bangun meninggalkan Rantika

Rantika menarik nafasnya dalam, air matanya lolos bebas setelah Edgar meninggalkannya sendiri di taman ini. Bayangan Evan yang bersama sang istri tiba tiba muncul di benaknya, membuat perasaan sesak di dadanya semakin membunch. ini bukan soal pabgkat, melainkan soal perasaan. pangkan Evan jelas dibawah Edgar namun perasaan Rantika masih saja tertuju pada Evan.

"Lo bodoh kalo masih mikirin Evan Raaaaaan, dia udah ada istri dan bahkan udah mau punya anak! Gila lo masih mikirin laki orang" maki Rantika pada dirinya sendiri

bayang bayang kenangannya bersama Evan kembali terputar, manis di kenang pahit diulang. Pahit saat penutupan kisah, yang membuat Rantika sampai saat ini berusaha semaksimal mungkin tak mendekati seseorang yang berprofesi sebagai tentara kembali.

Alfan adalah satu dari sekian banyak laki laki yang mendekatinya selama masa pendidikan dokternya, menjadi korban ketidakjelasan hubungan bersama Rantika. Dirinya yang masih enggan untuk emmbahas rumah tangga. Masih cukuo kecewa oleh orang tersebut.

Rantika kembali memejamkan matanya, meresapi rasa sakit dan bingung dalam benaknya.

"Mantan?"

Rantika menggeram dalam pejamannya, suara Tangguh. Tentara tak jelas yang menjadi gandengan abal abalnya di nikahan Alfan "Siapa?"

"Yang tadi" jaab Tnagguh kemudian duduk di tempat yang tadi ditempati oleh Edgar

"Ya"

mendengar jawaban singkat Rantika, tangguh langsung menegakkan badannya "Danton Edgar mantan lu?"

jika tadi Tangguh yang tersontak kaget, maka kini Rantika yang terkejut mendengar ucapan Tangguh, tunggu apa tadi? Danton? kapan Edgar melakukan sekolah perwira?

"Jawab oi malah bengong"

Rantika mengangguk saja, malas berbicara dengan Tangguh yang otaknya kurang seons ini. Sudah cukup ia mendengar jikes jokes aneh versi Tangguh selama menjadi pasangan pura puranya. Ia tak mau lagi. Rasanya, ada reaksi mual muntah yang akan terjadi jika ia terus mendengarkan Tangguh berbicara

"Yeilaah, kapah sih gua beneran dikit deketin cewek, mantan udah jadi bini Alfan, calon gebetan mantannya pak danton. Mati sajalah aku"

Rantika masih meejamkan matanya, berusaha bodo amat dengan racauan tak jelas yang dilanturkan tangguh.

"Pantes pas danyon kasih kenalan sama anaknya dia gak mau ya. Orang mantannya secantik ini"

tunggu, apa tadi? jadi tadinya Edgar ingin dijodohi oleh anak danyonnya?

tahan Rantika tahan,ia tak boleh sampai berbicara dengan Tangguh. Jika ia sampai berbicara maka tamatlah, obrolan mereka akan panjang dan Rantika akan kembali mendengar jokes aneh lagi.

"Tapi, lo gak ada hubungan sama ributnya danton Edgar sama serda Evan kan?"

"HAAAH?" pekik Rantika kaget

Tangguh trsenyum, senang mendapatkan respon Rantika. Dan kini Rantika harus mengutuk mulutnya yang tak mau tahan barang sebentar saja untuk tak berbicara dengan Tangguh

sial, hari yang buruk bagi Rantika.

"Diem ajak buk, mau tau gak gimana?"

oke, dipancing seperti itu Rantika menghela nafasnya pelan, kemudian tersenyum "Ya pak, tolong diceritakan manifestasi klinis yang terjadi saat pa edgar bertengkar dengan pak evan?"

***

 Bolehkah Rantika menyesal sekarang?

semalaman Rantika tidak bisa tidur karena cerita Tangguh, dan kini jadwalnya ia jaga pagi di UGD. demi apapun mata Rantika sejak tadi sudah ingin tertutup. ada satu hal yang Rantika takutkan, penyakit khas anak kesehatan yaitu tifus akan kambuh.

"Adek koasss"

Sebutannya di panggil, perawat perawat yang mengetahui kondisi Rantika hanya dapat menatap Rantika dengan kasihan "Semangat koas Rantika" bisik perawat cantik kepada Rantika

Rantika tersenyum, kemudian berjalan menuju dokter pembimbingnya

ya, dia harus melupakan kisah itu sejenak.

[KCT.5] Bertemu di Tantan? (SELESAI)Where stories live. Discover now