32. Sugar Daddy

50.2K 4.6K 723
                                    

‼️UDAH DIBILANG JANGAN NGOMONG KASAR TUH JANGAN‼️ ATAU MAU JADI SALAH SATU ORANG YANG AKU BLOKIR ⁉️

ISTRI GUS AMAR NIH

ISTRI GUS AMAR NIH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===

"Udah?"

"Udah, Om."

Afifah memegang erat baju Gus Amar di bagian pinggang saat sore ini mereka berdua akan pergi ke supermarket menggunakan motor untuk membeli keperluan masing-masing yang telah habis.

Gus Amar mulai melajukan kendaraannya menuju gerbang keluar-masuk pondok bersama wanita kesayangannya secara hati-hati. Detik ini pula ia menyakini jika manusia takkan pernah bisa menghitung nikmat yang telah diberikan sebab saking banyaknya.

Nikmat yang tengah Gus Amar rasakan saat ini pun sama saja, takkan bisa dihitung sebab kedamaian dan ketentraman rumah tangga tak ada seorang pun yang dapat dan mampu membelinya dengan harga berapa pun itu selain karena adanya rahmat Allah-nya yang maha luas.

"Sering-sering ajak Fifah jalan-jalan ya? Biar Fifah senang, heheh," pinta Afifah sambil mengalungkan tangan ke perut suaminya saat motor mereka sudah mulai keluar dari pondok.

Gus Amar mengelus-elus lembut punggung tangan istrinya setelah ia  memindahkan tangan kirinya dari stang. "Iya, tapi Fifah tau kan kalo di Dunia ini gak ada yang gratis?"

"Ya kan, uang Om barengan sama Fifah. Gimana bayarnya coba? Masa bayar diri sendiri," ujar Afifah sambil sedikit menyilangkan kakinya agar angin tak menyingkap sarungnya dengan leluasa.

Gus Amar tampak berpikir walau jawaban yang akan diberikan sudah siap sejak tadi.

"Eum gini aja, aku ajak Fifah jalan-jalan kalo ada waktu senggang. Sementara Fifah  sering-sering ajak aku ke Surga. Gimana? Setuju?"

"Di dunia mana ada Surga. Gak ada!"

"Adaaa,"

"Surga adanya di akhirat,"

"Ah ya-ya, kupikir di atas ranjang juga termasuk," Gus Amar berdecak sambil mengangguk-anggukkan kepala.

Spontan tangan Afifah yang tadi melilit diperutnya dilepaskan. "Jangan-jangan Om hyper ya?"

Dengan raut wajah sedikit geli, Afifah menodongkan pertanyaan itu pada Gus Amar yang sepertinya sangat butuh pengobatan serius akan kejiwaan. Otak pria itu tak tertolong lagi dalam masalah ini.

Gus Amar terkekeh sebagai pengawalan. Ia tak mau menanggapi serius tuduhan istrinya yang lebih condong ke menghina daripada sekedar ingin mengetahui kenyataannya.

"Nggak sih. Tapi Demi Allah, selama 27 tahun hidup dan nahan diri sampai akhirnya terlepaskan hasratnya tuh beuh, ck, mantap sekali rasanya pemirsa. Gak bisa dijelasin seberapa enaknya, tapi jujur enak banget," terang Gus Amar tentang apa yang ia rasakan tanpa kebohongan sedikit pun. "Gimana kalo Fifah sendiri? Enak?"

Ning Kecilku √ (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang