delapan belas

1.3K 146 2
                                    

Rantika memperhatikan kembali foto yang berada di ponselnya, ada fotonya dengan Edgar yang sengaja diambil sebagai bukti kepada Papinya bahwa dirinya pulang bersama dengan Edgar. Namun entah mengapa Rantika jadi suka memperhatikannya.

Sejenis ada rasa manis yang hadir di senyum Rantika. apakah diri ini akan siap dengan Edgar? apakah diri ini sudah benar benar melupakan Evan? Rantika hanya takut jika nanti Edgar ia gunakan sebagai bahan pelampiasan. Hukum karma itu nyata dan Rantika akui bahwa ia menakuti hal tersebut

sudah terhitung satu bulan semenjak Edgar membantunya ke persidangan tilang yang terus tertunda dikarenakan Rantika yang kerap kali sibuk koass di awal semester koassnya ini. Dan sudah terhitung pula Rantika dan Edgar jadi sering kerap kali bertukar kabar. Seperti saat ini

Bang Edgar

Kelar jam berapa?

kenapa?

makan yuk

emang ada yang promo?

kenapa harus yang promo?

Biasalaah,anak kos kudu irit

persetan dengan dianggap miskin, karena memang Rantika tengah menabung untuk membeli prentelan prentelan selama koass yang memang harganya standar namun kerap kali dibutuhkan dengan versi baru alias sekali pakai.

Rantika menyipitkan matanya, tidak terima pesannya hanya diread saja oleh Edgar.

Waiittt Rantika, hallooooowww kenapa harus bete dah? Guman Rantika sembari menepuk nepuk pipinya

"Stase mu kelar semua hari ini?"

Mendengar suara bariton yang ia kenali, Rantika berdiri dari duduknya sembari membungkuk sopan dikit "Sudah dok, terakhir bersama Dokter Maulana di stase anak"

dr.Irfan Vino Chaniago

Dokter yang konon kerapkali sering di jodoh jodohkan dengam Rantika. Suster suster, ners, bruder dan kawan sejawat koassnya pun kerap kali sengaja menyatuhkan mereka pada satu ruangan.

Pendekatan katanya

Namun, Rantika tidak menyukainya.

Bukan, bukan karena parasnya dokter Irfan yang buruk rupa. Tidak, malah dokter Irfan tergolong dokter ganteng yang kerap membuat pasien pasiennya menggoda beliau.

Entahlah, Rantika hanya tidak suka saja jika harus berhubungan dengan kawan sejawatnya. Menurut Rantika, membosankan dan monoton. Karena apa? Karena Rantika tahu daily aktivitas mereka.

Yaa, sebelah dua belas lah dengan Rantika.

Intinya, Rantika menutup rapat untuk anggota kesehatan dan medis yang ingin mendekatinya.

Bukan karena Maminya, tapi ini karena memang dasarnya saja Rantika yang tidak mau.

"Kamu udah makan Dek?"

Rantika tersentak dari lamunannya, kemudian sedikit diam. Bingung mau jawab apa.

Sudah dipastikan, jika Rantika jawab belum maka dokter Irfan pasti akan mengajaknya jalan

Tapi jika jawabannya iya, Rantika malu jika nanti ketahuan makan dikantin oleh dokter Irfan.

Duuhhhh

Fix, ini semua gara gara Edgar yang tidak jelas.

Kemana coba hilangnya lelaki itu? Kurang asyem. Rantika kan jadi terjebak perbincangan dengan dokter Irfan

[KCT.5] Bertemu di Tantan? (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang