Chapter 11

3.1K 421 86
                                    

Breathe Chapter 11

Warning ! Gs for uke/shou

Crossover

All Character are belongs to MXTX-sama





****

Kurang dari satu hari, berita tentang kematian Yiling Laozhu yang terkenal menyebar cepat ke seluruh jagat kultivasi.

Dan tentu saja yang paling semangat menyebarkan nya adalah Kultivator dari sekte Jin. Dengan cepat, obrolan mengenai siapa Pahlawan yang membunuh iblis Wei itu menjadi topik hangat yang dibicarakan oleh orang-orang.

" Yiling Laozhu mati ? Siapa yang membunuhnya ? Aku bertaruh dia pasti makhluk pilihan surga karena dapat membunuh iblis berdarah dingin  itu ? " Seru seorang kultivator yang mendengar obrolan orang-orang di kedai yang baru ia masuki.

" Siapa lagi yang bisa, itu adalah Shidie nya, Jiang Cheng. Surga pasti telah memberinya pencerahan agar mengakhiri kejahatan " balas seorang dari kerumunan disana dengan mengangkat cangkir arak ditangannya.

" Itu benar, Jiang Cheng memimpin empat klan besar untuk mengepung tempat persembunyian Wei Wuxian di bukit Luanzhang dan menghancurkannya. Sangat baik dahulu ia membiarkan Wei Wuxian hidup lebih lama, Hhe! Siapa yang sangka Wei Wuxian itu akan menggigit  sendiri tangan orang yang memberinya makan "  ucap orang disebelahnya sambil melemparkan kacang kedalam mulutnya.

" Ya, Jiang Zhongzu memang sangat baik, jika itu aku, maka aku akan langsung menghabisinya saat pertama kali dia membelot "

Obrolan-obrolan itu masih berlanjut, menyebutkan kabar angin yang berhembus tanpa tahu kebenarannya.

Jiang Cheng yang pada saat itu tengah melewati kedai, berhenti sejenak saat mendengar obrolan mereka sambil mengepalkan tangannya. Ingin sekali dia merobek satu persatu mulut-mulut sialan yang dengan enteng nya menyebarkan berita yang bahkan tidak mereka ketahui benar atau tidaknya.

Ya, memang benar dia yang memimpin empat klan besar untuk mengepung tempat persembunyian Wei Wuxian. Tapi bukan dia yang membunuhnya, jika bukan karena pelindung transparan yang berada di sekitarnya dan juga dua kepala sekte lainnya, Jiang Cheng bahkan tidak yakin dia masih bisa hidup atau tidak sekarang.

Menekan sedikit kemarahannya, Jiang Cheng pun pergi meninggalkan tempat itu, niat hati ia ingin menyewa sebuah kamar di penginapan saat turun ke kota Yiling, namun mendengar percakapan orang-orang disana tentang pengepungan hari ini, Jiang Cheng menjadi enggan menginap dan memutuskan pulang langsung ke sektenya.

Hujan masih turun di kota Yiling, namun tidak sederas tadi. Jiang Cheng dengan perlahan berjalan kaki menuju YunMeng, kepalanya menunduk. Dia tidak ingin menaiki pedangnya. Entahlah, dia merasakan kekosongan yang aneh pada hantinya.

Menggertakkan giginya, dengan cepat Jiang Cheng mengubah pergerakannya yang tadi berjalan pelan menjadi berlari menembus angin. Sesekali tangan atau kakinya menendang pepohonan di depannya dengan kejam seraya berteriak. Pemuda berjubah ungu itu seakan sedang memberi tahukan isi hatinya pada sang alam.



Memangnya apa yang dia rasakan ?





Bukan kah seharusnya dia bahagia ?  Pembunuh Shijie nya sudah mati, tapi mengapa ?




Jiang Cheng memerosotkan tubuhnya di depan sebuah pohon yang tadi akan dipukulnya, aliran air mata nya tersamarkan oleh air hujan yang juga ikut membasahi wajahnya. Sesaat kemudian dia berteriak kencang.



BreatheWhere stories live. Discover now