Part 28 - Jealousy

23.4K 496 27
                                    

"Ni semua salah I kan?"tersedu-sedu Iman menangis di dalam pelukan Putra. Putra mengusap lembut belakang Iman.

"Shh..ni dah takdir dia Iman. Siapa kita untuk menidakkannya?"

"Tapi kalau bukan sebab dari balik jumpa I sebabkan I nak cancelkan pertunangan kami,mesti benda ni tak jadi!"Iman masih tersedu dan tangannya ditepuk kedada Putra seolah menyalahkan diri mereka atas kejadian yang menimpa Amirul.

Putra hanya terdiam.

'Balik dari jumpa Iman? But why?'kata-kata itu hanya terluah didalam hati Putra. Putra masih lagi memeluk Iman sebelum tiba-tiba Iman merenggangkan pelukan itu.

"I need to go"Iman berkata perlahan sambil tangannya mengesat air mata yang masih bersisa di pipinya.

"I hantarkan"

"Tak payah. I drive sendiri tadi"

"At least sampai kereta?"

Iman hanya membiarkan saja sebelum melangkah keluar daripada wad Amirul. Putra menurut dari belakang memandangkan Iman tak cakap tak payah.
Putra mempercepatkan langkahnya mengejar Iman dari belakang. Semasa didalam lif yang kebetulan hanya terdapat mereka berdua,Putra memecahkan kesepian antara mereka.

"I miss you sayang. I miss you so much"

Walaupun perlahan,namun Iman dapat dengar dengan jelas bait perkataan itu meluncur keluar dari mulut Putra. Putra tidak memandangnya,hanya memandang ke arah pintu lif. Iman tidak memberikan sebarang respon.

Sesampainya ke kereta,Iman segera masuk ke dalam dan berlalu tanpa mengucapkan sepatah kata pada Putra. Putra dibiarkan termangu berseorangan di carpark tersebut.

"I miss you too"seusai berkata begitu,air mata Iman mencurah.

********

"Ibu tahu kenapa Amirul berjumpa Iman hari dia terlibat kemalangan?"

Putra yang menemani ibu di kafeteria hospital selepas mengambil ibu dirumah untuk menjaga Amirul cuba bertanya kalau-kalau ibu tahu punca Amirul berjumpa Iman sekaligus punca hubungan dingin antara dia dan Iman.

"Ibu tak pasti. Tapi memang dia ada mengamuk-ngamuk waktu tu lepastu dia terus keluar. Tak sempat ibu tanya,dia dah pergi"

Kemudian ibu menggapai tangan anak muda tersebut. Ibu kasihan melihat Putra yang terpaksa menanggung perbuatan anaknya dan mengakibatkan hubungan antara dia dan Iman menjadi dingin namun tiada apa yang dapat dibantu. Hanya dengan merancang untuk menggantikan Putra sebagai tunangan Iman adalah cara dia menebus kesalahan anaknya.

Air mata tuanya menitis sebelum Putra segera menyapu air mata tersebut.

"Ibu minta maaf Put. Sebab Amirul,atas segalanya nak"

Putra mengusap tangan ibu perlahan.

"Ibu,tak ada siapa pun bersalah apatah lagi ibu. Amirul pun bertindak di luar sedar bu. Put tahu,Put kenal Mirul. Dia bukan macamtu. Dia kawan paling baik Put pernah ada and Put percaya dia juga seorang anak yang baik"

Air mata ibu masih mengalir. Putra merenung ibu sebak.

"Jodoh ni ketentuan Allah bu,kalaupun bukan sebab Amirul,kalau ditakdirkan tak ada jodoh antara Put dan Iman,siapalah Put nak halang. Semuanya kita serahkan pada Allah bu. Mengenai kesihatan Amirul pun kita kena banyak berdoa dan tawakal. Put nak sangat sahabat baik Put sihat macam dulu"

"Tapi ibu yakin,kalian memang berjodohan. Ibu boleh nampak cinta dalam mata Iman cuma dia cuba untuk menafikannya"

"Putra akan terus berusaha memenangi hati Iman semula dan juga kita perlu sama-sama terus mendoakan kesihatan Amirul"

F*ck First,Love LaterWhere stories live. Discover now