Part 36

6.9K 81 5
                                    


Kereta Mazda milik Putra membelok ke sebuah kawasan perumahan di Shah Alam. Sebuah Kawasan perumahan baru yang Nampak agak mewah bagi Iman Amanda. Setelah kereta berhenti di sebuah rumah bernombor 22. Putra turun lalu membukakan pintu tempat duduk penumpang untuk Iman Amanda.

"Jom turun sayang"Putra menghulurkan tangannya pada Iman Amanda. Iman mencapai tangan suaminya itu sambal matanya tidak lepas dari memandang rumah tersebut.

"Rumah you kan dekat PJ? Since when you pindah?"

"Jom masuk dulu sayang"Putra tidak menjawab soalan Iman.

Setelah pintu dibuka,mulut Iman sedikit ternganga melihat interior rumah tersebut. Tak disangka yang Putra mempunyai citarasa moden mewah tapi tetap nampak minimalist. Semua kelengkapan rumah telah tersedia. Bak kata orang,tinggal cuci kaki jelah.

"I cuba dapatkan rumah ni dari hari kita bertunang lagi. I saja nak kan rumah nombor 22 sebab tu kan date birthday you. Alhamdulillah,sebulan sebelum kita nikah I berjaya settlekan semuanya dan I dapat siapkan semua renovation within that period. Seminggu sebelum kita nikah,I busy beli perabot and kelengkapan rumah untuk surprisekan you."panjang lebar penjelasan Putra.

Iman memandang Putra tidak percaya. Sengaja dapatkan nombor rumah yang sama dgn date birthday dia,rumah yang telah lengkap semuanya yang pada Iman sangatlah sempurna. Air mata Iman sedikit bergenang sebelum tumpah kepipinya lalu dia memegang erat tangan suaminya.

"I minta maaf sebab kelakuan I pada you. I tau you betul-betul ikhlas nak jadikan I isteri you. I minta maaf sangat"ujar Iman sayup. Pantas tangan Putra mengesat air mata yang jatuh ke pipi isterinya.

"Shh sayang,kenapa nak nangis pulak. Tak ada apa yang perlu I maafkan sayang,you tak ada apa salah pun pada I. You isteri yang sempurna untuk I."Putra berkata sambal memegang dagu Iman agar memandang ke arahnya. Bertambah berjurai air mata Iman bila Putra begitu ikhlas menyebutkan kata-kata tersebut.

"Hahahah makin kuat pulak dia nangis" Putra terus menghamburkan gelak lalu memeluk Iman penuh kasih lalu mencium ubun-ubun Iman Amanda. Perbezaan ketinggian mereka memudahkan urusan ciuman tersebut.

"I janji,selagi I bernafas,I tak akan sia-sia kan you Iman Amanda."Ujar Putra sambal mata mereka bertaut.

"I akan jadi suami terbaik bagi you dan I harap apa saja masalah yang timbul antara kita,we'll get through it together."sambung Putra lagi.

"I janji,I akan cuba jadi isteri terbaik untuk you."lembut Iman menuturkan kata tersebut. Seusai berkata begitu,Putra terus menekapkan bibirnya ke bibir Iman Amanda. Iman tidak menolak. Dapat dirasakan senyuman Putra semasa bibir mereka berkucupan.


"Sayang,I suka keadaan kita macamni,tapi kan,pintu depan tu kita tak tutup tau. Takut viral nanti orang record."Putra berkata dengan nada mengusik. Iman hanya tergelak sebelum menepuk lengan suaminya dan disuruh suaminya menutup pintu rumah mereka.

********

"Malam ni I ingat kita dinner kat luar je sebab I nak visit papa sekali."Putra berkata sejurus keluar daripada bilik mandi.

"Memang patut pun kita dinner luar,I buka fridge tu takde apa pun. Takkan kita nak kemam ais pulakkan malamni"Iman berkata selamba sebab memang dalam fridge tu ada ais je dengan paling-paling air kotak. Tangannya lincah mengemas pakaiannya daripada luggage.

"Baby,you funny. I taktau pulak I kahwin dengan standup comedian. Hahahaha"terhambur ketawa Putra.

Iman terkebil. 'Bahagian mana pulak yang lawaknya aku cakap tadi?'Berkerut wajah Iman Amanda.

Tiba-tiba terasa meremang bulu tengkuk Iman lalu dipalingkan badannya kebelakang. Sebaik saja dia berpaling,badannya hampir berlanggar dengan badan Putra yang berdiri rapat dibelakang Iman.

"Hmm cepatnya you sampai sini. I.. I rasa you baru je keluar toilet tadi"gagap Iman Amanda menuturkan kata-kata tersebut. Terasa sedikit gementar berada berdua walaupun Putra telah pun sah menjadi suaminya.

Putra hanya diam namun ditenung isterinya penuh kasih. Tangannya mengelus lembut rambut isterinya. Diusap bahu Iman Amanda lembut. Dapat dirasakan sedikit tubuh Iman Amanda sedikit menggigil.

"Sayang,I tak akan paksa you tapi I can't help it that when I'm with you,you selalu buat I tak senang duduk."Putra memegang dagu Iman Amanda yang sedang merenung lantai agar memandang wajahnya.

"I want you to know that I love you so much"lembut Putra menuturkan kata tersebut. Sejurus berkata begitu terus dikucup dahi isterinya. Kejung Iman Amanda diperlakukan begitu.

"Sayang,you there? Keras semacam je ni? Macam patung cendana dah"Putra menggoyangkan sedikit badan isterinya.

"I..I okay. I nak mandi lepastu boleh lah kita keluar. Iman terus berlalu ke bilik air.

Didalam bilik air,darah menyerbu ke wajah Iman. Ditenung wajahnya didalam cermin.

"Apa yang aku buat eh sampai dapat suami macam Putra?"Iman berkata perlahan sambil memandang wajahnya didalam cermin.

"Tapi aku belum bersedia. Kesiannya suami aku"Iman meraup wajahnya. Dia tahu dosa pahala. Berdosa apabila menolak kehendak suami,tapi dia belum bersedia memandangkan peristiwa hitam yang melanda dirinya dulu. Seusai monolog dalaman yang tak berapa nak dalam tu,Iman terus sambung mandi mungkin sambil berfikir bawah shower pulak.

"Comelnya wife aku"gumam Putra tersenyum apabila ternampak bajunya dan baju Iman sudah disiapkan atas katil. Sedondon warna. Nak bagitau orang yang Putra tu dia punyalah tu nanti.

************


F*ck First,Love LaterWhere stories live. Discover now