BAB 12

28 7 0
                                    

Lana yang baru keluar dari toilet, melihat Rama mengendap-endap menuju Aula, dia bergegas mengikuti karena mengira Rama ingin membolos dari sesi materi kepemimpinan yang sebentar lagi akan dimulai.

Di luar dugaan, Rama tidak masuk ke Aula melainkan hanya terdiam di samping pintu, matanya tertuju ke dalam Aula seakan sedang mengawasi. Dia berdiri kaku saat Lana menyentuh pundaknya, di saat bersamaan Lana menyadari kalau tubuh Rama sedikit gemetar.

“Tertangkap,” bisik Lana sambil memegang erat kedua tangan Rama agar dia tidak bisa berbuat apa-apa. Rama merasa lega karena yang menangkap adalah manusia, padahal tadinya dia sudah sangat tegang karena ketakutan. Sebelum Lana membawanya pergi dari sana, Rama berbalik dan mengatakan bahwa Dili ada di dalam bersama Satria. Hanya saja penjelasan singkat Rama kurang jelas, sehingga menumbuhkan kesalahpahaman.

Lana berlari ke dalam Aula sambil berteriak memanggil nama Dili. Sejurus kemudian, Dili dan Satria muncul dari balik panggung. Lana menarik tangan Dili dan membawanya kembali ke lapangan utama, diiringi Rama yang berwajah riang seakan berhasil menangkap penjahat, dan Satria yang berwajah cemas.

Suasana hening di lapangan utama semakin mencekam menyambut kedatangan mereka berempat. Rasa takut yang sedari tadi menguasai para peserta dan panitia LDK berubah menjadi lega melihat keadaan Dili dan yang lainnya baik-baik saja. Berbeda halnya dengan perasaan Lana yang tidak tenang karena sedang salah paham.

“Coba jelaskan apa yang sedang terjadi!” ucap Lana memecah keheningan. Matanya menatap ke segala arah, lalu berhenti tepat di arah Khaidir. Tidak di sangka olehnya akan ada kejadian di luar rencana yang telah mereka sepakati. Acara Api Unggun harusnya berjalan santai di tengah lapangan, tapi baru sebentar dia tinggalkan untuk pergi ke toilet, malah ada tiga peserta yang berada di luar lapangan.

Dia sempat menyangka ada sejenis tantangan aneh yang diberikan panitia kepada peserta untuk menguji keberanian, yaitu dengan memasuki ruangan yang gelap. Padahal hal seperti itu hanya diperbolehkan saat sesi Uji Nyali tengah malam nanti, itu pun di tempat yang setidaknya ada sedikit cahaya dan dalam pengawasan panitia.

Meskipun akrab dengan Ketua OSIS, Khaidir yang merupakan penanggung jawab acara tidak boleh melakukan perubahan rencana atau melanggar aturan yang sudah mereka sepakati saat rapat akhir tanpa persetujuan dari Ketua OSIS, Apalagi Lana adalah tipe orang yang tidak suka dengan improvisasi atau perubahan mendadak.

“Saat kamu pergi, lampu Aula tiba-tiba berkedip padahal semua orang ada di lapangan. Kami ketakutan sampai tidak menyadari bahwa mereka bertiga menghilang.” Penjelasan Khaidir diiringi anggukan dan pembenaran dari para panitia. Tetapi Lana justru kecewa dengan sikap mereka yang tidak bergegas mencari para peserta yang hilang.

“Kenapa tidak ada yang mencari mereka? Bagaimana kalau terjadi hal buruk, apakah kalian mau bertanggung jawab?” bentak Lana menumpahkan segala kekecewaannya. Dia diliputi rasa khawatir mengingat Dili pernah mengalami hal buruk saat MOS.

“Ini salah saya, Kak. Melihat lampu Aula yang berkedip membuat saya takut kalau terjadi korsleting arus listrik yang bisa membahayakan kita semua, karena itu saya berniat untuk mengeceknya. Tapi karena terpengaruh cerita horor yang baru diceritakan, saya takut pergi sendiri jadi mengajak Dili untuk menemani, kebetulan hanya dia yang terlihat penasaran di saat yang lainnya ketakutan.”

Dili ingin menyela karena tidak terima dengan kebohongan Satria untuk melindunginya, padahal sebenarnya Dililah yang mengajak Satria mengecek keadaan di Aula, tapi Satria menyenggol lengannya untuk memberikan isyarat agar Dili tidak memperpanjang masalah.

“Jadi lampunya rusak? Kenapa saat saya di sana lampunya sudah berhenti berkedip, kamu sudah memperbaikinya?”

“Saat kami cek, tidak ada kerusakan. Mungkin ada tikus yang berkeliaran di sekitar gudang dan tidak sengaja melewati sakelar lampu sehingga lampunya berkedip.”

Good Generation (TERBIT✓)Kde žijí příběhy. Začni objevovat