BAB 8

29 6 0
                                    

Setelah menyanyikan beberapa lagu wajib nasional dan daerah, tibalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh para murid baru, yaitu pengenalan sekaligus seleksi ekstrakurikuler. Setiap tahunnya, ekstrakurikuler yang paling banyak peminat adalah OSIS dan KIR, karena dua ekstrakurikuler tersebut merupakan tiket menuju kelas favorit.

“Pengenalan Ekstrakurikuler sekolah akan dibuka dengan OSIS yang merupakan salah satu tiket menuju kelas favorit. Sebelum itu, izinkan kami memperkenalkan OSIS SMA Cahaya Banua yang berbeda dari OSIS sekolah lainnya. Bedanya apa, sih, Kak Khaidir?”

“OSIS di SMA Cahaya Banua memiliki sistem seleksi terbuka. Angkatan sebelumnya yaitu kelas sebelas bertugas untuk memilih bibit penerusnya untuk menjalankan sistem estafet kepemimpinan. Jadi tidak ada sistem pemilihan ketua OSIS, karena angkatan kelas sepuluh yang terpilih menjadi wakil, otomatis akan menerima jabatan ketua dari ketua sebelumnya saat dia naik kelas dua belas atau pensiun.

Begitu juga dengan tim inti yang terdiri dari sekretaris dan bendahara. Wakil mereka yang merupakan anak kelas sepuluh akan menerima posisi sekretaris dan bendahara saat mereka naik kelas sebelas. Lalu bagaimana cara pemilihan wakil ketua tersebut? Sebelum itu kalian wajib tahu kalau hanya ada lima belas murid yang diterima pada setiap angkatan. Jadi, jangan sampai salah memilih divisi yang kalian inginkan. Divisinya apa saja, Kak Mihda?”

Dili bergegas mengambil buku dan pena untuk menulis tentang divisi OSIS yang dibacakan oleh Mihda. Tiga tim inti yaitu ketua, sekretaris, dan bendahara, mereka akan didampingi oleh tiga angkatan baru yang bertugas sebagai wakil para tim inti.

Dua belas Divisi yaitu Divisi Pendidikan, Divisi Kesehatan, Divisi Sosial, Divisi Agama, Divisi Teknologi, Divisi Kesenian, Divisi Sastra, Divisi Kedisiplinan, Divisi Acara, Divisi Keamanan, Divisi Kesekretariatan, dan Divisi Budaya. Hanya ada dua anggota di tiap divisi, salah satunya adalah pengurus senior dan satunya lagi adalah pengurus junior yang dilatih untuk menggantikan senior mereka.

“Rama, ayo bersaing untuk posisi ketua,” ajak Satria setengah berbisik, dan disambut ekspresi sinis oleh pihak bersangkutan.

“Yang kalah harus mengundurkan diri dari seleksi kelas favorit,” pinta Rama yang disambut jabatan tangan dari Satria.

Terlahir dengan sifat kepemimpinan, tak lantas membuat Dili memutuskan untuk memilih jabatan sebagai ketua OSIS. Kesukaannya akan menulis adalah alasan dia memilih posisi sekretaris.

Setengah jam berlalu sejak Khaidir dan Mihda menjelaskan tentang OSIS beserta tugas tiap divisi. Tibalah saatnya seleksi tahap pertama yaitu penyisihan salah satu kelompok yang memiliki nilai paling rendah selama MOS hari pertama. Dengan berat hati para anggota kelompok dua menerima kekalahan mereka.

“Tahap kedua adalah hak istimewa. Setiap bina damping akan mengusulkan tiga nama anggota terbaik di kelompoknya. Kami berikan waktu lima belas menit dari sekarang.” Masih dipandu oleh Khaidir dan Mihda, proses seleksi yang terdiri dari beberapa tahapan berhasil membuat jantung para murid baru berdetak kencang.

Setelah waktu yang ditentukan habis, Mihda dan Khaidir mempersilakan setiap bina damping mengumumkan tiga nama pilihan mereka. Para peserta MOS yang namanya dipanggil langsung naik ke panggung untuk menerima formulir pendaftaran anggota OSIS.

“Sudah kubilang berkali-kali, kamu bukan saingan yang pantas untukku,” ledek Rama saat mendengar nama Satria tidak disebutkan sebagai perwakilan kelompok sembilan. Dili justru merasa ada yang aneh saat sekilas melihat sebuah senyuman terbit di wajah Satria.

Untuk apa dia menantang Rama dengan percaya diri bahkan mempertaruhkan seleksi kelas favorit jika akhirnya dia mengalah? Hubungan kakak adik angkat yang satu ini memang agak membingungkan, jauh berbeda dengan hubungan Dili dan Lana yang seperti adik kakak sungguhan.

Good Generation (TERBIT✓)Where stories live. Discover now