Maybe 21++🔞🔞
Bxb⚠️⚠️
Mature conten⚠️⚠️
BANYAK adegan kekerasan!!!⚠️⚠️
Fakta bahwa Jaemin menyandang nama yang sama seperti sosok yang pernah melukai hati Jeno di masa lalu membuatnya tidak sabaran.
Dendam yang awalnya tidur perlahan bangkit membut...
Dont expect too much Cerita untuk kamu yang sudah dewasa.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA RL KALIAN⚠️⚠️⚠️
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga..
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana rumah itu cukup tenang, Jaemin duduk di teras bersama kelinci coklat di pangkuan, pandanganya menatap lurus pada langit yang kian menguning, semilir angin beberapa kali membelai wajahnya, kadang menerbangkan debu dan membuat mata Jaemin sakit, tapi suasana hari ini begitu menyenangkan.
Rasa hangat sore itu seperti hangatnya pelukan Jeno, Jaemin merindukan Jeno..
Sudah 3 Minggu kepergian cowok itu dan sampai sekarang belum ada kabar sama sekali, cowok itu pasti lagi senang-senang di luar sana sama cewek-cewek, jika itu benar terjadi mungkin Jaemin akan sedikit kecewa.
Jaemin memejamkan matanya, tanganya masih sibuk mengelusi bulu kelinci, kapalanya ia sandarkan pada pilar, indra pendengaranya terfokus pada suara dedaunan yang saling bergesekan, kencangnya angin membuat daun rontok dari dahanya.
Seperti judul novel terkenal, daun yang jatuh tidak membenci angin, jika Jaemin menderita karna Jeno, apakah Jaemin tidak boleh membencinya? tapi untuk apa membenci jika dia mulai mencinta.
Lantas apa cintanya ini akan terbalas? entahlah tapi seingat Jaemin, cowok brengsek itu pernah mengakatakan hal manis padanya, lalu untuk apa Jeno pergi jika bukan untuk mempertanggungjawabkan segala salah yang pernah dia lakukan.
Kini Jaemin hanya menunggu, sampai cowok itu kembali, tante Fany di rumah sakit pasti merindukanya juga, tante Wendy juga merindukan Jeno, hal yang tidak terduga, tante Wendy mengajaknya pergi ke makam Renjun.
