Part 25 - The day

20.9K 489 28
                                    

Tiupan angin yang menerpa wajah Iman seakan tidak memberi apa-apa erti bagi Iman. Dia hanya merenung lautan yang luas terbentang dihadapannya. Mengagumi keindahan ciptaan-Nya. Laut sememangnya menjadi tempat Iman menenangkan jiwanya.

Pagi semalam,sesudah meletakkan surat di pejabat,Iman membawa keretanya tanpa hala tuju. Dia menelefon ayahnya supaya tidak perlu risaukannya dan memberitahu perihal pertunangannya. Ya,pertunangannya.

Kemudian tanpa disedari,pemanduannya membawa dirinya ke Pulau Pinang. Tempat yang memberi kenangan manis antara dia dan Putra. Disini bermulanya bibit-bibit cinta mereka. Sedihnya datang kembali. Air mata yang tadinya sudah kering,kembali menitis perlahan. Puas menangisi nasib hidupnya. Dia yang sedang berdiri di balkoni apartmen yang disewanya selama 2 hari itu segera menyeka air matanya.

"Aku kena kuat! Mungkin jodoh aku sudah tertulis bersama Amirul. Aku kena ikhlaskan hati aku"

Iman kecewa dan betullah perempuan ni akalnya pendek. Membuat keputusan secara terburu-buru. Iman juga tidak terkecuali. Disinilah dia menjaga Putra yang demam dan disinilah dia merasakan yang Putra adalah yang terbaik baginya. Namun kini,kekecewaan menyelubungi dirinya. Walaupun rasa cinta itu tebal namun pengkhianatan yang dirasakan kini tidak dapat dihilangkan hanya dengan kata-kata maaf. Begitu keras hati seorang Iman Amanda. Rindu tapi benci. Iman masuk ke dalam biliknya dan mencuba untuk melelapkan matanya.

**********
Putra pulang ke rumah ayahnya hari itu kerana esok merupakan hari untuk ayahnya dibawa check up. Lana seperti biasa,ada shooting katanya tapi tak pernah pun nampak wajahnya keluar magazine.

Putra membaringkan dirinya di atas katil bersaiz king yang empuk. Mewah namun kosong dirasakannya kini. Butang kemejanya dibuka dan tali pinggangnya dilonggarkan. Sehari suntuk dia cuba menghubungi Iman namun tidak juga dapat. Putra memejamkan matanya. Tangannya diletakkan di dahi. Fikirannya meligat memikirkan Iman. Matanya masih dipejam.

Tiba-tiba Putra terasa tangan yang lembut mengusap dadanya perlahan. Tangan itu menyelinap masuk ke dalam kemeja Putra yamg sedikit terdedah tadi dan kini semakin terdedah menampakkan dada bidang Putra. Mata Putra masih terpejam menghayati perbuatan itu. Kini dirasakan semua butang kemejanya telah dibuka dan ada kucupan hinggap di perutnya naik hingga ke lehernya. Tangan tadi masih lagi merayap semakin lama semakin hampir dengan butang seluarnya. Putra mendesah nikmat apabila diperlakukan sebegitu.

"Iman..ahh"suara Putra keluar perlahan sedikit mendesah.

Kemudian semua perlakuan itu terhenti. Putra membuka matanya. Buntang matanya melihat bukan Iman yang berada dihadapannya tapi Lana. Putra menolak Lana yang berada diatasnya dan bingkas bangun dari pembaringannya.

"What the fuck are you doing Lana?!"Putra menjerit terkejut.

"Shhh sayang. Nanti your dad dengar"Lana bangun merapati Putra yang sibuk membetulkan butang kemejanya. Jarinya dilirikkan ke pipi Putra kemudian dia ketawa kecil.

"Why are you mentioning other girls name instead of me? Potong stim je tau"Lana konon merajuk kemudian jarinya dilirikkan pula ke bibir Putra.

"I miss your kiss. You're a good kisser tau. You tau tak? Hehehe"

Putra segera menepis tangan Lana.

"Get out Lana! I don't want my dad nampak you kat sini. And please,ingat status you tu! "Putra mendengus.

"Heh,I know you still love me. Please sayang. Your dad tak boleh bagi apa I nak. Infact tak ada siapa boleh bagi apa I nak selain daripada you"Lana cuba memeluk Putra dari belakang sebelum ditolak oleh Putra.

"One last time Lana Trisha! Get the fucking out of my room! I hate a slut like you!"

"Wow,dah alim nampak? Tadi you juga yang melayan bila I usik-usik you. Jangan nak hipokritlah Put! I know you want me too. I keluar,but please just kiss me once"Putra yang merenung Lana tajam hanya dibalas dengan ketawa nenek sihir Lana.

Kemudian Lana keluar dari bilik tersebut. Sempat dia melayangkan flying kiss pada Putra.

"Arghh! Sial punya perempuan!"Putra semakin serabut.

***********
Iman yang baru pulang dari Pulau Pinang terus ke rumah ayahnya di Kuala Selangor. Dia perlukan semangat baru. Dia mahukan ayah dan abangnya berada disisi.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam. Masuk sayang."Encik Shazni mengarahkan anak gadisnya itu masuk. Lagi 2 hari majlis bertunang. Rumahnya sudah nampak kemas. Ayahnya siap tempah pelamin. Hantaran juga ditempah dengan Mak som hujung kampung yang memang terkenal dengan gubahan hantarannya. Kosong matanya memandang semua itu.

"Dari mana Iman?"

"Penang"

Encik Shazni terkejut namun dibiarkan saja anaknya itu berlalu masuk ke bilik. Malam itu,setelah makan malam mereka berbincang mengenai hal tersebut.

"Kamu yakin Iman? Tapi kenapa tiba-tiba?"Encik Shazni memulakan soalan.

Iman hanya mengangguk. Iman Firdaus katanya keluar melepak dengan rakan-rakannya malam itu.

"Haritu ayah paksa kamu beriya menolak. Ni kamu pula yang nak. Peninglah ayah macamni. Haritu dengan si Putra datang cari kamu sampai ke sini. Tak fahamlah ayah"

Iman segera mengangkat wajahnya. Bulat matanya merenung ayahnya.

'Putra cari aku sampai sini?'

Handphonenya juga belum di on sepanjang balik tadi. Dia segera meninggalkan meja makan dan naik ke bilik untuk mengambil telefonnya.

Encik Shazni yang melihat telatah anaknya itu hanya menggeleng namun dalam diam dia tersenyum.

Setelah dibuka,5899 mesej whatsapp termasuk group,Ari,ayahnya dan juga pastinya Putra. Missed call Putra saja 323 called sejak 3 hari lepas. Namun Iman pelik,tiada langsung call mahupun whatsapp dari Amirul. Iman mengeluh perlahan. Tiba-tiba handphonenya berbunyi. Putra. Iman ragu-ragu sama ada ingin angkat ataupun biar. Lalu Iman memutuskan untuk membiarkan saja.

I tau you online

Bacalah sayang pls.

Angkat call I pls syg.

At least bagitau I apa dah jadi. You jangan buat I risau sygg

I love you so much Iman. Why did you do this to me?

Pls pls pls pls pickup your call.

Air mata Iman berjuraian. Ya,senyap bukan jalan penyelesaian tapi itulah Iman. Bukannya pandai berkata-kata. Handphonenya dimatikan semula. Dia ingin tetapkan hatinya dimana dia bakal ditunangkan dengan Amirul dan itu keputusan muktamadnya. Dia pernah menyayangi Amirul,mengapa tidak dia lakukannya sekali lagi.

*********

Akhirnya,hujung minggu yang dinantikan telah tiba. Meriah rumah Iman dengan kunjungan tetamu. Walaupun tidaklah ramai yang dijemput namun meriahnya itu tetap terasa. Iman yang memakai persalinan jubah berwarna Lilac nampak cukup menawan dilengkapi veil lace berwarna putih dengan bunga kecil diselitkan di telinganya. Semua tetamu memuji-muji kecantikan Iman. Walaubagaimanapun,kelibat ibu tidak kelihatan,begitu juga Amirul. Yang menyarung cincin di jari manisnya itu juga dia tidak kenal. Namun tak habis-habis mulut tua itu memuji kecantikan Iman. Iman cuba memaniskan wajahnya. Puas lah semua ajak bergambar. Belum hari bersanding lagi. Baru bertunang,Iman dapat rasa kepenatannya. Dalam ramai-ramai tetamu yang hadir,Iman dapat merasakan seperti seseorang yang amat dikenalinya berdiri didepannya kini. Bau perfumenya Iman cam.

Diangkat wajahnya perlahan.

"Put..putra"

Putra hanya tersenyum.

***********

Plot twist takkkkkkkkkkkk. 😏😏😏 wait for it k you allssssss. Hehehehhehe.

Stay tuned! I love you guys!

Muahhxx
ammara clarissa ♡

F*ck First,Love LaterWhere stories live. Discover now