BAB 20

20 7 0
                                    

Dilia Anastasya

Banyak hal yang terjadi dalam beberapa hari ini, sampai-sampai aku melupakan hari pergantian usia. Ya, kemarin aku genap berusia lima belas tahun, tepatnya pada tanggal 14 Agustus yang juga merupakan Hari Pramuka. Aku menghabiskan waktu seharian semalaman di hutan, di tambah lagi misi kedua yang mendapat campur tangan dari orang luar secara tidak terduga.

Mungkin karena terlalu banyak hal yang terjadi, Kiya lupa tentang hari ulang tahunku. Begitu juga kak Lana yang mungkin sangat lelah akibat kesibukannya sejak MOS. Kado ulang tahun dari ibuku yang biasa aku terima setiap tahunnya pun tidak ada, begitu juga telepon dari orang tua angkatku, bahkan tidak ada upacara memperingati Hari Pramuka padahal aku sedang berada di kegiatan Pramuka.

Tentu saja aku tidak merasa sedih saat itu karena aku memang benar-benar lupa. Ulang tahun kali ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, biasanya aku akan menghabiskan waktu bersama dengan keluarga angkatku untuk merayakannya. Kami juga membuat kemah di halaman belakang rumah mereka yang luas serta banyak pepohonan. Suasana di perumahan memang lebih tenang dari pada suasana di sekitar rumahku yang dekat jalan raya.

Bukan hanya mendirikan tenda, kami juga membuat api unggun kecil, lalu memanggang sosis di atasnya. Bernyanyi bersama, berbagi cerita horor, dan memainkan beberapa permainan. Ka Lana yang biasa kalah, bukan karena dia lemah, justru dia yang paling hebat di antara kami, dia sengaja mengalah untuk membuat adik-adiknya senang, dan rela dihukum apa saja.

Tenda itu cukup besar sehingga kami berlima bisa tidur bersama di dalamnya, tapi biasanya kami akan tidur larut malam karena menunggu pergantian tanggal menuju ulang tahunku. Puncaknya adalah saling menyuapi kue ulang tahun dan menerbangkan balon yang berisi kertas bertuliskan harapan kami semua, lalu ibu angkatku akan menyerahkan kado ulang tahun titipan ibuku. Aku sungguh beruntung menjadi anak angkat dari keluarga sehangat itu.

Hari spesialku berlalu begitu saja, dan pikiranku masih teralihkan oleh kejadian aneh yang kini ada di depan mata. Aku dan Rama menemukan orang misterius di dalam lubang tersembunyi di tengah hutan. Dia bukan panitia maupun peserta kegiatan Pramuka kami, tapi penduduk daerah yang kini menjadi penanggung jawab tempat kegiatan juga mengaku tidak mengenalinya.

Setengah jam berlalu sejak dia kami bawa ke posko utama, dan sampai sekarang masih belum sadarkan diri meski lukanya telah diobati. Rumah sakit daerah cukup jauh dari tempat kegiatan ini sehingga ambulans tak kunjung sampai. Aku sangat penasaran, dan berharap dia siuman sebelum dimasukkan ke ambulans agar aku bisa menanyakan tentang perkiraanku yang bisa saja keliru, aku merasa orang ini disakiti oleh orang lain, tapi hanya dia yang tahu bagaimana kejadian sebenarnya.

Semua peserta telah dikumpulkan di area posko utama, termasuk anggota-anggota yang hilang sehingga membuat kami menjalani misi kedua untuk mencari mereka. Ternyata mereka dalam kondisi yang kurang sehat sehingga sulit untuk mencapai posko utama dalam waktu yang singkat, dan beberapa penolong mereka juga ikut terlambat.

Tidak ada satu pun yang terluka parah atau mengalami kejadian buruk selama misi bertahan hidup, hanya luka kecil seperti tergores duri pada tumbuhan, keseleo akibat tergelincir, atau demam karena menghadapi cuaca yang terlalu dingin bagi tubuh mereka. Semuanya sudah mendapatkan perawatan di posko kesehatan, dan diberi obat pereda nyeri.

Meski berada dalam suasana yang kurang baik, pelantikan tetap di lakukan. 25 peserta terpilih, maju secara bergantian untuk menerima lambang khusus Anggota Pramuka SMA Cahaya Banua. Aku melirik Kiya yang berada di barisan sebelah, kami saling melemparkan senyum sebagai bentuk ucapan selamat.

Samar aku mendengar sebuah lagu dinyanyikan, semakin lama semakin jelas karena ikut dinyanyikan oleh banyak orang, sebuah lagu yang aku kenal dan berhasil membuatku menitikkan air mata. Teman-teman yang tadinya berbaris rapi, kini membentuk sebuah lingkaran mengelilingiku.

Good Generation (TERBIT✓)Where stories live. Discover now