25.

795 191 26
                                    

[Name] pun berjalan menuju kelasnya sambil bersenandung ria. Sebelum [Name] menyenggol seseorang.

"Ampun ampun jangan disemprot!" Ucap [Name] panik sambil menutup mukanya dengan tangannya.

"Dih pede lu." Ketus sakusa.

"Tck kirain." Ucap [Name] lalu berjalan melewati sakusa. Tentu saja tidak semudah itu Ferguso~ sakusa berbalik menghalangi jalan [Name].

"Ekhm. Mo nanya." Ucap sakusa seraya membuka maskernya.

"Ceffat kaka." Ucap [Name] bersedekap dada.

"Tadi lu sama siapa? Jangan pikir gw gak liat lu didepan gerbang yah." Tanya sakusa ikut bersedekap dada.

"Nahkan." Batin [Name] yang sudah memprediksikan.

"Tadi itu... Abang! Iya abang gw," Ucap [Name] panik.

"Emang lu punya motor? Abang lu juga kemarin bilang gak bawa kendaraan kesini." Ucap sakusa mulai curiga.

"Ojek mungkin? hehehe," Ucap [Name] menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Pasti gengnya teru ya?" Tebak sakusa yang pas tepat sasaran.

"Bu-bukan kocak! Itu... Anu orang." Jawab [Name] sudah kehabisan alasan sampai melontarkan jawaban yang gak habis pikir.

"Yaiyalah! Mau apa lagi emang? Hantu? Si casper?" Ucap sakusa kesal.

"Susah ya ngadepin lu." Ucap [Name] pasrah.

"Jadi?" Tanya sakusa yang masih setia menunggu penjelasan [Name].

"Iya." Ucap [Name] singkat sambil memalingkan wajahnya.

"Bener si teru?" Tanya sakusa mencoba menebak-nebak.

"Futakuchi anjir! Yang lu serempet malem waktu balapan." Ucap [Name] menatap sakusa. Tentu sakusa kaget dengan ucapan [Name]

"eh kok tau?" Batin sakusa kebingungan.

"Lu ngapa dah sampe nyerempet gitu?" Tanya [Name] menatap tajam sakusa.

"Dia yang duluan anjir." Ucap sakusa menyalahkan futakuchi.

[Name] pun menggeleng-gelengkan kepala "lu. Lu duluan." Ucapnya menunjuk-nunjuk sakusa. Tanpa sadar mereka menjadi pusat perhatian. Ya gimana gak jadi pusat perhatian, orang mereka debat dikoridor.

"Ke kelas lu dulu lah yu. Diliatin nih gw risih." Ucap sakusa lalu berjalan mendahului [Name]. [Name] yang dibuat kesal olehnya, hanya mengikuti dengan langkah besar.

Sampai [Name] dikelasnya. Ia berjalan ke bangkunya, diikuti sakusa. Menaruh tasnya dan duduk dengan muka yang masih cemberut.

"Udah ngapa ah aelah." Ucap sakusa duduk dibangku depan [Name].

[Name] tidak menggubris ucapan sakusa, memilih melihat ke luar jendela.

"Udahlah jangan ngambek begitu." Ucap sakusa lalu menopang dagunya dengan tangan kirinya "tahan sa tahan." Batinnya menenangkan jantungnya.

"Yaudah nih gw jelasin ya. Waktu itu motor gw oleng gatau kenapa, terus gak ke rem juga alhasil nyerempet futakuchi gitu aja." Jelas sakusa.

[Name] masih memandang ke arah luar jendela. Entah melihat apa yang menarik. "Apasi yang ada diluar jendela sampe gw dicuekin?" Tanya sakusa ikut melihat keluar jendela yang kebetulan atau apa ia melihat haru berjalan sambil membawa tumpukan buku.

"Oh. Yaudahlah percuma aja gw jelasin kalau gak didenger." Ucap sakusa bangun dari duduknya hendak ke luar kelas.

[Name] melihat itu pun sedikit bingung. Pasalnya ia tidak melihat siapa pun diluar jendela. Ia pun kembali melihat keluar jendela ternyata haru baru saja lewat. Ia pun segera berlari ke depan pintu kelas menghalangi sakusa.

kita beda. [ haikyuu x reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang