32.

738 184 13
                                    

[Name] terbangun dari tidurnya karna merasakan seret ditenggorokannya. Ia pun turun ke bawah menuju dapur. Terlihat ada kuro juga yang tengah mengambil air dari dispenser. Dengan perasaan waspada, [Name] mengambil gelas lalu menuju dispenser yang digunakan untuk mengambil air juga.

"Lu belom tidur [Name]?" Tanya kuro disamping [Name] yang tengah menyicikan air. [Name] menghela nafas lega. Nada bicara kuro sudah seperti biasa.

"Kebangun mau minum." Jawab [Name] dengan santai.

Kuro pun tersenyum melihat [Name] yang sedang minum sambil berjongkok. Ia pun ikut berjongkok menyetarakan dengan [Name].

[Name] pun merasa bingung memutuskan untuk bertanya "kenapa?" Tanyanya sudah selesai minum.

"Maaf." Ucap kuro tiba-tiba, membuat [Name] tambah bingung.

Melihat [Name] diam saja, kuro akhirnya angkat suara lagi.

"Maaf gw harus sama yang lain." Ucapnya lalu menyenderkan tubuhnya pada dinding.

[Name] pun tersentak kaget dibuatnya. Tapi dengan cepat ia merubah wajahnya jadi kalem.

"Maksudnya?" Tanya [Name] disertai deheman.

Tidak ada jawaban. [Name] pun melirik kuro sedang menundukan kepalanya diatas lutut yang ia dekap.

"Pliss gw gak mau kayak gini.." Lirih kuro. Samar-samar [Name] mendengar suara isakan.

"Eh eh- jangan nangis tet astaghfirullah," Ucap [Name] panik lalu meletakkan gelas yang ia pegang ke wastafel.

"Gw gak ada rasa sama sekali sama alisa [Name].." Ucap kuro sekarang terdengar jelas suara isakannya.

Suga yang kebetulan lewat pun, mendengar suara tangisan dari arah dapur. Ia pun segera ke arah sumber suara tersebut, ditemukan [Name] dan kuro.

"[Name] kenapa?" Tanya suga.

[Name] pun menatap suga lalu memberi isyarat untuk mendekat kepadanya. Suga tanpa basa basi pun langsung menghampiri [Name] dan kuro yang sedang menangis.

"Gamau tau, gw mau batalin pertunangan ini." Ucap kuro lalu mengusap air mata yang ada dipipinya.

"Eh bodoh! Kuro jangan gitu an-!" Ucap suga yang sedikit emosi.

"Enggak enggak, gw udah cape diatur-atur sama orang tua gw yang gila akan kekayaan." Ucap kuro masih mengeluarkan air matanya.

"Gw tau lu kuat. Lu pasti bisa kur. Jangan gitu sama alisa, kesian dia." Ucap suga menepuk bahu kuro.

"Percuma kalau cuma komitmen. Gak akan bahagia rumah tangganya juga." Ucap kuro lalu beralih netranya menatap [Name] yang tengah terdiam menatapnya.

"Gw gak akan bahagia, kalau kebahagiaan itu sendiri ada di lu." Ucap kuro hendak menerjang [Name], tapi dengan cepat suga menahannya. [Name] pun sedikit mundur dari kuro karna sedikit terkejut.

"Kuro lu harus sadar kur," Ucap suga dengan tenang. Karna tidak ingin membangunkan yang lain.

Kuro menangis sejadi-jadinya dilengan suga yang masih menahannya. Tak disangka kuro yang selalu membawa tawa untuk teman-temannya itu bisa serapuh ini.

Suga dan [Name] hanya bisa melihat, tidak dapat membantu. Percuma membantu juga, ujung-ujungnya pasti gak akan berhasil.

"Tetsu," Panggil [Name] membuat kuro berhenti menangis dan menatap iris sang wanita.

"Ortu lu itu sayang sama lu dan mungkin ini yang mereka pikir terbaik buat lu." Ucap [Name] berusaha menyemangati.

"Dan gw pikir ini yang terburuk." Jawab kuro dengan lemas.

"Ya... Anaknya pasti gak akan tau baik, kalau ego masih menguasai diri." Balas [Name].

"Iya gw egois. Gw cuma pengen lu." Ucap kuro semakin lemas.

Kuro pun menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu bersandar ke dinding.

"say you love me even though it's fake." Ucapnya pelan seraya meremas rambutnya.

[Name] tidak bisa berkata seperti itu dengan orang yang sudah mempunyai tunangan. [Name] pun menatap suga terlihat seperti berkata 'gimana?'.

"Lu jangan gitu kur. Kalau alisa liat gimana?" Tanya suga.

"Terserah. Gw udah cape." Jawab kuro.

"Kalau cape istirahat jangan malah gini. Lu tadi sempet buat [Name] takut." Ucap suga.

"Coba suga lu bayangin. Lu dijodohin sama ortu lu hanya karna harta gimana?" Tanya kuro menatap suga.

"Entahlah. Mungkin gw sama kaya lu sekarang. Tapi lu harus bisa kontrol kuro." Jawab suga.

"Udah udah. Akhirnya juga kita bakal pisah dan membangun rumah tangga masing-masing." Ucap [Name] menengahi kuro dan suga.

"Tapi ka-"

"Kan awalnya juga kita emang gak bisa nyatu kou. Meskipun gw tau kalian naksir sama gw, tapi itu cuman sebagai penyakit yang kalian pertahanin." Ucap [Name] membuat kedua orang yang ada dihadapannya terdiam.

"Kehidupan gak akan selalu ngasih ekspektasi kalian yang tinggk." "Termasuk gw." Lanjutnya seraya tersenyum.

"Oh iyah gw lupa." Ucap kuro terkekeh sendiri. Lalu ia pun berdiri membasuh mukanya di wastafel.

Sesudah mencuci muka ia pun berbalik menghadap kedua temannya yang masih berjongkok. "Yosh, kita lupain aja yang tadi." Ucapnya dengan kepalan tangan didepan dadanya.

"Jaa oyasumi." Lanjutnya lalu pergi meninggalkan [Name] dan suga yang masih berjongkok. Mereka pun saling tatap satu sama lain.

"Apa si?" Tanya [Name].

"Gatau anjir." Jawab suga.

Mereka pun tertawa. Menertawakan kebodohan mereka masing-masing. Iya kebodohan!

"Ahahaha... Hah udah ah. Sekarang tidur lagi dah yo." Ucap [Name] lalu berdiri lalu berjalan hendak menaiki tangga menuju kamarnya.

"Ayo." Ucap suga lalu mengikuti arah [Name] berjalan.

"Ngapa ngikutin?!" Pekik [Name] membalikkan badannya menatap suga.

"Kan katanya lanjut tidor? Ya ayoo." Jawab suga polos.

"Dikamar masing-masing bangke ah kocak." Ucap [Name] mengusap wajahnya.

"Oh~ tapi boleh lah nginep dikamar lu." Goda suga dengan alis yang ia naik turunkan.

"Lama-lama lu kaya kenma anjirr." Ucap [Name] lalu berlari menaiki tangga sampai kamarnya lalu membanting pintu kamar dan menguncinya.

"Oyy [Name], gw cuma bercanda." Terdengar suara suga dibalik pintu seraya menggedornya.

"Balik ke kamar sugawara koushi." Ucap [Name] bisa didengar oleh suga sangat menyeramkan.

Disisi kuro

Kuro tengah merebahkan dirinya dikasur dalam kamarnya, tapi ia tidak bisa menutup matanya. Mencoba menenangkan pikirannya.

"Gw mikirin apalagi sih? Padahal kan udah jelas." Gumamnya.

"Yodah lah gak buruk juga gw pura-pura kan?" Lanjutnya lalu menarik selimutnya sampai didadanya karna cuaca malam ini dingin. Malem-malem biasa juga dingin deh.

Ia pun berbalik ke sisi kanan. Tatapannya terlihat kosong.

"In another life. I will make you my girl." Gumamnya lalu tertidur karna pengaruh obat tidur yang ia makan setiap hari.

Sebelum ia berbaring dikasurnya, kuro meminum obat tidur yang ada dalam sakunya. Tentu tidak diketahui oleh teman atau keluarganya, jika selama ini ia mengkonsumsi obat tidur.

Tbc.

kita beda. [ haikyuu x reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang