Dua

2.1K 261 60
                                    

2 minggu kemudian.


"Halo."

"Kau di mana? Maaf, aku baru ada waktu untuk menghubungimu."

"Anniya... Tidak masalah, Oppa."

"Kau benar tidak marah?"

"Tentu tidak, Oppa."
.

.

Hening
.

.

"Hari ini aku off. Kau mau ke tempatku? Atau aku yang ke tempatmu?"

"Hah?! Entahlah. Aku sedang tidak ingin kemana-mana." Tolak Lisa dengan halus.

"Ku jemput 10 menit lagi?"

"Jangan! Kau pasti kurang istirahat karena kesibukanmu belakangan ini. Istirahatlah. Lain kali saja kita bertemunya."

"Kau aneh, cutie!"

"I'm fine. Selamat malam, Oppa. —Bye!"

Lisa melempar dengan ngeri ponselnya ke atas tempat tidur. Berpikir keras bagaimana caranya agar ia bisa menghindari Jiyong. Lisa benar-benar merasa tidak nyaman dengan keakraban yang tiba-tiba pria itu coba lakukan sejak makan siang tempo hari.

Hubungan antara Jennie dan Jiyong yang sempat terekspos media tempo lalu, membuat Lisa mendapat jawaban dari semua pertanyaannya selama ini; kenapa Jennie begitu akrab dengan Jiyong, dekat dengan Kakak pria itu bahkan sering berkumpul bersama teman-teman dari lingkaran pria itu.


Dan ide untuk menjadi akrab dalam versi Jiyong sungguh terasa aneh di rasakan oleh Lisa, mengingat kakaknya lah kekasihnya saat ini. Lisa merasa seperti tengah diajak berselingkuh, Sangat tidak nyaman.


Tok...Tok...Tok...


"Lisa-ya?! Kau sudah tidur?" Kepala Rosé muncul dari balik pintu kamarnya.

"Hem. Ada apa?"

"Kau sudah dengar berita hari ini?!" Serunya khawatir.

"Apa? Sedari tadi aku belum lihat ponsel, aku hanya menerima telepon dari Jiyong Oppa dan lihatlah, ponselku masih tergeletak di sana. Katakan, ada berita penting apa?" Lisa terbawa suasana melihat ekspresi dari wajah Rosé.

"Kau semakin dekat dengannya, ya?" Rosé malah terdengar tertarik dengan informasi kegiatan Lisa dan Jiyong, melenceng dari topik.

Telinga Lisa seketika berdengung mendengar tiap kata yang terucap dari bibir Rosé. Fokusnya kini ia alihkan pada anjing kesayangannya, Love.

"Dia begitu ramah... Baik... dan dia sangat humoris, bukan?" Ucap Rosé lagi dengan wajah sumringah seperti tengah membayangkan sosok Jiyong.

"Entahlah. Aku merasa dia terlalu... berlebihan? Maksudku, harusnya dia bisa bersikap lebih wajar layaknya seorang kekasih dari kakakku, bukan? Aku merasa tidak enak pada Jennie Eonni."


"Kapan Ji Oppa bilang kalau dia kekasih Jennie Eonni? Kau selalu mengambil kesimpulan tanpa mau bertanya, Lalisa!" Rosé menatap Lisa jengah khas dirinya.

"Itu bukan urusanku untuk bertanya tentang hubungan mereka. Aku mau tidur, keluarlah!"

"Kau serius mau tidur? Mino Oppa ada di parkiran untuk menjemput kita! Kau tidak mau ikut hangout malam ini?" Tanya Rosé bingung.

EASY ON MEWhere stories live. Discover now