Tiga Puluh

1.6K 199 75
                                    


"Kau anggap apa aku ini, Oppa?" 



"Apakah sudah?" Jiyong menatap Lisa, meminta kepastian pada gadisnya tentang apa yang sedang pria itu lakukan, "Apakah sudah cukup bersih?" Lanjutnya dengan mengusapkan lagi tissue di antara selangkangan Lisa.



Menelan ludah dengan kesulitan, Lisa tetap mempertahankan sikapnya yang tegas pada Jiyong. "Sudah cukup. Aku bisa sendiri, Oppa." Lisa lalu menjauh dari jangkauan Jiyong dan segera memakai celananya dengan cepat.



Jiyong yang melihat itu hanya tersenyum tipis, bangkit dari posisinya yang berjongkok, Jiyong membuang tissue-tissue yang ada di bawahnya ke tempat sampah. "Kenapa kau bertanya begitu?" Ucapnya melanjutkan pertanyaan Lisa yang tertunda.



"Jawab saja! Apakah sesulit itu?"



Jiyong menatap Lisa dalam diam, masih berdiri sembari menguncir ulang rambutnya yang sudah memanjang, Jiyong mengulurkan tangannya pada Lisa. "Kemarilah." Pintanya.



Merasa Jiyong cukup mengancam, Lisa menggeleng dan memilih untuk duduk di salah satu kursi berroda yang ada di ruangan itu. "Aku tidak siap jika kau akan menyerangku lagi. Aku akan mendengarnya dari sini."



"Kau kira aku maniak seks?!" 



"Memang tidak?! Kau selalu melakukan itu, Apapun alasannya! Bahkan tanpa alasan sekalipun!" Seru Lisa kesal mendengar ucapan Jiyong yang tidak sesuai dengan kenyataannya.



Jiyong pun tertawa kencang, merasa tertampar akan kenyataan yang baru saja Lisa ungkapkan padanya. "Aku begitu hanya denganmu, Cutie! Kau harusnya bangga," 



Memutar bola matanya malas, Lisa mengabaikan ucapan Jiyong. "Kau mengalihkan pembicaraan lagi, Oppa." Tegasnya.



"Apa sih yang mau kau dengar? Apakah semua yang kuberikan dan tunjukkan padamu selama ini tidak bisa kau pahami dengan baik? Kau minta pengakuan? Kau ingin aku menyatakan cinta padamu? Atau jangan-jangan kau ingin aku untuk menikahimu?!" Ucap Jiyong penuh kesinisan, jauh dari apa yang Lisa bayangkan. 



"Kenapa diam? Itukah yang kau mau?" Lanjut Jiyong dengan menggeleng-gelengkan kepala sembari terkekeh seakan tengah menertawakan Lisa. "Aku tidak mengira kalau kau akan menanyakan hal menjijikkan seperti ini! Aku kira kita sudah saling memahami satu sama lain, Cutie."



Helaan napas Lisa seakan tertimbun lumpur, ingin melantangkan suaranya pun tak sanggup karena kerongkongannya melemah. Bukan, bukan Lisa tidak mau menjawab pertanyaan dari Jiyong tersebut, namun memang tidak ada kata yang perlu diucapkannya lagi.

EASY ON MEWhere stories live. Discover now