penyelamatan.

250K 5.9K 110
                                    

Prily pov.

Setelah menyusun strategi aku,edrik beserta anggota yg lainnya bergegas mengitari gedung tersebut. Aku bersama edrik bersiap menyerang dari belakang sedangkan yg lain aku perintahkan dari depan dan berjaga2. Kali ini kami harus berhati2. Roy anak buah lie wong cho sangat licik sama seperti bosnya yg sulit di lumpungkan. Tapi tenang sekarang anak buahnya tapi nanti akan ku pastikan bosnya yg akan aku tangkap . ya aku BERSUMPAH..

Kutarik pelatuk pistol di tanganku. Bersiap masuk dari atap gudang. Ini cara cepat masuk kedalam tanpa ketauan. Edrik bilang hanya ada roy di dalam tapi blm tentu. Siapa tahu roy membawa antek anteknya yg lain. Bahaya.

Kami harus berhati hati. Sedikit saja salah melangkah maka roy bisa saja membunuh gadis itu. Tak akan ada yg mati di sini. Termasuk roy sekalipun. Jika aku bisa menangkap roy maka akan dengan mudah mengorek keberadaan bosnya itu.

" menyerah lah roy. Semua gedung sudah di kepung kamu tak bisa lari lagi"

Suara peringatan dari edrik agar roy menyerahkan dirinya.
Aku memberi kode pada edrik untuk tetap diam di belakang gedung. Sedangkan aku bersiap untuk menyusup.

" hati hati sya. Jika perlu bantuan tembakan saja peluru ke atas" ucap edrik. Aku hanya mengangguk dan meneruskan langkahku.

Ku lirik sekitaran memastikan bahwa semuanya aman. Edrik terus saja menghubungiku lewat earphone yg terpasang di telingaku.

" huuuufff dimana dia menyandra anak itu"
Ku langkahkan kaki ku ke arah kanan. Namun suatu benda mengarah tepat di belakangku. Aku yakin itu pistol dan yg di belakang pasti roy.. Ahhh sial.

" letakan semua senjata yg menempel di tubuh manismu. Wahai gadis cantik" ucapnya dengan seringai liciknya.
Ku turuti semua perkataannya. Pistol,serta benda2 yg lainnya yg sengaja di pasang di tubuh ku untuk berjaga jaga.

" bagus . sekarang lempar jauh jauh" lanjutnya lg. Kalau bukan dalam misi penyelamatan. Sudah ku tendang dia dan akan ku patahkan kakinya itu. Seenaknya saja memerintah ku. Blm tahu saja dia sedang berhadapan dengan siapa. Ok. Aku akan ikut permainnya.

" sudah, sekarang di mana gadis itu. Lepaskan dia " ucapku tegas.
Dia hanya tertawa meremehkan. Ku balikan tubuhku agar aku dapat melihat wajahnya.
" tidak semudah itu. Sekarang cepat jalan dan biarkan aku keluar dari gedung sialan ini" perintahnya lg.

" kau tidak bisa keluar dengan mudah kawan, semua gedung ini telah di kepung jd____"

" brengsek... Apa mereka tidak akan mundur jika aku keluar bersama atasan cantiknya ini" ucapnya sambil menjawil daguku. Sial. Berani2nya dia memegangku.
" coba saja kalau kau berani" tantangku. Dia tersenyum sinis ke arah ku. Senyum yg akan membuat takut siapapun yg berhadapan dengannya. Tapi tidak dengan ku. Aku regina anastasya tak akan pernah takut pada siapa pun. Terkecuali itu tuhan.

Aku harus mengalihkan perhatiannya. Dengan begitu akan lebih mudah melumpuhkannya.

" angkat tangan" edrik ah tepat sekali. Batin ku.

thank god. Edrik kau tepat sekali. Ku lirik edrik yg berada tepat di belakang roy seraya mengarahkan pistol nya. Roy mengangkat tangannya. Dan dengan cepat aku memelintirkan tangan roy. Roy memberontak dia memukul perutku dan balik memelintir tanganku ke belakang. Edrik bergerak namun roy mengeluarkan pisau dan kini tepat berada di leherku.

" sekali melangkah, aku tak segan segan untuk mengoreskan pisau ini " ancamnya.

" sialan kau roy. Jangan macam2" edrik balik mengancam . aku memberi isyarat pada edrik agar tenang. Edrik mengangguk. Jika sedikit saja aku bergerak mungkin pisau itu akan menggores leher ku.

" kaka tolong aku...hiksss...hikssss"

Aku mencari sumber suara itu begitu pula edrik serta beberapa anggota yg bersembunyi di balik pintu.

" lihat lah, jika kalian berani maju satu langkah saja maka anak itu akan jatuh. Tapi kalau kalian membiarkan aku pergi maka anak dan gadis ini akan selamat. Haaaaaaaaaaaaaaa " dia tertawa seperti orang gila. Hei kau merusak gendang telingaku bodoh. Geram ku

" ahhhhh kk tolonggggg" anak itu kembali berteriak. Astaga roy benar2 kejam. Anak itu terikat di atap gedung dan sekarang tali itu mengendur dan. Ahhhh benar benar sial. Ternyata dia sudah merencanakan ini.

" haaaaaaaa, '' dia terus saja tertawa. Ok tertawalah selagi kau bisa.
Aku memanfaat kan keadaan ini untuk menendang tulang keringnya. Roy terpekik. Roy balas memukul tapi aku berhasil menghindar dan sekali lagi ku layangkan sebuah pukulan di wajah nya. Dia kembali tersungkur. Darah segar mengalir di sudut bibinya. Ahhh aku puas sekali bisa menghajar wajahnya.

" kakaaaaaaaa"

Astaga anak itu akan jatuh. Aku harus cepat sebelum dia jatuh. Ku balik membiarkan roy yg sudah terkapar lemah. Akhirnya aku bisa melumpuhkannya.

" natasya awas, di belakangmu" teriak edrik.
Aku tak sempat menghindar saat pisau itu menggores lengan kananku. Bau anyir menyeruak ke dalam indra penciuman ku.

Sial.. Ini sakit.

Dorrr

Dorrr

Dua buah tembakan edrik layangkan ke arah roy. Roy tumbang tepat di belakangku.

" tolonggggggg"

Astaga anak itu. Sekuat tenaga aku berlari. Semoga tepat waktu.

Happ

Ohh god. Terima kasih. Akhirnya anak ini selamat.

" ka aku takut ka" ucap anak itu.

" tenang dek. Km aman sekarang." ucap ku menenangkan. Ku coba untuk berdiri. Aku sedikit meringis. Luka di tanganku semakin parah. Edrik menghampiriku setelah ia mengurus roy yg sudah terkujur lemah akibat tembakannya.

" semua sudah beres sya. Roy sudah di bawa ke markas. Ohh astaga luka mu sya"
Lapor edrik dan terkejut saat darah terus mengalir dari tangan kanan ku.

" aku tak apa. Edrik jangan khawatir. Ini sudah resiko sebagai anggota FBI " tenangku. Edrik terus saja mengoceh agar segera di obati.

" pulanglah, biar sisanya aku yg urus. Km perlu obati luka mu. Jika di biarkan bisa infeksi" tegas edrik.

" dan anak ini biar aku yg mengantarnya. Km segera lah pulang sebelum orang tua km mengamuk dan melarangmu keluar lagi." lanjut edrik.

" baik..baik.. Cerewet sekali, ini blm seberapa hanya luka kecil edrik" ucap ku kesal. Dia selalu saja bertindak seperti orang tua ku saja.
Aku bisa menjaga diri. Hei aku adalah gadis yg menyandang predikat brandalan. Tak akan pernah gentar atau pun menyerah.
Edrik terkekeh saat aku mengatainya cerewet. Ya memang dia cerewet. Seperti mamahku.

Oh ya ampun mamah pasti akan membrondongku dengan banyak pertanyaan . apalagi aku pergi setelah acara pertunangan sislan itu. Dan pulang dengan luka di tangan ini. Ok mungkin nanti akan menjadi hari terpanjang dan terlamaku. Apa lagi kalau bukan mendengar omel an mamaku yg super duper cerewet itu.

" laporkan setelah beres, aku tunggu besok pagi." ucap ku seraya meninggalkan gedung itu. Edrik mengacungkan jempolnya. Ia segera mengurus anak itu. Mengantarnya pulang dan kembali kg bersama keluarganya.

sungguh hari yg melelahkan. Tapi aku senang penyelamatan ini berhasil meski sedikit insiden yg ku alami. Dan besok aku saatnya mengintrogasi roy dan menanyakan di mana keberadaan lie wong cyu.

Tunggu sampai aku menangkapmu...

Gadis BrandalanWhere stories live. Discover now