Chapter 22

2.6K 333 35
                                    

Breathe Chapter 22

Warning !! Gs for uke/Shou

All Characther belongs to MXTX-sama and Meatbun-Sama











***

Wei Wuxian tidak sadar jika dirinya sudah berpindah tempat sekarang. Gadis itu tadi sempat merasakan cahaya putih yang sekejap melintas di matanya. Ia pikir mungkin itu efek racun mayat yang tadi masuk ke tubuhnya.

Wei Wuxian mengerjapkan matanya sejenak, hingga akhirnya gadis itu sadar jika dia tidak berada di tempat yang sama.

Tidak ada Chu Wanning di hadapannya, dan...


Ya tuhan, apa dia baru saja melakukan empati ? Tapi mengapa tubuh fisiknya juga ikut ?

Wei Wuxian berpikir sejenak. Bisa jadi sekarang dia memang sedang melakukan empati, tidak tidak! Bukan empati, empati hanya akan membawa jiwa Wei Wuxian untuk merasakan segala ingatan masa lalu dari arwah yang di ajaknya berkomunikasi. Biasanya Wei Wuxian melakukan hal ini jika hantu atau arwah yang di ajaknya berkomunikasi tidak bisa berbicara, atau kehilangan anggota pengecap dan tenggorokan mereka. Dan tentu saja Wei Wuxian mengijinkannya.

Tapi ini bahkan baru pertama kalinya Wei Wuxian dengan tubuh fisiknya tertarik dalam sebuah empati. Wei Wuxian kemudian berjalan pelan sambil memperhatikan sekitarnya.

Tidak salah lagi, wilayah ini sama dengan tempatnya tadi. Namun dengan bangunan kuil yang masih utuh, Wei Wuxian jadi penasaran dewa mana yang di sembah dalam kuil ini.

Bangunan ini ternyata cukup besar. Wei Wuxian kemudian berjalan kearah depan, dia ingin melihat keseluruhan tulisan di plakat yang dia lihat tadi. Belum lama berjalan, Wei Wuxian mendengar suara tawa anak kecil yang cukup banyak. Suara-suara itu seakan bersahutan dan datang dari arah sebaliknya yang Wei Wuxian ambil tadi. Penasaran, gadis itu pun kemudian berlari menuju suara itu.

Suara itu menuju taman belakang Kuil, taman ini tidak terlalu besar, tapi banyak pohon maple yang tertanam di sekitarnya. Wei Wuxian melihat anak-anak itu sedang tertawa sambil memainkan daun-daun yang berjatuhan terbang disana. Sebagian ada yang memarahi mereka sambil memegang sapu.

Ah, sepertinya mereka sedang membersihkan kuil di musim gugur. Wei Wuxian juga terkadang suka melakukannya di kuil sang ibu, jika sedang dalam misi. Wei Wuxian tersenyum melihat pemandangan itu, dia baru saja akan mendekat sampai dirinya seperti tertarik oleh sesuatu.

Pemandangan di depannya berganti, jika tadi suasana siang yang damai dengan pohon maple yang berguguran. Kali ini malam dengan bulan yang bersinar.

Wei Wuxian kemudian mendengar sesuatu dari arah belakang tempat berdirinya tadi. Wei Wuxian berjalan mengendap, disana Wei Wuxian melihat seseorang, tidak seperti ada tiga, tapi apa itu. Itu bukan manusia, tidak ada manusia yang mempunyai semacam antena di atas kepalanya.

" Hei, apa ... " Wei Wuxian baru saja akan mengintrupsi ketiga makhluk itu sampai mulutnya di tutup rapat oleh seseorang di belakangnya.

Wei Wuxian membulatkan matanya kala melihat ketiga sosok itu menuangkan isi dari tong besar yang mereka bawa. Benda itu berwarna kehitaman dan seperti pasir. Ini bahan peledak, jadi mereka yang membakar kuil ini.

Setelahnya, salah satu dari makhluk itu terlihat melompat keudara dan dua buah sayap besar terbentang dari punggungnya.

Sayap itu mengepak keras dan membuat tumpukan bubuk yang tadi di tuangkan menyebar dengan cepat keseluruh kuil. Salah seorang disana yang seperti manusia, kemudian menyalakan mantra api dan melemparkannya ke arah kuil yang sekarang tertutupi oleh angin dan bubuk peledak.



BreatheWhere stories live. Discover now