16.

1K 208 19
                                    

"Lu gak boleh gitu sun, harusnya lu sayang nyawa bukannya kaya gini. Lu buat gw malah semakin bersalah sun." Ucap [Name] sambil menahan air matanya agar tidak lolos di depan suna.

Suna yang melihat mata [Name] berkaca-kaca terkekeh pelan.

"Nangis aja kali, lu kan cengeng." Ucap suna sambil tertawa pelan.

"Bacot ah gw tinggal juga lu." Ucap [Name] lalu mengelap air matanya yang ada di pelupuk matanya.

"Tadi lu bilang 'sayang nyawa' kan?" Tanya suna yang di balas anggukan oleh [Name].

"Gimana gw bisa sayang sama nyawa gw, kalau ortu gw aja gak sayang sama nyawa gw hahaha." Lanjutnya lagi seraya tertawa hambar. [Name] tentu saja terkejut dengan ucapan suna.

Suna yang melihat [Name] segera berhenti tertawa dan di gantikan oleh senyuman pahitnya.

"Gw di paksa pinter sama mama gw dan di paksa jadi orang sukses sama papa gw, dan mereka nyuruh gw berhenti ngelakuin apa yang gw suka. Makanya gw suruh aja ortu gw kerja di luar negri dengan alasan pekerjaan di sana di gaji dengan jumlah besar, makanya mereka mau." Jelas suna masih setia dengan senyumannya.

"Broken home?" Tanya [Name].

"yes that child is me. suna rintarou." Jawab suna yang mendapat tatapan bersalah + kesihan dari [Name].

"Gw gapapa. Gausah liat gw kaya gitu. Dan gw juga hidup bahagia-bahagia aja selagi ada temen-temen dan lu." Ucap suna. [Name] menghela nafas lalu menarik bibirnya membentuk bulan sabit yang sangat tipis.

"yes. suna is a person I know who is physically and mentally strong. so keep the spirit even though the reality hurts." Ucap [Name].

"I will always be excited if you are always by my side until fate can separate- maybe i will fight destiny" Ucap suna lalu berbalik membelakangi [Name], melihat bulan sabit yang tengah berinar dimalam yang sunyi.

[Name] hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu berjalan ke sofa untuk segera tidur, dengan jaket semi yang tidak sengaja tertinggal, ia jadikan untuk menutup badannya agar tidak kedinginan.

Suna pun tidak lama tertidur lagi karna jika ia terjaga di malam hari, kepalanya akan semakin sakit karna tidak di istirahatkan.

Skipp~~

[Name] tengah menyalin catatan mata pelajaran sekarang dari kenma yang dikirim dari hpnya.

"Maaf... Gara-gara gw, lu jadi gak kuliah," Ucap suna yang sedari tadi memperhatikan [Name] di sisinya.

"Sttt diem. Lagi pula ini salah gw bukan salah lu." Ucap [Name] masih setia melihat bukunya seraya menulis.

"Lu kala-" Ok dipotong oleh [Name]

"Oh iyah! Lu kan belum makan obat! Bentar tunggu!" Ucap sang wanita lalu berlari keluar ruangan menuju tempat obat.

"Gw gak bisa ngertiin ini pliss... Siapapun bantu gw.. Gw gak mau jatuh makin dalam," Ucap suna sambil menatap langit biru diluar jendela.

Tak lama [Name] datang membawa suster serta obat yang ada di genggamannya.

"Lah kok malah bawa susternya?" Tanya suna sambil menaikan satu alisnya menatap [Name].

"Lu harus ganti perban." Jawab [Name] padat.

Suster yang tadi bersama [Name] segera mengganti perban yang ada di kepala suna. Sedangkan [Name] pindah ke sofa dan lanjut menyalin mapel kuliahnya. Suna? Hanya pasrah.

Tidak lama teman-temannya datang dengan rusuhnya membuat suster yang sedang mengganti perban suna menggerutu kesal.

"Harap jangan terlalu berisik karna ini sedang di rumah sakit!" Ucap suster tegas lalu segera membereskan perlatannya dan meninggalkan ruangan suna.

kita beda. [ haikyuu x reader ]Where stories live. Discover now