Pengacau

86.7K 2.9K 55
                                    

Selalu memberikan yang terbaik. Love you readers...

Happy reading ya.

Autor POV

Leo baru saja sampai di kediaman orang tua prily yang di bandung. Tadi saat dia akan berkunjung kerumah prily tanpa sengaja ia bertemu dengan martin di tengah jalan. Martin bilang jika prily dan ali sedang berkunjung ke rumah orang tuanya.

Leo yang memang juga merindukan orang tua prily pun segera menyusul ke bandung. Tapi yang membuat leo heran edrik tiba2 saja muncul dan mengatakan jika ia juga akan ikut menyusul bosnya yang sudah membuat dia tersiksa akan pekerjaan sialan itu. Untung saja edrik manusia yang masih memiliki jiwa malaikat. Jika tidak bisa di bayangkan kerugian seperti apa yang akan di dapat oleh keluarga widura dan prasetyo.

Dan pada akhirnya mereka bertiga meluncur kebandung dengan kendaraan masing2

" leo akhirnya kamu datang juga, mamah sangat merindukanmu. Kalian" wajah senang rianti berubah saat melihat dua sahabat prily. Siapa lagi kalau bukan edrik dan martin.

" ya mah mereka ada urusan yang tidak bisa mereka tunda denga ali. Ya sudah leo mengajak mereka saja ke sini" tutur leo.

" sore tante, " sapa mereka berbarengan. Rianti hanya menjawab sekenanya. Ia masih tidak suka dengan Mereka berdua.

" ayo sayang masuk, papah ada di dalem lagi ngobrol sama orang tua ali" ajak rianti. Leo mengangguk, tapi tidak dengan edrik dan martin. Mereka tidak tahu rianti juga mengajak mereka atau tidak.

" kami tante", tanya martin bingung. Rianti mengangguk dan berlalu sambil menggandeng tangan leo. Lelaki tampan yang sudah ia anggap sebagai anak nya sendiri. Lelaki malang yang harus di tinggalkan orang tuanya dengan tragis. Rianti meringis saat menggingat kejadian masa itu. Hatinya tersayat kala mendengar tangisan pilu dari leo.

" pah, coba lihat siapa yang datang" seru rianti. Widura yang memang sedang asik mengobrol dengan prasetyo dan miranda akhirnya mengalihkan pandanganya. Sedikit terkejut namun Ia lantas berdiri dan memberikan pelukan hangat untuk leo. Pelukan sarat akan kerinduan yang begitu besar

" apa kabar pah" sapa leo. Sambil balas memeluk widura. Pria paruh baya yang sudah dia anggap sebagai ayahnya sendiri. Karna dari mereka lah ia bisa tegar menghadapi kenyataan. Mereka pula yg membuat leo tegar dan mampu berdiri sendiri seperti sekarang ini. Ya mereka adalah penyemangat hidup nya.

" baik, papah baik. " jawab widura. Suatu kebahagiaan tersendiri melihat leo kini telah tumbuh menjadi lelaki gagah dan taman seperti ini. Widura memang sempat meragukan keinginan leo untuk mengenyam pendidikan di luar negri dan menetap di sana. Bukan apa tapi ia merasa takut jika sesuatu terjadi di sana dan ia tidak bisa berbuat apa2. Cukun hanya orang tua nya saja. Jangan anaknya juga.

" oh ya,, kenalin ini om prasetyo dan tante miranda orang tua dari suami prily " jelas widura sesaat setelah melepas pelukanya. Leo berjabatan tangan dan saling mengenalkan nama masing2.

" erik kau ikut juga" tanya prasetyo, leo mengeryitkan dahinya saat prasetyo menyebut nama edrik dengan erik. Bukankah nama nya edrik lalu kenapa prasetyo memanggilnya dengan sebutan erik?

" edrik, om. Dia ada perlu sama ali katanya tenrang pekerjaan" leo membenarkan.

" ya sispapun itu tapi apa tidak bisa di selesaikan atau di tunda terlebih dahulu. Ali saat ini sedang berlibur dan jangan membawa2 pekerjaan ke sini" tegas prasetyo.

" maaf om tapi ini penting, saya sudah berusaha untuk menghandel semuanya tapi ada satu proyek yang memang tidak dapat di wakilkan" dusta edrik. Dia pikir bosnya saja yang pengen liburan dia juga mau. Dan dia siap menjadi pengacau di sini. Pikir edrik

Gadis BrandalanWhere stories live. Discover now