Part 7- Naughty Putra

63.9K 731 22
                                    

Hari pertama Iman bekerja, tidak banyak yang perlu dilakukan. Sementelah Putra cuma sekejap je kat office. Sewaktu Iman membelek magazine company,just to know well about the company,Mak mengetuk untuk masuk ke biliknya. Nak mengemas katanya.

"Mak dah lama ke kerja kat sini?" Iman berbasa-basi.

"Syarikat ni baru je buka office sini. Dalam setahun. Sepanjang tulah Mak kerja kat sini."Mak menjawab sambil tersenyum namun tangannya lincah mengemas

Mak wanita berusia lingkungan 50-an. 'Tak patut betul Putra ni. Mak ni dah 50 plus kot. Ada ke bagi kerja kemas-mengemas ni. kesian Mak' Iman berkata dalam hati.

"Mak,lain kali bilik Iman,biar Iman je kemas eh Mak. Tak banyak pun yang nak dikemas. Iman kemas sendiri okay Mak?"Iman tak sampai hati nak lihat orang tua tu terbongkok-bongkok mengemas. Iman sudah tiada mak. Jadi teringat pulak dia akan arwah ibunya.

"Mana boleh Cik Iman. Putra bayar Mak untuk kemas office. Mak dah biasalah Iman."

"Mak,takpe. Iman yang tak biasa. Sebab semuanya Iman buat sendiri selalunya. Iman dah lama tak ada ibu dari umur 15 tahun. Jadi Iman dah biasa Mak."

"Yeke. Samalah dengan Putra. Dia pun dah kematian mama dia sejak dia 10 tahun."

Iman hanya mengangguk kepalanya. Kesian kecik-kecik dah tak ada mak. Eh samalah dengan awak Iman.

"Takpe Mak,Iman still tak bagi Mak kemas. Biar Iman buat sendiri. And Mak jangan ngada-ngada panggil Iman,Cik Iman eh? Panggil Iman je lah"Iman memberi amaran sambil tersenyum.

"Baik bos"balas Mak sambil tangan angkat tanda salute.

Hari pertamanya berjalan lancar. Semasa sedang mengemas untuk pulang,tiba-tiba Putra masuk ke dalam biliknya. Mak dan Lisa dah lama balik. Iman balik lambat sikit sebab nak mengelak jammed. Kini tinggal mereka berdua di dalam office.

"Iman kenapa tak balik lagi?"terjah Putra dengan muka penat dan badan berpeluh-peluh. Terjerit kecil Iman melihat kelibat Putra.

"You ni kenapa berpeluh? Lif rosak ke?"

"I tanya apa tadi Iman?"

Eih garangnya Putra ni. Sabarlah. Dah lah main terjah je.

"Oh I saja je. Sebab nak tunggu reda jammed sikit. Kenapa?"

"Iman it's dangerous you know. Before this ada kes pecah masuk office. I taknak waktu you sorang-sorang macamni jadi apa-apa yang buruk."Putra duduk di hadapan meja sambil Iman mengemas.

"I dah biasalah Putra. I duduk rumah sewa pun sorang apalah sangat. I ada judo. "balas Iman sambil menunduk mengikat plastik sampah dalam bakul di bawah mejanya.

Semasa Iman bangun dan memalingkan badannya,Putra berdiri betul-betul di belakangnya sampai kan hidungnya berlanggar dengan leher Putra. Tercium bau perfume Putra.

'Eh bila masa pulak dia ni bangun?' Iman menapak ke belakang dalam dua langkah namun langkahnya mati disebabkan oleh meja pejabat. Jantung Iman bagai nak pecah bila mata sepetnya bertentang dengan mata redup milik Putra. Dan Putra makin menghampiri dirinya.

"You..you belakang sikit. I nak pergi buang sampah ni."Iman memalingkan mukanya ketepi mungkin taknak tergoda dengan renungan Putra. Sesungguhnya iman milik Iman Amanda senipis bawang walaupun nama diberi adalah Iman.

Bau peluh Putra bercampur bau perfumenya membuatkan darah Iman berderau. Maskulin sangat baunya. Mampu melemahkan lututlah kata orang.

Putra tidak mempedulikan permintaan Iman. Tangan Putra mengelus lembut rambut Iman. Dan sebelah lagi tangannya memegang dagu Iman untuk dipalingkan menghadap wajahnya. Iman menurut saja. Entah kenapa. Tapi matanya dipejamkan serapat-rapatnya. Takut mungkin? Kelakar Iman ni.

'Comelnya kau ni Iman'getus Putra di dalam hati.
Tadi apabila melihat Iman tertunduk-tunduk dengan baju kurung cotton yang mengikut susuk badannya,Putra terasa sesuatu yang lain. Bergerak-gerak halkum Putra menelan air liur. Dia bercadang untuk mengenakan Iman. Now dia yang terkena. Dia rasa sesuatu apabila Iman tercium lehernya. Nafsu lelakinya bergolak.

"Open your eyes Iman. You make me wanna kiss you with your face like that." Sejurus je mendengar Putra berkata begitu,terus Iman membeliakkan matanya.

"Now you make me wanna kiss you more"bisik Putra ke telinganya lalu mencium rambutnya.Sebelah lagi tangannya mengurut-urut bahu dan lengan Iman.

Iman terpaku apabila Putra mencium rambutnya tapi rasa lega bila diurut-urut. Dan dia juga tak tahu kenapa dia tak mengelak atau pun marah.

"Your hair smell like watermelon. Make me wanna eat you out"bisik Putra lagi. Nakal bunyinya.

Kemudian tangannya menyelak rambut panjang dan lurus milik Iman ketepi dan diturunkan bibirnya ke leher Iman. Lama bibirnya diletakkan di situ. Sambil sebelah tangannya memeluk Iman merapatkan tubuh Iman ke tubuhnya.

Kalini mata Iman terpejam bukan kerana takut,tapi terbuai dengan belaian Putra. Tangan Iman pun tak reti duduk diam. Diramasnya rambut Putra apabila Putra menggigit manja lehernya dan mengeluarkan desahan kecil akibat nikmat yang dirasakan ketika ini.

Kemudian Putra menghentikan perlakuannya.

"Let's go and get something to eat"

Iman seakan terpaku. Baru sekejap mereka hampir ke arah nikmat dunia,now Putra nak ajak dia makan. Permainan apakah ini?

"Iman? Jom kita makan"ajak Putra lagi sekali apabila dilihatnya Iman seakan melamun.

"I tahu I ni handsome and you really want me right now, but jangan tenung I macamtu. I lapar bila bau rambut you."Putra mengenyitkan matanya.

"Wow. Why so perasan? I don't think so. I'm going back home!"getus Iman seakan marah dengan Putra. Potong stim betul!

'Permainan apa kau sedang main dengan aku ni Putra? Kau bagi harapan,then kau senang-senang kata nak makan? And yang aku ni kenapa bagi dia buat kat aku macamtu?!'Iman berperang dengan emosinya sendiri.

Iman mengemas begnya lalu menolak Putra yang dari tadi kat belakang Iman. Namun sepantas kilat Putra menarik tangan Iman membuatkan Iman terpusing terus kedalam dakapan Putra.

Dan dalam sekelip mata,Putra menekan bibirnya ke bibir Iman. Terbeliak mata Iman. Semasa Putra melepaskan ciumannya,terus Iman menampar Putra.

**********
How was it???? Aww naughty kan Putra. And jahat k buat Iman macamtu. Kesian dia dah mengharap. Lol.
Please please please vote guys. And kalau boleh comment for a feedback. Taknaklah rasa macam syok sendiri. Hmm :(
Thanks for the vote! Muahhxx

F*ck First,Love LaterWhere stories live. Discover now