Sembilan belas

1.7K 238 35
                                    




"Oppa..." teriak Lisa lantang saat gelombang itu datang menerjang.


"Berisik!" Desis Jaewon gemas sembari mendongakkan kepala, menatap Lisa dari celah kekangan paha yang masih mengurung kepala pria itu di kedua sisinya.



Bayangan gila yang tiba-tiba muncul langsung Lisa tepis dari pikirannya, tubuhnya bergidik ngeri kala membayangkan apa yang baru saja terlintas di kepalanya itu.



'Bagaimana bisa aku berpikiran kotor seperti itu?! Ini pasti pengaruh dari Champagne yang di minumnya! Ya... Pasti karena itu!' Seru Lisa panik dalam hati.



"Kau dengar aku, Ppeu?"Jaewon mencari wajah Lisa agar bisa menatapnya, Lisa sedari tadi terlihat menghindarinya dengan tatapan yang tidak fokus.



"I-iya aku dengar!"



"Lalu kenapa masih diam disitu? Kemarilah!" Ucap Jaewon dengan tidak sabar.



"Ke-kemana?" Pikiran Lisa kembali kotor.



"Sejak kapan kau menjadi lambat dan bodoh seperti ini?!" Matanya melirik tajam kearah Lisa yang sedang berdiri dengan kebingungan yang tidak lepas dari wajahnya.



"Hentikan, Oppa! Sampai kapan kau akan terus menghinaku?"



"Sampai kau berjanji tidak akan mengulangi kebodohanmu lagi! Menangisi Jiyong di sudut Lobby sendirian?! You are so pathetic!" Ujar Jaewon dengan nada meremehkannya yang khas.



"Kau tidak pernah berubah. Sikap dan cara bicaramu ini yang membuatku selalu kesulitan mengontrol emosi." Senyuman tipis tersisa di bibir Lisa ketika membalas tatapan dingin Jaewon.



Saat mata mereka kembali bertemu dan terpaku memandangi sosok satu sama lain, Jaewon kemudian menjentikkan hidung Lisa seolah untuk menyadarkannya. "Jangan menatapku seperti itu, kau bisa jatuh cinta lagi nanti."



Lisa segera mengerjap terkejut, menyadari bahwa kharisma seorang Jaewon ternyata masih bisa mengalihkan perhatiannya dan membuatnya kembali terpesona. "Aku mengantuk." Seru Lisa mencoba mengalihkan situasi canggung di antara mereka, meletakkan gelas Champagne miliknya pada Coffe table yang tak jauh dari posisinya berdiri.



"Good night, then." Jawab Jaewon tidak acuh, dia hanya mengangkat gelasnya tinggi sebagai simbol dirinya yang mempersilahkan Lisa untuk pergi beristirahat.



Menghentakan kakinya keras, Lisa kemudian memutar tubuhnya dan melangkah meninggalkan sosok yang selalu membuatnya kesal. Bukan hanya untuk saat ini, Jaewon memang sering membuat Lisa kehilangan kontrol emosinya sejak dulu. "Jaewon Bajingan! Mantan pacar useless! Tukang sinis!" Teriak Lisa terus di sepanjang koridor menuju kamar tidurnya, tidak peduli jika suaranya dapat terdengar oleh pria itu.






➡️➡️➡️


Ketika Lisa terbangun, sinar matahari sudah mulai menyelinap dari jendela kamar tempatnya tertidur pulas. Semalam Lisa tidak tahu kapan dia tertidur, yang dia tahu adalah bahwa Jaewon sempat mampir ke kamarnya hanya untuk memaksanya meminum susu hangat buatan pria itu, mengawasinya dan memastikan susu tersebut benar-benar Lisa minum sampai habis.



Lisa masih merebahkan tubuhnya dan tidak berusaha bergerak bangun dari tempat tidurnya, tetap bergelung-gelung malas dengan selimut tebal yang membungkus dirinya. Lisa tetap tak bergeming bahkan untuk membuka pintu yang kini tengah di ketuk dengan tidak sabar oleh orang yang ada di luar sana, Lisa benar-benar menghiraukannya.



EASY ON MEWhere stories live. Discover now