Enam

1.8K 265 76
                                    

Acara makan siang menjelang sore hari ini berlangsung riuh. Bukan hanya Teddy dan member Blackpink saja yang ikut serta, namun ada Loren, Mino bahkan Jiyong pun hadir; membuat suasana Studio banjir akan godaan untuk pasangan kekasih itu.

"Kau tidak di suapi oleh Jennie, Hyung? Harusnya kan sepasang kekasih itu saling menyuapi pasangannya masing-masing." Mino kembali menggoda pasangan itu.

"Kami tidak perlu mengumbar kemesraan di depan umum! Cukup kami berdua saja yang tahu. Benar begitu kan, Oppa?" Balas Jennie dengan gaya manja kearah Jiyong, dan karenanya itu sukses memicu tawa riuh semua yang ada di Studio.

Lisa mencoba tampil senatural mungkin. Ikut tertawa saat mereka kembali menggoda Jiyong dan Jennie, dan terdiam kala tidak ada satu pun yang memperhatikannya.

Lisa tidak akan menangis meski hatinya perih. 'Bukan hakku untuk sedih, karena Jiyong Oppa memang bukan milikku!' Kalimat itu terus Lisa gumamkan dalam hati, berharap itu dapat mengendalikan detak jantungnya yang kian bergemuruh.

"Kenapa kau seperti banyak pikiran sekali, Hyung? Ada masalah?" Loren yang peka terhadap respon Jiyong yang sedari tadi banyak diam mulai memberanikan diri untuk bertanya. Dia khawatir, mungkin candaan dirinya dan teman-temannya sudah membuat Jiyong tidak nyaman.

"Ani. Biasa saja." Hanya itu tanggapan dari Jiyong.

Jennie pun merasakan bahwa sikap Jiyong kali ini kelewat dingin, jauh lebih dingin ketika saat mereka sedang bersama. Ingin menanyakan ada apa dengannya pun, rasanya dia tidak memiliki keberanian. Mengingat karakter Jiyong yang tegas dan keras jika sedang dalam mood yang buruk.

"Oppa mau tambah minumnya?" Jennie membawa botol Soju mendekat kearah gelas Jiyong yang memang sudah kosong.

"Tidak usah. Aku sudah berjanji untuk mengurangi konsumsi alkohol." Jawab Jiyong namun tatapan matanya malah mencuri lihat kearah Lisa.

Mendengar ucapan Jiyong itu tak ayal membuat Lisa yang berada persis di depannya menjadi tersedak. Ucapan Jiyong barusan bukanlah hal yang asing di telinganya. Lisa pun merasa kembali pada sebuah malam yang ia habiskan bersama Jiyong kala itu.



Flashback

"Apa kau selalu minum minuman beralkohol sebanyak itu, Oppa?" Lisa menatap risih pada tumpukkan botol minuman yang ada di dalam mobil pria itu.

"Aku hanya minum 2 macam minuman. Alkohol dan susu. Seimbang, bukan?" Selorohnya.

"Seimbang apa? Kau akan cepat tua dan banyak penyakit." Lisa menatap ngeri kearah Jiyong dengan sedikit berlebihan, membuat Jiyong sempat merasa kesal.

"Kenapa aku harus tua dan banyak penyakit? Aku tidak boleh sakit, nanti siapa yang akan menjagamu, Cutie?"

"Bagaimana kau bisa menjagaku, kalau menjaga dirimu sendiri saja tidak bisa? Konsumsi alhokol berlebihan tidak akan membuatmu kuat apalagi panjang umur, Oppa." Sungut Lisa.

"Tidak. Aku akan sehat dan panjang umur. Aku ingin menua bersamamu. Aku janji mulai sekarang akan mulai mengurangi alkohol." Jiyong menatap Lisa dengan wajah sumringah lengkap dengan gummy smile khas miliknya. "Temani aku. Kau harus terus ingatkan aku untuk tidak minum alkohol secara berlebihan, hem?"

"Kenapa harus aku yang ingatkan?"

"Karena kau yang akan menemani aku sampai tua nanti." Jawab Jiyong lantang, membuat Lisa sampai tersipu malu.


EASY ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang