Chapter 57

2.3K 223 52
                                    

Breathe chapter 57

Warning! Gs for uke/shou

Crossover

All Chara are belongs to MXTX-sama


****

" Zewu-Jun, ini adalah mayat Chifeng-Zun kan ? "

Lan Xichen sedikit tersentak mendengar ucapan adik iparnya. Dia tidak cukup yakin, tapi sebagai orang yang berteman sejak lama dan bahkan menjadi saudara sumpah dengan mantan pemimpin sekte Nie itu, tentu saja Lan Xichen mengenali ciri-cirinya. Mulai dari tinggi badan, bentuk jari tangan, sampai cara dia memegang pedang Lan Xichen mengetahuinya.

" Kau tidak ingin menjawabnya ? Itu artinya tebakan ku benar kan ? " Wei Wuxian kembali bertanya.

Lan Xichen dapat merasaka tatapan tajam yang di layangkan wanita itu padanya saat dia berbicara. Lan Xichen memang tidak bisa menjawabnya, ragu lebih tepatnya. Dia melihat sendiri bagaimana kematian menjemput saudara tersumpahnya, dan dia juga melihat sendiri bagaimana akhirnya tubuh yang terbujur kaku itu di masukan kedalam peti bersamaan dengan pedangnya sebelum menguburnya. Jadi Lan Xichen sedikit ragu mayat ini adalah dia.

" Ada banyak orang yang memiliki ciri fisik sama dengannya. Tapi aku dapat memastikan ini bukan dia, aku melihat sendiri bagaimana dia dikuburkan bersama dengan pedangnya oleh Nie Huaisang di bukit batu. " Lan Xichen mencoba tersenyum saat menjawabnya.

Benar ini bukan dia, tubuh ini bukan miliknya. Da-Ge tidak mungkin memiliki tubuh yang bahkan terpotong-potong hingga kejiwanya. Lan Xichen meyakini hatinya.

Tangannya kemudian mengambil sebuah potongan tubuh lainnya disana. Lan Xichen menatapnya cukup lama. Jari tangan itu masih tertekuk seolah keras kepala tidak ingin melepaskan senjatanya. Lan Xichen tidak bodoh untuk tidak mengenalinya. Pria itu kemudian mengusap pelan ibu jari disana seolah menenangkan amarahnya. Itu percuma, jari-jari itu tetap kaku membentuk setengah kepalan.

Tanpa pria itu sadari Wei Wuxian memperhatikannya. Cara dia mengusap pelan ibu jari disana bukanlah seperti mengusap abu atau kotoran lain yang menempel. Itu lebih seperti untuk menenangkan seseorang. Shijie nya dulu sering melakukan itu saat Wei Wuxian terpancing amarahnya. Menepuk punggung tangannya yang akan mengambil Chenqing di pinggang, dan kemudian tersenyum lembut pada Wei Wuxian.

Itu selalu efektif meredakan amarahnya setiap kali dilakukan. Meskipun tidak sepenuhnya hilang, tapi setidaknya melihat senyuman Shijie nya dulu yang menenangkan, membuat Wei Wuxian merasa tenang dan tidak sendirian.

Dia jadi ingat pernah memukul wajah Jin Zixuan karena membuat Shijie nya menangis saat itu. Itu terjadi saat kampanye sunshot. Karena banyak sekali orang-orang sipil yang menjadi korban, sekte-sekte yang tergabung dalam aliansi membunuh Wen Ruohan memutuskan untuk membuat tenda-tenda darurat untuk pengungsian.

Tenda-tenda itu juga ditunjukan sebagai posko kesehatan bagi prajurit yang terluka. Jiang Yanli dan Wei Wuxian termasuk dalam pengungsi dan juga relawan disana. Jiang Yanli bahkan tidak segan menyingsingkan lengan jubahnya dan ikut turun langsung membantu memasak untuk semuanya.

Tenda mereka kebetulan berada di sekitaran JinLing Tai, tentu saja ada Jin Zixuan disana. Pria itu jujur saja selalu membuat Wei Wuxian kesal. Dan puncaknya adalah saat Jiang Yanli membawakan sup teratai untuk Jin Zixuan.

Dia baru saja terluka karena peperangan, Jiang Yanli bermaksud untuk membantunya tapi alih-alih terima kasih yang didapat, Jin Zixuan malah mengusirnya. Menangkis dengan kasar mangkuk sup yang di tawarkan sebelum memakinya. Jiang Yanli menangis bukan hanya karena dia merasa terluka, tapi dia juga merasa terhina. Itu salah satu jenis penghinaan yang paling Jiang Yanli tidak bisa terima. Dia dihardik oleh pria yang dicintainya, lebih jauh orang itu juga menghina kedua adiknya.

BreatheWhere stories live. Discover now