Arti Kejujuran

75.2K 2.8K 30
                                    

Huahhhhh cape,pegel,badan remek semua tapi demi kalian readers autor sempetin buat next... Happy reading semua

Typo bertebaran....

Autor pov

Prily terus saja mengomel sambil membersihkan luka ditangan ali. Bisa bisanya suaminya itu memukul lantai hanya karena ia pergi tanpa pamit dan meninggalkanya begitu saja. Sebegitu takutkah dia kehilangan dirinya. Prily mendengus sebrutal dan seliarnya dirinya ia tidak akan membahayakan dirinya lagi terlebih ada janin yang tumbuh dalam rahimnya.

Ali tersenyum geli saat melihat wajah istrinya yg kesal. Melihat tanganya yg berlumuran darah bahkan darah itu sudah mengering namun ia tidak peduli. Baginya menemukan istrinya saat itu lebih penting dari pada mengobati luka yg tidak seberapa itu.

Ali masih setia memperhatikan wajah kesal prily. Kadang wajah itu yg selalu membuat nya frustasi dan bahagia di saat yg bersamaan. Entah akan seperti apa jadinya jika ia tidak dapat melihat wajah istrinya walau hanya sedetik saja.

" ada apa dengan wajah mu" ali berujar ketika wajah itu selalu berubah ubah. Prily menatap ali lalu mendengus. Pasti ali melihat perubahan di wajahnya. Dan ali bilang ada apa? Tentu saja karena dia, siapa lagi.

" kau tahu luka ini tidak ada artinya bagiku.sebesar apa pun aku melukai diriku itu tidak bisa mengalahkan rasa sakit aku kehilanganmu. Jadi terap lah di sampingku"

Sejenak prily menghentikan gerakanya. Hatinya tidak tahan mendengar ucapan ali yg terdengar pilu dan menyayat hati itu. Ingin rasanya ia berteriak dan mengatakan' ya aku tidak akan pergi dari mu, aku mencintaimu bahkan sekarang aku telah mengandung buah cinta kita'

Prily mencoba untuk menahan laju air matanya. Hatinya tidak kuat menahan kebohongan ini lebih lama lagi. Ia banyak melukai hati ali bahksn saat ini ia telah membohongi suaminya. Harus kah SEKARANG?? Harus kah ia mengatakannya sekarang!!!

Tidak!!! Ini belum saatnya,, misi ini sudah setengah jalan tanggung jika ia harus mengatakannya sekarang.

Ali meraih tangan prily  mengecupnya dengan lembut. Seolah tangan itu akan rapuh dan hancur berkeping keping jika tidak di perlakuan dengan lembut. Prily memejamkan matanya merasakan sentuhsn lembut dari ali. Sekuat tenaga ia menahan air mata yg siap meluncur.

" aku bukan lelaki sempurna, aku juga bukan lelaki yg pandai merangkai kata. Tapi tidak bisakah kamu melihat kesungguhanku. Apa arti nya aku bagimu, apa arti dari semua yg telah kita lewati selama ini. Tidak kah kamu lihat semua pengorbanam ku. Bisakah kamu melilikiku sepenuhnya seperti kau memiliki seluruh dunia ku " ucap ali lirih, ia tidak mengerti kenapa prily sangat sulit untuk di pahami. Dunianya seolah memberikan jarak serta membangun benteng yg kokoh dan tinggi. Siapapun akan sulit untuk meraihnya. Harus kah ia membentengi tembok tebal untuk suaminya sendiri.

" aku"

" aku hanya ingin bertanya padamu! Apa arti kejujuran bagimu? Apa jujur sangat sulit untuk di ucapkan dan di terapkan dalam dirimu??" tanya ali serius. Ia ingin tahu apa istrinya itu akan jujur atau akan tetap merahasuakan semua itu darinya.

" aku tidak tahu maksudmu, tapi bagiku kejujuran itu sangat sulit dan menyakitkan " jawab prily sambil memalingkan muka nya. Ia tidak mau ali melihat matanya karena pasti ali tahu ia sedang berbohong atau menyembunyikan sesuatu.

" sesulit itu kah mengatakan yg sebenarnya? Apa kamu juga tidak memikirkan kesakitan orang yg telah terbohongi" ali semakin mendesak prily untuk berkata jujur. Prily semakin sulit mengelak, entah kemana ujung pembicaraan ini namun prily sudah merasa pembicaraan ini dalan zona rawan.

" orang akan sulit berkata jujur dan memilih untuk memendamnya sendiri. Hingga tiba saat di mana ia akan mengungkapkan semuanya tanpa ada kebohongan sedikitpun"

" lebih baik jujur meski itu menyakitkan " tegas ali.

" bohong demi kebaikan itu tak apa. Lebih baik menyakitkan di awal namun berbuah manis di akhir" balas prily,

Sudah cukup pembicaraan yg membuatnya tidak nyaman ini. Ia merasa di kejar kejar penjahat saat ali membondong nya dengan pertanyaan2 yg sangat sulit. Prily berjalan meninggalkan ali dalam diam. Ia tidak bermaksud untuk menyakitinya lagi dan lagi. Setiap kali melihat wajah terluka ali membuat hatinya sesak .

" sampai kapan kau menyembunyikan itu semua dariku sayang.. " lirih ali. Ia tidak berniat menyusul prily ia lrbih memilih diam merenung, memikirkan akan seperti apa rumah tangganya tanpa adanya kejujuran di kedua belah pihak.

***

Hari menjelang pagi namun prily enggan untuk beranjak tidur, terlalu banyak pikiran yg membebani pikiranya. Hidupnya terasa rumit dengan masalah yg selalu datang menghampirinya.

" kapan semua ini akan berakhir " gumam prily, ia mengelus perutnya yg masih datar. Mengusap kehidupan yg semakin hari semakin tumbuh lebih besar. Tidak mungkin ia menyembunyikan kehamilan nya lebih lama lagi. Ia benar2 harus bekerja lebih cepat dan membasmi hama yg meraja lela.

" tunggu sampai aku membalas kan dendam dan sakit hati kalian. " lagi prily berkata sendiri. Menahan setiap amarah yg siap meledak. Ia harus mengesampingkan simpatinya demi ego yg menguasi nya. Meski kedua sahabatnya telah membohongi nya ia sejujurnya tak kan bisa marah atau membenci mereka berdua. Karna mereka dia bisa seperti ini, karena mereka selalu menjaga dan melindungi nya tanpa syarat apa pun.

Mereka berbohong mungkin memiliki alasan tersendiri, harusnya ia tidak memaki mereka saat itu. Namun emosinya sedang menguasi nya saat itu.

Prily memejamkan matanya, menyesap setiap hembusan angin yg menerpa wajahnya. Tubuhnya mulai menggigil kedinginan. Entah berapa lama ia berdiam diri di balkon kamarnya. Mungkin sejak pembicaraan yg membuatnya pening.

" sampai kapan kamu akan di sini terus, tidak lihat kah tubuhmu memanggil untuk segera beranjak dan mencari kehangatan "

Ali berucap sambil memeluk tubuh istrinya yg sudah sangat dingin. Hampir 2jam lamanya istrinya itu berdiam diri di balkon sambil menatap langit.

Prily merasa kehangatan yg sesungguhnya ada pada ali. Pelukan serta sentuhan ali lah yg selalu membuatnya hangat.

" aku minta maaf soal perkataan ku tadi, maaf kan aku jika aku terlalu mendesakmu dan membuat kamu tak enak" prily hanya bergumam tak jelas, perlahan tubuhnya mulai melemah tak berdaya. Ali yg merasakan tubuh istrinya melorot dari pelukanya segera menahan agar tubuh prily tidak terjatuh.

Ali panik karena semakin lama semakin lemah, tubuhnya sedingin es.

" sayang,,, sayang" panggil ali. Ia segera mengangkat tubuh mungil prily. Saat melangkah menuju kamar ali mendengar dengkuran halus di lehernya. Ada rasa lega karena prily hanya tertidur. Mungkin ia terlalu lelah .

" sayang kamu selalu membuatku khawati. Kau selalu bisa menghancurkan duniaku dalam sekejap " ali berucap sambil menatap wajah tenang prily. Mengamati seluruh tubuh prily dari ujung kepala hingga kaki. Ali mengernyitkan dahinya kala melihat perubahan bentuk tubuh prily. Terutama bagian dada yg sedikit lebih besar dari biasanya. Ali tersenyum puas, ia pikir itu adalah hasil perbuatanya. Namun ia tidak mengira bahwa perubahan bentuk tubuh prily adalah karena kehamilannya.

" i love you sweetheart" ucap ali. Ia mengecup bibir ranum prily yg selalu menjadi candu baginya. Ia ikut berbaring di samping prily memeluk tubuh dingin prily dan memberi nya kehangatat. Ali tak lupa menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka, memejamkan mata berharap esok akan lebih baik dari hari ini.

Berharap semua beban pikiran istrinya lenyap dan semua masalah pergi menjauh dari hidup mereka.


Gadis BrandalanWhere stories live. Discover now