NS_45

11.7K 1.4K 635
                                    

A fanfiction

.

Nightsade 45

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
Cerita untuk kamu yang sudah dewasa.
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA RL KALIAN⚠️⚠️⚠️
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga >_<
.
.

Jantung Jeno berdegup lebih kencang, tanganya dingin dan gemetar, walaupun kakinya sangat lemas tapi ia berusaha tetap melanjutkan langkahnya, beberapa kali ia berhenti dan duduk di bangku koridor menetralkan degup jantung.

Jeno sering datang ketempat ini, jelas saat dia ingin bertemu mama.

Cowok ini mengacak rambutnya kasar, kemudian berdiri dari tempatnya tadi duduk, sudah 1 minggu dia menghilang, sudah cukup menjadi seorang pengecut, lelaki sejati harus mempertanggungjawabkan kesalahan.

Jeno berjalan tertatih menuju escalator dan melanjutkan langkahnya ke lantai berikutnya.

Koridornya sangat sepi, tapi di sampingnya terpasang jendela lebar dengan pemandangan luar yang cukup menyegarkan mata, tapi bukan ini yang seharusnya Jeno prioritaskan, dia harus bertemu dengan Jaemin.

Jeno menghapus liquid cair di pipi, benar kata Jisung, Jeno sangat egois sampai dia lupa bahwa dia yang sudah membuat Jaemin seperti ini, harusnya dia yang berada di sana, menjaga Jaemin sampai anak itu sadar, bukan malah menghilang dan menyembunyikan diri.

Dia menjadi penyebab semua orang menangis, ia menjadi penyebab orang-orang kehilangan senyum manis Jaemin selama berbulan-bulan, kalau sudah begini, apa yang harus Jeno lakukan untuk menebus kesalahanya.

Rose terkejut dengan kejadian beberapa detik ini. Ia masih membeku di ambang pintu ketika tubuh kurus milik Jeno meringkuk di kakinya. Wendy sama kehilangan kata-kata, wanita itu menemani Rose setiap hari.

"maaf" kata Jeno dengan bersimpuh "maaf" katanya lagi, suaranya parau Rose tau Jeno pasti sedang menangis.

Tak perduli berapa pasang mata yang sedang menatapnya saat ini, tak perduli bagaimana reputasinya nanti, sesaknya di dada tak bisa Jeno tahan lagi, penyesalan ini begitu begitu besar, Jeno tak kuasa menahannya lebih lama.

Air matanya luber begitu deras, jatuh membasahi kaki Rose, membuat wanita itu ikut mengusap air mata yang akhirnya tumpah, lega. Rose lega karna Jeno mau mengakui kesalahanya.

"maaf,,, maaf saya menyesal, biar saya masuk penjara tidak apa-apa, penjarakan saya sampai seumur hidup pun tidak apa-apa asalakan maafkan semua kesalahan saya, saya menyesal." gagap Jeno di sela-sela tangisnya.

Rose ia berjongkok kemudian menepuk punggung Jeno supaya anak laki-laki ini mau menghentikan kegiatanya.

"bangun Jeno"

"maafkan saya, saya mengaku telah melakukan hal jahat pada Jaemin, penjarakan saya tidak apa-apa" kata Jeno di ujung keputus asaanya.

"bangun Jeno" Rose masih berusaha menenangkan anak laki-laki ini.

Tapi Jeno tak kunjung berdiri ia masih menangis di posisinya padahal Rose sudah menenangkanya lebih dari apapun.

Kata maaf dan isakan pilu itu malah membuat Rose tersenyum di sela-sela tangisanya.

Nightshade (Nomin End)✅Where stories live. Discover now