17

1K 196 30
                                    

Risa menatap tuannya dari jendela kereta karena dia dilarang untuk keluar. On dan Hong yang berada di kursi seberang menajamkan telinga mereka. Risa menutup matanya dan membukanya kembali memperlihatkan mata berwarna merah darah.

On dan Hong tersentak melihat mata Risa. Mereka pernah melihatnya, namun waktu itu kondisi mereka tidak baik, jadi hanya samar-samar saja.

Dan saat ini.. mereka bisa melihatnya dengan jelas.

Di pupil mata Risa yang berubah menjadi merah ada pola bunga yang indah tetapi memberikan hawa-hawa menakutkan. Bahkan aura Risa berubah.

Risa bersandar sambil menyilangkan tangannya.

[Kemampuan sensorik, diaktifkan.]

Sekarang dia bisa melihat 4 orang didepan sana. Yang berada di tengah itu adalah seorang kakek-kakek yang baru saja tadi diselamatkan oleh Choi Han. Yang di kanannya ada bajingan tolol bernama Venion Stan yang tadi hampir melindas kakek menggunakan keretanya. Yang berada didekat kakek dibagian kiri adalah Cale dan satunya yang punya aura membunuh, Itu pasti Choi Han.

Risa terus mengawasi pergerakan mereka. Terutama Venion Stan. Walau dia tidak bisa mendengar percakapan apapun, Risa bisa melihat gerak-gerik dengan lumayan jelas karena Venion hanyalah manusia biasa.

Berbeda dengan Choi Han yang sangat buram, walau begitu Risa merasakan aura pembunuh Choi Han dari posisinya.

Sekali Venion mendekati Cale dan berbuat aneh, Risa akan langsung menggunakan senapan miliknya untuk meledakkan kepala Venion.

Tidak ada yang boleh mendekati tuannya, apalagi bajingan tolol tak punya otak yang menyiksa naga hitam yang sebelumnya pernah Risa dan Cale bahas. Risa tidak suka itu karena mengingatkannya pada masa lalunya.

Risa terus mengamati dengan diam, sementara On dan Hong khawatir akan ada pertumpahan darah brutal disini. Mereka berharap Cale cepat kembali.

"Oh, Matcha, ada apa?" Cale masuk seakan tidak ada apa-apa yang terjadi.

On dan Hong bergidik melihat senyum Risa. Hanya dalam hitungan detik, Risa kembali seperti semula. Senyumnya, auranya, tingkahnya. Itu sangat menyeramkan. Pikir On dan Hong.

"Bagaimana?"

"Kita akan menginap di penginapan kakek itu. Dekat dengan tujuan kita."

Tujuannya adalah menculik naga hitam dan membebaskannya. "Anda yakin saya tidak ikut? Saya bisa membantu banyak kok."

'Aku bisa meledakkan mereka, menguliti atau mencincang mereka jika anda mau.'

Cale teringat percakapannya dengan kedua anak kucing.

"Cale nyaaa! Jangan pakai Risa!"

"Benar nyaa! Nanti jadi lautan darah!"

Secara internal Cale tau jika Risa kuat, tapi dia mempertanyakan bagian 'Lautan darah' yang disebutkan oleh On. Memangnya Risa pernah membunuh seseorang? Kenapa?

Walau dia tidak terlalu percaya, Cale memilih untuk mengikuti saran kedua anak kucing itu. Asalkan mereka berdua berjanji bisa melakukan tugas mereka dengan sempurna.

Sementara itu, Choi Ha yang kembali ke keretanya menoleh ke jendela kereta Cale. Dia merasakannya... Itu.. itu hawa membunuh yang berbeda namun mirip dengannya. Berasal dari kereta Cale.

Choi Han merasa itu tidak mungkin Cale, jadi dia hanya punya satu tebakan.

'Apakah itu Clarissa?'

Dimatanya, Clarissa adalah manusia biasa seperti Cale. Walau hanya lebih kuat, itu hanya untuk ukuran manusia biasa. Choi Han memasang ekspresi rumit memikirkannya.

🍀 Maid Clarissa 🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang