12

1.2K 225 56
                                    

'Aah! Sangat enak! Sangat lembut dan manisss!!!'

Cale terkejut saat dia membuka matanya, dan melihat lubang yang tadinya berwarna hitam sudah menjadi putih. Sementara Risa yang juga mendengar suara nyaring itu tidak tau harus berkata apa selain menyapa pemilik suara yang tak terlihat.

"..halo..?"

'SANGATTT ENAAKKK!! BAGAIMANA BISA ADA ROTI YANG SELEMBUT ITU? AH! APAKAH MANUSIA SEKARANG TAU BAGAIMANA MENGGUNAKAN PEMANGGANG DENGAN BAIK?'

Volume suara pendeta rakus itu benar-benar cetar membahana sampai Risa dan Cale menutup kedua telinga mereka. Pendeta rakus tidak memperhatikan itu dan terus memuji-muji rasa roti yang dia nikmati.

'Ah, bagaimana caranya membuat dia berhenti?' batin kedua karakter kesayangan kita sambil menunggu ocehan pendeta itu selesai yang sayangnya masih lanjut terus.

Pendeta rakus dengan dendam kelaparan itu terus mengoceh meneliti rasa dan membandingkan dengan semua jenis roti yang sebelumnya sudah dibawakan.

Akhirnya setelah beberapa menit, pendeta itu mulai mengeluarkan nada puas saat memperhatikan kalau Cale dan Risa masih setia mendengarkan dirinya. Ah, dia sangat tersentuh.

'Aku adalah seorang pendeta atau dukun perempuan dimasa lalu. Tapi aku diusir karena kerakusanku akan makanan. Mereka mengusirku membiarkanku kelaparan sampai mati.'

Risa merasa sedikit simpati mendengarnya. Bagaimana pun, kerakusan juga sifat manusia walau kasus pendeta ini dia terlalu rakus. Sementara Cale? Dia bodo amat walau tetap mendengarkan.

Itu bukan urusannya juga, tapi dia tidak bisa menyuruh seorang perempuan langsung diam. Itu tidak sopan.

'Setelah berpuluh bahkan beribu tahun, akhirnya aku bisa merasakan makanan enak lagi untuk pertama kalinya. Terimakasih pada kalian berdua sudah menuntaskan dendamku.'

'Ya, ya sama-sama.'

'Dengan itu aku akan memberikan hadiah.'

Mendengar kata hadiah, Risa dan Cale langsung fokus pada pohon itu, ya mereka mau lihat kemana lagi? Kan pendetanya udah jadi roh di pohon -,-

Angin semilir menerpa rambut keduanya, Risa harus sedikit menyipitkan matanya karena merasa debu juga ikut bertebaran bersama angin. Cahaya menyilaukan muncul dari batang pohon seakan pohon itu tidak pernah terlihat menyeramkan.

'Siapa yang ingin mendapatkan perisai?'

Pertanyaan itu membuat Cale dan Risa saling menatap satu sama lain. Sekarang siapa yang akan mendapatkan perisainya karena keduanya lah yang memberi makan bersama-sama.

Tidak mungkin juga itu dibagi menjadi dua.

Risa melambaikan tangannya.

"Tentu saja itu anda, Tuan muda-nim."

"Kau... Tidak mau memilikinya?"

"Saya tidak butuh. Lagipula saya cukup kuat untuk membela diri daripada anda."

Cale diam-diam merasa setuju, walau tidak pernah menonton Risa berkelahi, Cale tau Risa cukup lihai dan kuat bagi ukuran pelayan. Walau Cale tidak tau potensi Risa cukup kuat hampir setara dengan Ron. Atau bahkan lebih..?

'Lagipula aku bisa beladiri.'

Mengingat kembali saat didunia lalu dia berlatih karate, taekwondo bahkan sampai silat. Taekwondo dan karate masih bisa dihitung halus, tapi bagaimana dengan silat? Wah, kau harus mengandalkan ilmu Kanuragan🧘💆

Dibandingkan dengan dirinya, Cale BENAR-BENAR lemah.

Jadi tentu saja Risa langsung melepas kesempatannya mendapatkan perisai.

🍀 Maid Clarissa 🍀Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora