Chapter 42

2K 251 25
                                    

Breathe chapter 42

Warning! Gs for uke/shou

Crossover

All Chara are belongs to MXTX-sama






***

Lan Wangji memasuki kamar penginapan dengan seseorang wanita paruh baya disampingnya. Itu istri dari tabib tadi sepertinya, dia hanya menemukan satu wanita paruh baya di depan penginapan. Wanita itu terlihat membawa buntalan cukup besar, mungkin itu peralatan dan obat-obatan yang tadi tabib itu sebutkan.

Xie Lian tadi sedang menghitung barang rongsokan yang dia dapatkan cukup terkejut saat mendapati Lan Wangji menghampirinya di depan. Pria itu kemudian bertanya pada Xie Lian apakah dia mengenal tabib dengan ciri-ciri yang di sebutkan. Xie Lian berpikir sejenak, ini pasti hanya alasan suaminya untuk mengusir Lan Wangji keluar. Dia pasti ingin berbicara empat mata dengan Wei Wuxian mengenai apa yang ditemui putrinya itu saat berada di Bukit XingLu bersama Lan Wangji.

Pasalnya, saat dia dan Hua Cheng sedang mengawasi Wei Wuxian seperti biasa, pantulan gambar yang mereka saksikan tiba-tiba buyar dan kemudian menghitam. Setelah beberapa saat layar yang merupakan cermin perak besar itu kembali menampakan gambar berupa Wei Wuxian yang sedang diikat oleh Zidian.

Xie Lian sangat memahami gelagat suaminya, pasti dia mengetahui suatu hal dari sana namun belum yakin akan kebenarannya. Makanya pria itu mengusir Lan Wangji agar mendapatkan jawaban dari putrinya.

" Kau sudah kembali ? " ucap Hua Cheng sambil melirikan matanya sekilas pada dua sosok yang berada di depan pintu kamar.

" Apa dia baik-baik saja ? " Lan Wangji balas bertanya. Nada yang di keluarkan tabib itu sangat berbeda dari yang sebelumnya, sangat serius dan juga terselip semacam kemarahan di dalam nadanya. Ini membuat Lan Wangji khawatir jujur saja.

Hua Cheng menarik nafas sebelum menjelaskan.

" Bisa dibilang baik, bisa juga tidak. Kau lihat ini, "

Lan Wangji mendekat saat Hua Cheng membalik telapak tangan Wei Wuxian. Riak matanya sedikit bergetar menandakan pria itu terkejut dengan apa yang dilihat. Disana, tangan Wei Wuxian kembali ternodai oleh titik kehitaman meskipun tidak besar. Namun tetap saja itu membuat Lan Wangji terkejut karenanya, bukankah tadi dia sudah menekan kutukan itu hingga tanda dilengannya menghilang ?

" Tidak ada yang salah dengan tubuhnya, tapi ini mengikat pada hatinya. Kau harus menemukan sumber kutukannya jika mau menghilangkan ini sepenuhnya. Dan juga, " Hua Cheng menggantungkan ucapannya, bimbang antara dia harus mengatakannya atau tidak.

Lan Wangji gemas sendiri saat mendengar nada menggantung yang tabib itu katakan. Pria itu hampir saja melepaskan Bichen ke leher si tabib, jika saja pria tua itu tidak melanjutkan ucapannya.

" Kau harus lebih sering memberikan energi spiritual padanya. " uca Hua Cheng pada akhirnya. Pria itu memilih untuk tidak mengatakanya. Biarkan menjadi rahasia sementara, jika Lan Wangji pintar, dia akan mengerti maksudnya, jika tidak yasudah, otaknya hanya berisi peraturan tidak berguna saja berarti.

Lan Wangji membalas ucapan tabib itu dengan gumaman singkat. Dia berpikir kutukan itu pasti menguras banyak energi spiritual istrinya, makanya Wei Wuxian membutuhkan sokongan energi untuk memulihkan diri sampai sumber kutukannya ditemukan nanti.

Sambil memberikan salam, Lan Wangji pun mengantar tabib itu keluar sebelum kembali kekamar. Didalam Wei Wuxian mengerang pelan, sebelum akhirnya tersadar dari pingsan.

Lan Wangji yang masuk segera mendekat kearah ranjang yang di tempati Wei Wuxian, kemudian mengusap surai istrinya itu sayang.

" Lan Zhan. " Wei Wuxian sambil melirik keatas. Matanya bertemu pandang dengan manik emas Lan Wangji yang masih terlihat datar.

BreatheWo Geschichten leben. Entdecke jetzt