Lima

1.9K 261 95
                                    

Lisa menatap suasana pelataran parkir basementnya dengan hati-hati. Meski waktu saat ini sudah cukup larut dan kondisi di sekitar mereka terlihat sepi, Lisa tidak mau mengambil resiko dengan bertingkah gegabah di tempat umum seperti ini.

Menit-menit berlalu, hanya mereka lewati dalam diam. Duduk di dalam mobil berdampingan dengan kesibukkan masing-masing, Lisa yang tengah mengawasi situasi pelataran parkir dan Jiyong yang tengah menikmati pemandangan menggemaskan dari wanita di sebelahnya.

"Ini sudah sangat larut. Aku boleh menginap di tempatmu?" Pertanyaan Jiyong memecahkan keheningan mereka.

Lisa terkejut dan merasa canggung. Jiyong dengan segala kejutan di dalamnya sungguh tidak bisa di tebak dan bisa menyebabkan kesalahpahaman.

"Aku merasa kurang sehat." Alasan Jiyong, "Akan berbahaya kalau aku memaksakan diri untuk menyetir di malam selarut ini."

Lisa menatap curiga.

Jiyong tiba-tiba menarik tangan Lisa dan menempelkannya di dahinya. "Kau rasakan? Badanku panas, bukan?"

'Memang hangat.' Batin Lisa.

Dengan segera Lisa kembali menarik tangannya dari Jiyong, menatap acuh pada sosok pria di sebelahnya. "Pulang sana!"

"Jangan lupa, Aku yang mengantarkanmu pulang dengan selamat." Jiyong mengucapkan itu sebagai cara yang mungkin ampuh untuk meluluhkan Lisa.

Jiyong lalu mematikan mesin mobilnya, mengambil ponsel dan tas miliknya. Tanpa menunggu respon dari Lisa, berikutnya Jiyong dengan percaya diri langsung turun dari mobilnya dan berjalan menuju Lobby Basement, mengabaikan Lisa yang masih tertinggal di dalam mobilnya.

Lisa terpaku. "Oppa!" Teriaknya spontan dan segera menyusul langkah kaki Jiyong yang sudah berada beberapa langkah di depannya. "Apa kau gila? Ini tidak lucu!" Desis Lisa saat ia sudah berhasil menyamai langkahnya tepat di sebelah pria itu.

Jiyong berlagak tuli. Masuk ke dalam Lobby dan sialnya sempat bertemu dengan Security yang tengah berjaga malam ini. Lisa tidak bisa membuat keributan dan memancing perhatian, sehingga akhirnya Lisa hanya bisa terdiam mengikuti langkah Jiyong menuju pintu Lift.

"Masukkan Passwordnya, Cutie." Pinta Jiyong tidak tahu malu.

Dengan menahan emosi karena tidak bisa mengkonfrontasi Jiyong di depan petugas Security di Lobby, Lisa dengan sukarela menekan password untuk menuju unit Apartemennya.

"Ada berapa kamar di Apartemenmu?"

"Hanya ada 1 kamar. Kau tidak bisa menginap. Tidak ada tempat!" Sungut Lisa kesal.

"Kau punya sofa, bukan?"

"I-iya... Tapi sofa itu tidak layak untuk di tiduri." Lisa kembali memberi sanggahan.

Bunyi denting Lift tanda lantai yang mereka tuju telah sampai, dengan kepercayaan diri yang tinggi Jiyong menatap Lisa. "Nomor berapa?"

Malas menanggapi pertanyaan Jiyong, Lisa melangkah mendahului Jiyong dan meninggalkannya di belakang.

Memasuki Unit Apartement Lisa yang begitu minimalis, Jiyong terlihat tengah mengamati setiap sudut ruangan yang dimiliki Lisa di Apartementnya.

"Kau memiliki kamar untuk kucing?"

"Iya. Anakku banyak, mereka butuh kamar yang nyaman."

"Dua kamar hanya untuk kucing?!"

"Tidak. Ada anjing juga. Love, Louis dan Leo tidur sekamar." Jelas Lisa tidak penting.

EASY ON MEWhere stories live. Discover now