enyahlah dari hidupku..

180K 4.7K 76
                                    

Ali pov.

Udah di suruh cepet2 berangkat  dari rumah cuma buat ngeliat adegan pertengkaran. Ya ampun sebenernya mom itu sadar ga sih. Yang namanya brandalan ya tetep brandalan ga akan bisa di rubah sampe lebaran monyet jg.

" maaf kan anak tante ya nak ali, dia memang seperti itu. Salah tante jg sih yg selalu mengekang dia. Ya jadi lah seperti ini" ucap tante miranda tak enak.

" tidak apa2 tante ali memaklumi itu ko" jawabku bijak. Pada hal mah iuhhh boro2 deh.

" ya sudah nak ali mau kekantor ya. Mf kalau rianti menyuruhmu ke sini. Dan tante ga enak hati karna km harus melihat pertengkaran kami" tambah tante miranda. Aku sih hanya manggut2 ja. Kasian juga sih sebenernya sama tante miranda. Punya anak satusatunya tapi kelakuan udah kaya preman pasar aja.  Tapi mau apa lg.

" tante ali pamit dulu ya. Masih ada pekerjaan yg ali harus selesaiin di kantor. " pamit ku sopan.

"Ya sudah,hati2 di jalan. Terus salam buat mom dari tante" ucapnya lg.

" ia tan,nanti ali sampe in ke mom. " ujar ku.

Setelah dari rumah tante miranda. Aku segera menuju kantor. Sepanjang jalan aku memikirkan keadaan Prily. No...noo.. Bukan keadaanya tapi apa yg terjadi. Ku perhatikan td saat prily bertengkar dengan mamahnya. Luka itu cukup serius. Terlihat dari darah yg telah mengering di lengan bajunya. Aku penasaran, tak ada luka lembam atau apa pun di wajahnya. Tapi melihat luka di tangannya yg cukup serius.dapat aku simpulkan. Pertama dia di serang musuhnya tiba2 atau dia lengah dan lawannya itu menggoreskan benda tajam ke tangannya. Ya itu dua kemungkinann yg terjadi.

Loh kenapa Aku harus peduli. Sial gadis itu sudah merusak saraf otakku. Buktinya dalam beberapa hari ini fia sudah mampu merusak pikiranku.
Astaga..enyahlah dari hidup ku.... Gadis brandalan. Sampai kapan pun kau tak akan bisa masuk kedalam hidupku.
Tak sampai setengah jam aku tiba di kantor BB GROUP milik dady. Namun sekarang sudah menjadi kantor milikku. Karena dady sibuk mengurus perusahaan yg lainya.

Turun dari mobil ku langkahkan kaki ku menuju lantai 30.dimana itu letak ruang kerjaku sebagai CEO perusahaan ini. Semua karyawan memberi hormat ketika aku melewatinya. Tak jarang para karyawati itu mencuri pandang ke arahku.

" erik,tolong siapkan berkas2 rapat minggu lalu di meja saya" ucapku saat aku telah tiba di depan ruang kerja ku.

Erik dia sekertarisku. Kenapa aku memilih sekertaris cowok daripada cewek. Jangan berpikir negatif dulu aku normal dan aku suka wanita cantik dan sexy. Yuhhhhhhuuuuu.

Jika aku memilih sekertaris cewek. Mereka tidak akan bejerja dengan benar. Yg ada mereka akan selalu memperhatiin gue. Cari2 kesempatan dan lain sebagainya. Kalau masalah itu aku ga setuju. Karena .meski aku menyukai gadis cantik dan sexy. Jika sudah menyangkut urusan kantor itu beda lg.
Sedangkan sekertaris cowok. Mereka hanya akan menjalankan tanpa banyak tanya dan tetek bengek lainnya. Maka dari itu aku lebih memilih cowok sebagai sekertarisku.

" baik,pak ada lg" tanyanya sopan. Ya aku suka cara kerja erik yg cepat dan cekatan. Meski dia sedikit misterius. Dia selalu meminta ijin disaat jam kerja. Entahlah dia mau apa. Tapi aku kadang penasaran dengan apa yg dia kerjakan selain kerjaan kantor ini. Pernah aku dengar dia berbicara di telfon dengan seseorang. Dan yg dia katakan ' baik akan saya k
Laksanakan.' itu kalimat yg aku dengar selebihnya aku tak tahu. Karna aku tak ingin memcampuri urusannya. Selagi dia bisa bekerja dengan baik di kantor ini. Maka aku pun tak akan pernah menanyakan hal tentang pekerjaannta yg lain.

" tidak ada" ucapku. Erik membungkukan tubuhnya saat aku berjalan ke ruangan kerja.

Tak terasa seharian ini aku berkutat dengan benda mati dan berkas2 pekerjaan yg harus aku cek. Saking sibuknya aku melupakan jam makan siangku.

Gadis BrandalanWhere stories live. Discover now