Dua puluh empat (+)

2.3K 205 43
                                    



"Diamlah. Jangan memancing keributan yang membuat orang-orang bisa menyaksikan kita." Desis Jiyong tajam tepat di ceruk leher jenjang milik Lisa. "Siapa suruh memakai rok sependek ini? Kau sengaja mau menggodaku, bukan?" Tambahnya lagi dengan sengaja menggigit leher Lisa dan menghisapnya keras.



"Hentikanh!" Lisa mencoba kembali untuk mendorong tubuh Jiyong. Meskipun pria itu terlihat memiliki badan yang kurus, tapi jangan remehkan kekuatannya. Jiyong mampu dengan mudah menaklukkan amukan Lisa, seperti saat ini.



Lisa terus memberontak saat Jiyong memaksanya ikut masuk ke dalam Lift, kemudian mengunci Lift tersebut agar laju Lift tersebut bisa segera sampai menuju Basement, tempat mobil Jiyong terparkir. —Hanya Jiyong dan beberapa petinggi YG yang memiliki akses private Lift di gedung YG ini.



"Sean, jaga area sekitar." Perintah Jiyong pada Sean yang sudah siaga menantinya. Jiyong pun langsung membawa Lisa masuk ke dalam rolls royce miliknya, dan langsung mengeksekusi Lisa tanpa ampun.



"Naik." Titah Jiyong pada Lisa. Memintanya untuk duduk tepat diatas pangkuannya.



Lisa tentu menggeleng, menolak ide gila Jiyong tersebut. Dirinya sungguh tidak akan memberikan apa yang pria itu mau. 'Bercinta di dalam mobil? Di pelataran parkir YG?! Dasar pria mesum gila!'



"Cutie... Jangan membuatku marah. Cepat naik, atau aku akan membuka jendela ini agar orang-orang bisa menyaksikan pertunjukan kita." Ancam Jiyong terlihat tidak main-main pada Lisa.



"Tidak, Oppa. Kau sudah gila kalau berpikir aku mau kau perlakukan seperti ini!"



"Kau tahu, Sean adalah anak buahku yang paling setia. Dia pun tidak akan menolakku jika aku memintanya untuk masuk dan membantuku untuk memaksamu, Cutie. Apa kau suka jika dia melihat kegiatan intim kita?"



Lisa menatap horor kearah Jiyong. Lisa tahu kebenaran akan kata-kata Jiyong tentang loyalitas seorang Sean pada Jiyong, dan membayangkan Sean yang melihat dirinya di setubuhi oleh Jiyong; membuat tubuh Lisa gemetar hebat.



Bergerak perlahan untuk mendekat menuruti perintah Jiyong, Lisa kembali di hentikan Jiyong kala tangan pria itu menarik tangan Lisa dan membawanya kearah gundukan di tengah celananya. "Buka. Keluarkan dia, manjakan dia dengan mulutmu." Pinta Jiyong tanpa perasaan.



Lisa bergeming. Dirinya memang memiliki pengalaman dengan pria, sebelum dengan Jiyong. Namun tidak untuk satu hal itu, belum pernah seumur hidup Lisa melakukannya. Itu terlalu menjijikkan untuknya.



"Ayo, Cutie. Berkenalan lah dengan dia yang sudah memuaskanmu tempo hari." Ujar Jiyong begitu eksplisit sembari mengusap-usap rambut Lisa dengan lembut, mendorong perlahan kepala Lisa untuk semakin menunduk kearah miliknya.



Meneguk air liurnya berkali-kali, Lisa akhirnya memberanikan diri untuk membuka kancing celana pria itu, menurunkan resleting miliknya dengan begitu perlahan, membuat Jiyong yang tengah menatapnya intens kembali berdesis. "Sapa dia, Baby..." Desah Jiyong dengan menekan kepala Lisa agar semakin menunduk ke inti tubuhnya, yang sudah bebas berdiri dengan tegak karena bantuan Lisa.



"Aku tidak bisa, Oppa. Kumohon..." Lisa sudah terisak. Ia menangis karena merasa tidak sanggup untuk memenuhi keinginan Jiyong yang satu itu, namun dirinya pun takut akan ancaman Jiyong padanya sebelumnya.



"It's Okay. Kau harus mulai belajar menyenangkannya, Cutie. Cium dia, hisap dia dengan mulut indahmu..." Titah Jiyong terus mendesak Lisa, hingga akhirnya bibir ranum itu mulai melakukan apa yang dia perintahkan itu, dengan sangat baik.



"Ssshh.... Iyah, seperti itu... Aahh! Kau cepat belajarh!" Desahan keras Jiyong menyambut aksi Lisa. Pria itu tampak begitu menikmati perbuatan Lisa pada tubuhnya itu, menengadah dengan mata tertutup.


"Sean?! Apa kau lihat Ji Oppa?" Sebuah suara wanita tiba-tiba terdengar tepat di samping mobil Jiyong. Itu suara Jennie, Lisa sangat hapal itu.



Kondisi kaca mobil yang gelap hingga 100 persen, membuat mata siapa saja tidak akan mampu menembus dan melihat apa yang terjadi di dalam mobil saat ini.



"Lanjutnya, Baby..." Pinta Jiyong pada Lisa dengan suara parau, syarat nafsu.



Lisa menggeleng, menatap horor kearah sosok Jennie yang tengah berada tepat di sebelah pintu belakang, persis dimana dirinya dan Jiyong berada.



"Tuan belum kembali, Nona." Jawab Sean tenang.



"Benarkah? Tapi kenapa mesin mobilnya sudah kau hidupkan? Kau sedang tidak berbohong, bukan?" Jennie kini menatap mobil Jiyong, yang tanpa dia sadari bahwa Lisa pun kini tengah membalas menatapnya dari dalam.



Jiyong gemas melihat wajah pias Lisa dengan tubuhnya yang membeku karena kehadiran Jennie di tengah-tengah kegiatan mereka. Jiyong berinisiatif langsung menarik tubuh Lisa untuk naik keatas pangkuannya, bergerak dengan begitu cepat untuk menarik rok yang Lisa kenakan hingga tersingkap ke atas, lalu menggeser celana dalam Lisa, menyentuhnya untuk memastikan kesiapan gadisnya itu sebelum akhirnya Jiyong menyatukan tubuh mereka dengan keras.



Lisa terkesiap, bahkan hampir saja berteriak kala mendapat serangan mendadak dari Jiyong tersebut. Dirinya langsung membekap mulutnya sendiri, berusaha agar tidak ada suara yang muncul dari bibirnya.



Fokus Lisa terbagi pada apa yang tengah Jiyong lakukan pada tubuhnya, dan rasa takutnya akan kehadiran Jennie yang masih berada tepat di samping mobil. Lisa terus menatap Jennie dengan perasaan was-was sembari tubuhnya yang terus bergerak, menerima setiap hujaman keras dari Jiyong yang sepertinya juga ikut terpacu akan situasi menegangkan yang saat ini Lisa rasakan.



"Mendesah, Cutie... Aku inginh mendengarnya sekarang." Bisik Jiyong meminta Lisa untuk menatapnya. "Lihat, Lihatlah bagaimana mereka bergerak untuk terus memuaskan kita." Lanjut Jiyong mengarahkan pandangan Lisa untuk melihat ke arah penyatuan tubuh mereka dibawah.



"Nggghhh..." Lisa pun mendesah tak tertahan dari balik mulutnya yang masih dibungkamnya sendiri.



"Lihatlah keluar. Lihatlah wajah Jennie... Apakah semakin membuatmu merasakan kenikmatan?"



Lisa menggeleng keras, menolak pernyataan Jiyong yang ternyata memang benar ia rasakan. Bercinta dengan keras dan berada di situasi menegangkan seperti saat ini, benar-benar membuat adrenalin dan libido Lisa semakin terpacu. Dirinya bahkan lupa akan kebenciannya pada Jiyong, Lisa sekarang malah sudah ikut bergerak mengikuti ritme pria itu.



"You Fucking Bastard!" Desis Lisa lalu melumat bibir Jiyong dengan ganas, menghisap dan menggigitnya dengan kasar, menghantarkan rasa aneh yang membuat Lisa begitu frustasi hingga akhirnya mengabaikan harga dirinya.



"Yeah, I'm the luckiest bastard cause able to fuck you so hard!" Ucap Jiyong sembari berbisik dengan kekehan tepat di depan telinga Lisa.



Mereka terus bergerak dengan kegilaan yang terus meningkat. Melupakan kehadiran Jennie hingga tidak menyadari kapan saat wanita itu akhirnya pergi menjauh meninggalkan mobil. Lisa dan Jiyong terus meminta di puaskan satu sama lain, mengejar semakin kencang untuk menjemput kenikmatan mereka tanpa peduli keadaan mobil yang mulai berguncang karena tidak bisa menahan kehebatan pergerakan tubuh mereka.



"Janganh keluar di dalamh!" Teriak Lisa tahu kalau Jiyong pun akan sampai, sama seperti dirinya.



"You wish!" Ucap Jiyong lalu menahan bokong Lisa agar tidak menjauh darinya, malah memasukan semakin dalam miliknya kedalam inti Lisa, memuntahkan bukti kenikmatannya tanpa ragu. "Gdragon junior harus hadir di sini." Bisiknya gila sembari tertawa melihat wajah pias Lisa yang baru menyadari kegilaan apa yang tengah Jiyong rencanakan.








➡️➡️➡️TBC➡️➡️➡️

EASY ON MEWhere stories live. Discover now