11

1.3K 245 95
                                    

Risa menatap punggung seseorang didepannya dengan kerutan didahinya. Dia saat ini sedang menggendong tas berisi roti bersama dengan tuan muda-nim nya. Dan... Tumbennya Cale tidak jahil dan berisik seperti biasa.

'.. aku yang dimarahi kenapa dia yang terlihat kesal?'

Dia benar-benar tidak bisa menebak isi hati tuannya dan hanya diam mengikuti. Saat baru setengah perjalanan, Cale berhenti. Untung Risa tidak melamun dan berhenti segera, jika tidak dia pasti sudah menabrak punggung Tuan muda-nim nya.

"Matcha."

"Iya?"

Cale lanjut berjalan seakan tidak pernah berhenti dan memanggil nama Risa secara acak.

'Kenapa sih?? Gaje banget.'

Risa menyerah dan hanya pasrah menganggukkan kepalanya. Terkadang dia tidak bisa menebak isi hati maupun pikiran Tuan muda-nim nya. Kadang gaje banget buat dipikirin.

Mending lupain aja dah.

...

Cale dan Risa berjongkok di depan lubang hitam menyeramkan dibawah pohon yang 11 12 terlihat menyeramkan juga. Terkadang saat lihat pohon ini, Risa bayangin ini di huni sama hantu.

Kuntilanak aja misalnya.

Sumpah. Nggak lucu kalau kuntilanak bisa nyasar sampai ke dunia ini.

Cale membuka ikatan tasnya diikuti Risa.

Sebelumnya mereka berdua sudah memberikan roti dan daging untuk kedua anak berambut perak dan merah yang sudah menunggu mereka didepan pagar pembatas.

Untuk kembali uji coba, Cale mengambil satu roti dan menjatuhkannya kedalam lubang. Setelah kemarin lubangnya bicara, Cale khawatir kalau dia nyuapin roti itu ke lubang, tangannya bisa-bisa ikut lenyap dimakan sama pendeta wanita rakus itu.

'Enaaaaaakk! Ini sangat enakk!!'

Suara wanita yang terdengar nyaring kembali terdengar. Beda dari kemarin yang suaranya terdengar loyo, ini sangat bersemangat dan kegirangan hanya dengan satu roti.

'Harus ku akui ini menyeramkan😅'

Risa menatap lubang yang sedang diberi makan tuannya dengan pandangan rumit. Mungkin dia kebanyakan nonton film horror fantasy, Risa membayangkan tiba-tiba akan ada sesuatu yang muncul dan menelannya hidup-hidu--

"Hei. Giliran mu, Matcha."

Imajinasinya langsung pecah saat Cale menyadarkan Risa dari lamunannya. Risa tersenyum canggung sebelum akhirnya melakukan bagiannya untuk menuangkan roti kedalam lubang.

"Kenapa kau melamun sih?"

Risa menghentikan aktivitasnya dan memandang ke Cale. Dia mengerutkan keningnya samar. "Saya hanya berimajinasi."

"Tentang apa?" Cale mengambil satu langkah lebih dekat ke Risa. "Kau sedang membayangkan tentang apa?"

"Sesuatu, yang tidak berkaitan dengan anda."

Risa menjawab jujur, tapi entah kenapa nada bicaranya sedikit melukai hati Cale. Cale kesal akan hal itu, apalagi Risa tidak memberikan jawaban yang jelas. Dia benar-benar penasaran akan apa yang dibayangkan oleh Risa karena tadi tatapan mata Risa terlihat kosong.

Cale khawatir.

Yang tentu saja Cale tidak tau Risa sedang membayangkan hal-hal horror.

"Ck. Jawaban macam apa itu? Aku tidak peduli itu ada sangkut pautnya dengan ku atau tidak. Jadi kenapa kamu tidak menjawab saja? Oh? Apa kau malu? Kau takut? Menyedihkan. " Cale mengaktifkan mode sampahnya dan menjawab dengan nada sangat tersinggung berharap Risa akan kesal dan memuntahkan jawaban jujurnya.

🍀 Maid Clarissa 🍀Where stories live. Discover now