Chapter 44

1.8K 251 7
                                    

Breathe chapter 44

Warning! Gs for uke/shou

Crossover

All Chara are belongs to MXTX-sama






***

Keesokan paginya Lan Wangji dan Wei Wuxian berangkat kembali ke bukit XingLu untuk penyelidikan. Setelah mendengar cerita Nie Huaisang kemarin, Wei Wuxian sangat yakin jika makhluk yang menarik nya itu masih berada didalam. Atau setidaknya, tubuh yang menjadi inangnya masih terkubur di dalam.

Wei Wuxian memang sangat meyakini jika makhluk yang menarik nya itu tidaklah memiliki wujud padat seperti iblis-iblis lainnya. Saat menculik Wei Wuxian, makhluk itu tidak sekalipun menampakan wujudnya, hanya suaranya saja yang terus bergema. Kemungkinan makhluk itu sedang bersembunyi untuk mengembalikan kekuatannya, namun siapa sangka orang yang dipilihnya menjadi inang malah mati dan mayatnya terkubur di dalam dinding aula saber Sekte Nie.

Makhluk itu pasti tidak bisa keluar karena terjebak oleh tekanan yang terus diberikan oleh roh-roh sabre yang ada di sana. Lalu secara kebetulan Jin Ling datang ketempat dan meledakan dinding luar. Makhluk itu mungkin berpikir akan menjadikan Jin Ling sebagai inang, tapi makhluk itu lalu malah bertemu dengan Wei Wuxian yang sudah lama menjadi incaran.

Yang masih membuat Wei Wuxian penasaran, mengapa tempat dia dan Jin Ling terkubur itu berada tepat bersebelahan ? Jika Jin Ling dimaksudkan untuk menggantikan mayat yang hilang, itu seharusnya berada di sekitaran dinding yang anak itu ledakan kan ? Dan lagi semalam lengan iblis yang Lan Wangji bawa terus saja bereaksi dengan gila yang membuat mereka berdua harus bekerja ekstra untuk menenangkannya semalaman.

Lan Wangji berkata jika lengan itu bertingkah dengan gila pasti karena tanda kutukan yang ada di tubuh Wei Wuxian. Makanya mereka datang lagi ke bukit XingLu untuk menemukan bagian lain dari dua lengan itu dan juga makhluk aneh yang menariknya.

Saat mereka sampai di bukit XingLu, Wei Wuxian melihat Nie Huaisang beserta beberapa murid sektenya sedang merapihkan beberapa peralatan. Sepertinya dia sedang menambal dinding yang kemarin Lan Wangji hancurkan untuk mengeluarkan Wei Wuxian. Dinding itu sudah terlihat seperti semula sekarang.

" Nie Zongzhu, kau sedang membangun dinding ? " Tanya Wei Wuxian seraya menghampiri Nie Huaisang.

Nie Huaisang yang tengah menyeka keringatnya terlonjak kaget seraya membalikan badan.
" Ka-ka-kalian ? "

Wei Wuxian menarik senyum manisnya sambil kemudian meraih kedua lengan Nie Huaisang seraya berbicara dengan penuh nada empati dan rasa malu.

" Aku benar-benar minta maaf sebelumnya, tapi sepertinya kau harus membangun lagi dinding ini setelah kami menghancurkannya. "

" Ya, ya tidak apa.. EH! APA ? "

" Ahahaha, tidak apa-apa, Hanguang-Jun akan menggantikan ongkos pembangunannya, benar kan ? " Wei Wuxian menjawab sambil menoleh kearah Lan Wangji yang hanya dibalas dengan gumaman dan anggukan.

Pria itu kemudian menarik Bichen dari pinggangnya, dan menghunuskan pedang itu tepat di depan dinding yang baru saja selesai di bangun kembali oleh Nie Huaisang dan beberapa murid sektenya.

Nie Huaisang yang melihat dinding bata yang baru selesai dia bangun itu hancur kembali hanya memandangnya  kaget dengan mulut yang terbuka. Wei Wuxian bahkan sudah tidak peduli lagi, dia terus saja merobohkan sisa-sisa batu bata yang Lan Wangji hancurkan demi membuat lubangnya lebih lebar. Ahh, menghancurkan memang selalu lebih mudah dari memperbaikinya. Nie Huaisang butuh waktu sekitar dua jam untuk membangun kembali dinding di sana, tapi Wei Wuxian hanya butuh waktu hitungan detik untuk menghancurkan semuanya.

BreatheWhere stories live. Discover now