Pagi yang tenang namun hati Iman tidak setenang itu. Hatinya gundah. Liurnya ditelan berkali. Hari yang bakal menyaksikan penyatuan antara dirinya dan Putra.
"Iman! Kamu dah bangun ke belum? Ni Kak Suri dah sampai nak siapkan kamu ni"suara ayahnya mengejutkan dirinya dari lamunan.Segera dia mencapai tuala yang disangkut di belakang pintu dan membuka pintu biliknya untuk segera bersiap.
"Masuk dulu kak,saya tak mandi lagi. Hehehe" Iman hanya tersengih menjemput mak andamnya masuk ke dalam bilik.
"Nak kahwin harini boleh lagi bangun lambat eh awak ni Iman. Dah cepat mandi. Akak tunggu." Kak Suri hanya tersenyum menggeleng.
*************
Tetamu sudah mula memenuhi ruang tamu,tempat bakal berlangsungnya majlis pernikahan itu. Masing-masing sudah menunggu akan ketibaan pengantin lelaki.
"Ari,aku takutlah. Macammana kalau Putra tak datang?"
"Hah ?! Kenapa pulak? Apa lagi kau buat kat Putra ni"Ari suda gelabah apabila Iman meluahkan kata begitu.
"Taklah buat apa...cuma.."
"CUMA APA?!"
"Jangan ah jerit macamtu. Makck-makcik dengar nanti,kau ni pun. Taklah,ada lah gaduh sikit 2weeks before nikah ni. And dia takde langsung contact aku after that. Aku risaulah jugak"Iman meluahkan kebimbangannya.
"Jadi kiranya,kau nak lah sebenarnya kahwin dengan Put? Alalalalalalalaaaaa"Ari mengusik Iman dan tersengih-sengih.
"Kau ni! Aku serious tau! Kalau tak jadi datang,malulah keluarga aku. Karang tak pasal ayah aku suruh kahwin dengan orang lain. Kalau handsome macam selalu dalam drama tu takpe,mau suruh nikah dengan Pak Muiz,bujang terlajak tu? Dahlah dulu dia yang sunatkan abang aku. Taknak aku!"
"Hahahah. Iman,stop it. Putra datang. InshaAllah"
Iman masih menunjukkan riak risau. Ari selaku rakan baik merangkap pengapit memeluk bahu Iman dan mengusap perlahan bagi menenangkan Iman.
Dalam resahnya,kedengaran bunyi kereta memasuki perkarangan rumahnya. Segera Iman menjengah ke tingkap.
"Amboi kau ni,sabar sikit. Malam sikit kau terkamlah laki kau tu"usik Ari melihat rakan baiknya itu bergegas menuju ke tingkap.
Iman hanya menjeling namun hatinya lega melihat kereta milik Putra dan keluarganya sebelum dikejutkan dengan panggilan ibu saudaranya yang menyuruh Iman melakukan final touch-up dan turun ke bawah. Ari hanya mengelap peluh yang sedikit di dahi Iman. Ari pun pelik,bilik ada air-cond kot. Memang betul punya nervous Iman ni. Selesai, Iman dibawa turun oleh Ari dan Kak Suri.
Melihatkan Iman menurun tangga,Putra kaget. Terpegun dengan kecantikan Iman. Lain sungguh seri Iman hari ini. Apatah lagi,ini adalah kali pertama Putra melihat bakal isterinya itu bertudung. Iman yang memakai sepersalinan kurung moden off-white bersama veil berwarna senada membuatan hati Putra berdebar. Debaran yang sama dirasainya setiap kali bersama Iman. Dan hari ini Iman bakal dijadikan isterinya. Putra tersenyum saat melihat Iman mengambil tempat di pelamin.
Iman turut membalas pandangan Putra. Hatinya juga merasakan debaran yang sama. Kagum melihat kekacakan bakal suaminya memakai baju melayu berwarna sama namun ditundukkan pandangannya ke arah bunga tangannya.
"Ehem,sabaq sikit bakal pengantin kita ni. Tengok pengantin perempuan lagu nak telan aih" Tok Imam mengusik Putra lalu semua yang ada disitu tertawa termasuklah Putra yang kemudiannya membetulkan posisi duduknya.
**********************
"Aku balik dulu eh Iman,suami aku dah sampai. Esok aku datang awal sikitlah sebab nak tolong Kak Suri siapkan kau. Ke dah ada orang lain boleh tolong siapkan?"Ari mengusik lalu mengenyitkan matanya. Iman segera menepuk lengan Ari. Geram apabila diusik begitu.
Tetamu sesudah maghrib sudah pulang ke rumah masing-masing. Ada yang pulang ke homestay memandangkan ada yang datang dari jauh. Esok adalah majlis resepsi. Putra turut tidak dibenarkan bermalam di rumah Iman. Ikut kata orang tua hilang seri,kata mereka. Putra mendengus apabila disarankan untuk pulang ke hotel namun diturutkan jua. Sebelum itu,dia sempat bertemu dengan Iman. Teringat bagaimana Iman tersipu saat dikucup oleh Putra seusai akad nikah. Hati Putra seakan disiram air sejuk berais apabila Iman menunduk mencium tangannya. Hatinya tidak henti mengucapkan kata syukur. Walaupun Iman masih dingin,namun dia yakin dihati Iman masih punya rasa cinta terhadap dirinya.
"Esok hari yang panjang" Putra menghela nafasnya panjang sebelum melelapkan matanya.
*********
Hye semua! It's been so long! Im sorry,i stop sekejap cerita ni. Banyak komen suruh i sambung but i'm too busy! sorryyyyyyyyyy!!! now i'm back. hopefully ada lah lagi reader i. sorry if i tak te-reply komen you guys but i truly appreciate it! komen banyak2 and dont forget to vote! i will make this story as your favourite again! thanks sebab always support!
Love,
Ammara Clarissa
YOU ARE READING
F*ck First,Love Later
RomanceIman Amanda , pengalaman hitamnya membuatkan dia takut untuk bercinta semula. Putra Azibullah , pandangan pertamanya terhadap gadis itu membuatkan dirinya ingin memiliki gadis itu. Namun kehadiran yang tidak diundang telah membataskan peluangnya unt...
