Tiga puluh satu

1.4K 191 59
                                    




Flashback





"Terima kasih kalian masih mau bertemu denganku," seringai Jiyong tidak tulus menatap kedua orang di hadapannya, —yang balas menatap Jiyong dengan pancaran permusuhan.





"Kau! Aku tidak mengira seperti ini sifat aslimu. —Cepat katakan apa maumu sekarang?!"





Jiyong kembali tersenyum, menatap dan menimbang kata-kata yang tepat untuk menghadapi Ibu dan Anak di hadapannya ini, "Berhenti merajuk dan kembalilah profesional, Jennie-ya! Aku tahu kau tidak secinta itu padaku hingga kau mau mengorbankan karirmu di Blackpink dan meninggalkan industri ini begitu saja." Jiyong menatap Jennie dengan tatapan tenangnya, meyakinkan gadis itu bahwa ucapannya benar. "Egomu yang membuatmu lepas kendali. Ingatlah bagaimana perjuanganmu bersama ketiga membermu dulu, dan ingatlah juga penggemar kalian yang selalu mendukung kalian." lanjut Jiyong menyinggung tentang penggemarnya, Jiyong tahu semua member Blackpink tanpa terkecuali; begitu mencintai dan menghargai penggemarnya.





"Ego katamu?" Desis Jennie mulai terpancing emosinya lagi.





"Orangtuamu selalu menjadikanmu nomor satu dan kau selalu mendapatkan apapun yang kau mau, —kau terluka seperti seorang anak kecil yang kehilangan mainannya. Harga dirimu terluka, tapi bukan hatimu. Kau hanya mengagumi aku, Jennie-ya!" Ungkap Jiyong lagi dengan tegas, menatap lurus ke arah Jennie, membuat gadis itu terdiam.






"Aku mengajak bertemu denganmu karena aku peduli padamu. Kau selalu bersemangat untuk menjadi Idol yang hebat, bukan? Apa kau rela melepaskan itu semua hanya karena aku?!" Lanjut Jiyong dengan begitu meyakinkan.






Jennie masih terdiam. Namun melihat anaknya yang hanya diam dan tidak mendebat Jiyong, Ibunda Jennie pun mengambil alih. "Apa ini tipu muslihatmu lagi, Jiyong-ssi? Kau ingin mempengaruhi anakku dengan kata-katamu?! Kau salah kalau aku akan tetap membiarkan anakku bertahan di Blackpink jika masih ada wanita tidak bermoral itu!" Sungutnya.






"Sekali lagi kuingatkan Nyonya Kim, aku mengajak kalian bertemu bukan untuk berdebat apalagi mendengar kau menghina Lisa. Aku memang masih peduli pada anakmu. Kau lihat dia! Dia setuju dengan apa yang kukatakan, oleh karena itu dia diam tidak mendebatku. Lalu kenapa kau, sebagai orangtuanya tidak mendukung apa yang ingin dia lakukan? Sampai kapan kau akan perlakukan putrimu yang sudah dewasa ini sebagai bayimu?! Biarkan dia membuktikan kemampuannya sendiri, dia mampu tanpa bantuan darimu. Aku yakin itu."






"Hah! Bicara apa kau?! Kalau saja kau tidak mengancam kami dengan berita yang menyangkut dengan Ayah Jennie, Aku tidak akan sudi bertemu dan bicara denganmu!"





"Mom, please..." Bisik Jennie menginterupsi Ibundanya.





"Honey?!" Teriak Ibunda Jennie terkejut tidak menyangka anaknya membela pria itu.





"Aku... —Jiyong Oppa ada benarnya. Selama ini, semua orang di YG pun tahu bahwa pencapaianku selalu karena ada campur tanganmu di belakangku. Mereka tidak pernah melihatku sebagai Jennie, dan aku muak dengan tatapan mereka yang seakan meremehkan atas kemampuanku." Bisik Jennie.





"Jennie-ya! Tidak! Kau hanya terpengaruh pada pria ini! Kau akan tetap keluar dari Blackpink! Aku akan mencari Label besar di Amerika untukmu, kau tenang saja, hem?" Ibunda Jennie kembali meyakininya.





Jennie menggelengkan kepalanya perlahan. Menatap Ibundanya dan Jiyong bergantian. "Tiga minggu lebih menghabiskan waktu untuk berpikir, dan Jiyong Oppa memang benar. Aku marah pada Lisa karena harga diriku yang terluka, Egoku sebagai yang selalu mendapatkan apapun yang kumau, terluka. Dan aku tidak bisa menerima kenyataan itu. Aku menyayangi Blackpink, Mom. Sangat! Aku tidak bisa kehilangan Blink, aku tidak bisa."





EASY ON MEWhere stories live. Discover now