18

975 174 55
                                    

Risa mengganti seragamnya dengan piyama di kamar lain di penginapan ini. Melepas kuncir rambutnya dan menggerai rambut hijaunya yang panjang dan menyibakkan poninya ke belakang.

Malam ini adalah saat rencana Tuan muda Cale sedang berjalan. Cale, Choi Han, On dan Hong pergi untuk menyelamatkan naga hitam. Risa ingin ikut tapi Cale menyuruhnya tetap di penginapan.

Ya sudah kalau begitu.

Karena dia tidak punya kegiatan apapun, dia hanya bisa tidur menunggu hari esok.

Untuk alasan yang tidak diketahui, Risa merasakan perasaan yang aneh. Ada sesuatu yang mengganjal didalam hatinya. Risa kemudian menggeleng kan kepalanya mengira dia terlalu banyak berpikir.

Dia kemudian berbaring di kasur dan mengambil selimut sampai ke dadanya.

Menatap jendela yang ada disebelah, Risa dengan perlahan mulai menutup matanya.

...

Banyak bau darah tercium, bahkan asap yang bertebaran berwarna merah. Semuanya hancur, tidak ada yang tersisa. Dia tidak bisa bergerak, tubuhnya tidak bisa digerakkan.

Dia putus asa, sepertinya dia akan mati.

"(???)!!!"

(???) Mencoba untuk mengangkat wajahnya saat mendengar namanya diteriakkan dengan keras.  Setelah berusaha, akhirnya dia bisa melihat siapa yang memanggilnya.

Tidak jelas rupanya, apakah karena matanya sudah rusak?

Yang jelas (???) Bisa mengenalinya, dia sangat mengenali orang yang baru saja memanggil namanya.

(???) mencoba membuka mulutnya, sayangnya tenaganya sudah habis, dia tidak berdaya. Sebuah tangan menangkupkan pipinya dengan lembut. Tangan yang bergetar. "Kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon kumohon."

Orang itu menempelkan dahinya ke dahi (???) Mencoba melakukan sesuatu. Apakah dia mencoba menyembuhkannya?

(???) Menatapnya.

Saat itulah silhuetnya mulai menjadi jelas. Seorang laki-laki seumurannya, menitikkan air mata, wajah laki-laki itu mendekat. Hidung saling menempel satu sama lain. Pupil (???) Bertabrakan dengan pupil laki-laki itu.

Dia memberinya ciuman sambil mengelus pipinya dengan tangan yang gemetar tak lupa air mata masih menitik. (???) Ingin menghapus air mata itu, sayangnya dia tidak bisa, dia tidak BISA. Kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa.

Laki-laki itu berbisik pada (???)

"Tunggulah aku, aku akan menyusul mu, C****"

Risa berkedip beberapa kali sebelum mengganti posisinya menjadi duduk di tepi kasur. Dia memegangi kepalanya yang terasa pusing, dia ingat, dia baru saja bermimpi sangat aneh.

Paling anehnya adalah itu terasa sangat nyata. Tapi apa itu? Apakah dia pernah mengalaminya? Sepertinya tidak.

Risa menoleh ke jendela hanya untuk melihat langit yang masih gelap. Sepertinya ini tengah malam. Pikir Risa. Dia kemudian kembali berbaring saat kepalanya terasa mendingan.

'Mimpi apa itu?'

Risa jarang sekali mimpi, namun sekalinya dia mimpi, itu hanyalah kejadian aneh dan tidak masuk akal. Seperti ini, rasanya mimpi tadi sangat nyata, seperti sebuah memori, namun Risa menggelengkan kepalanya tak setuju merasa dia TIDAK pernah mengalaminya.

🍀 Maid Clarissa 🍀Where stories live. Discover now