#8 Kabur

237 26 1
                                    

-Tanawat-

ini hari kedua Tuan Song sakit, tapi semakin hari sakitnya semakin membaik, aku sedang naik menuju kamarnya. sampai didepan kamarnya aku melihat dia sedang main dengan Ice dan juga Thunder dipelukannya

"waktunya tidur siang Ice"

"gak mau, masih mau bermain sama Song dan Nong Thunder"

aku mengela nafas dan turun kembali kebawah untuk membuatkan susu untuk Thunder, lalu aku kembali lagi keatas

"berikan kepadaku, biar aku saja yang menidurkan mereka berdua, kamu istirahat saja Tanawat"

aku menyerahkan botol susunya kepada Tuan Song, dia memberikan susunya kepada Thunder dan tidak lama Thunder meminumnya dengan lahap

aku lalu duduk didekat mereka dan masih berusaha untuk menidurkan Ice, dengan tetap memegang tangan adiknya, perlahan matanya tertutup dan aku membiarkan Ice sampai tidur terlelap, aku melihat Tuan Song yang sedari tadi terus melihat Thunder

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

aku lalu duduk didekat mereka dan masih berusaha untuk menidurkan Ice, dengan tetap memegang tangan adiknya, perlahan matanya tertutup dan aku membiarkan Ice sampai tidur terlelap, aku melihat Tuan Song yang sedari tadi terus melihat Thunder. tanpa sengaja dia melihatku juga mata kami bertemu dan itu membuat jantungku terpompa dua kali lebih cepat lalu dengan cepat aku memalingkan wajahku melihat Ice, setelah itu aku beranjak dari tempat dudukku dan membawa Ice kekamar sebelah, lalu mengambil Thunder juga dari tangannya Tuan Song

"Thunder hari ini akan kembali keorang tuanya"

lalu aku pergi meninggalkan Tuan Song sendiri dikamarnya, aku meletakkan Thunder dan pergi mengecup Ice lalu meninggalkan kamar itu untuk membersihkan rumah. setelah satu setengah jam aku membiarkan anak-anak itu tidur, aku coba membangunkan mereka. sampai diatas aku melihat mereka tidur dengan lucu aku mengambil Handphoneku dan memotonya lalu mengirimkan ke Tuan Song

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Song-

aku mendapatkan notif pesan di handphoneku dan itu dari Tanawat yang mengirimkan sebuah foto Ice dan Thunder yang sedang tidur bersama, aku tersenyum melihatnya lalu beranjak dari kamarku untuk kekamarnya yang Ice tempati aku melihat Tanawat masih disana dia menolehku dan menunjuk Ice dan Thunder yang sedang tertidur itu

"Tanawat, Jam berapa Thunder akan pulang?"

"mungkin malam, karena orang tuanya baru berangkat kemarin malam"

"mereka kakakmu?"

"iya kakak sepupuku lebih tepatnya, kalau aku anak tunggal dan aku tidak memiliki siapa pun kecuali ibuku"

aku hanya mengangguk

"Maaf, ayahmu kemana?"

"dia pergi meningglkan aku dan juga ibuku saat aku masih kecil, aku tidak tau dia masih hidup atau tidak tetapi yang aku tau aku tidak peduli dengannya lagi"

aku mengusap punggungnya untuk menenangkannya dan aneh ada sesuatu yang mengganjal dihatiku. lalu aku mencoba untuk melupakan saja, Tanawat membangunkan Ice setelah bangun Ice minta digendong olehku, aku mengambil Ice dan menggendongnya secara perlahan lalu membawanya kebawah. malampun Tiba bel rumah kami berbunyi menandakan ada tamu yang datang kemari, aku membuka pintunya tampilah sepasang suami istri disana

"iya ada yang bisa saya bantu?"

"saya mencari Tanawat"

"tunggu sebentar, saya akan panggilkan"

"Tanawat ada yang mencarimu"

kataku dengan sedikit teriak lalu aku melihatnya turun dari lantai dua dengan tas di tangannya dan juga Thunder ditangan kirinya dengan Ice yang mengikutinya dari belakang

"sawadee krap, P'Tine"

"sawadee Nong, gimana Thunder ada membuat masalah denganmu?, Maaf Aku merepotkanmu terus"

"tidak Phi, ada orang yang membantuku merawat dia"

Tanawat melihatku dan kembali lagi melihat Tine

"maafkan aku Tuan merepotkanmu"

"tidak masalah, aku senang ada Thunder dirumah ini"

tidak lama mereka pamit dan pergi meningglkan rumah ini, Ice sedari tadi menangis karena tidak mau adik kecilnya itu dibawa pulang. Tanawat terus mencari cara untuk menenangkan Ice, tidak lama Ice tertidur dan Tanawat membawanya kekamarku dan menaruhnya dikasurnya, tanpa sengaja aku tersandung dan membuatku terjatuh lalu menimpa Tanawat, mata kami bertemu aku melihat wajahnya sedekat ini lagi

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-Tanawat-

Tuan Song dia terjatuh dan menimpaku dari atas kami jatuh tepat dikasurnya aku melihat wajahnya yang tegas itu dihadapanku sekarang, tidak lama dia menjatuhkan kepalanya didadaku dengan nafas yang tidak beraturan dan juga gugup yang kami rasakan. aku coba untuk bangun tetapi tertahan olehnya

"Tuan"

dia mendekatkan wajahnya kearahku tetapi duluan aku menjauhkannya dariku lalu hendak pergi

"Maaf Tuan, aku harus pergi sekarnag"

"aku sudah lama meninggalkan ibuku, aku harus pulang sekarang"

aku lalu mengambil tasku dan juga barangku lalu pergi dari rumah ini, aku stop taksi lalu pulang kerumahku, sampainya dirumah aku melihat Leon dan juga Mae di ruang tamu

"sawadee krap Mae"

"Sawadee ja nak"

"aku naik kekamar na Mae, aku capek"

Mae dan Leon hanya melihatku lalu aku naik kekamarku dan membenamkan diriku di tumpukan bantal, aku mengingat kejadian dimana Tuan Song menimpaku, lalu aku menampar telan diriku untuk menyadarkanku dari lamunan ini. aku beranjak dari tempat tidur lalu aku berjalan menuju kamar mandi dan aku membersihkan badanku, lepas itu aku melihat Handphoneku dan disana ada beberapa pesan aku membukanya itu pesan dari Tuan Song

"kenapa kamu lari?"

"jika aku berbuat salah denganmu aku minta maaf"

"kalau aku boleh katakan"

"aku suka kamu berada didekatku dan juga Ice, jangan menjauh setelah ini oke"

aku membaca pesannya dengan hati yang berdebar, tidak lama senyum mengembang dibibirku.

"aku juga merasa nyaman didekatmu Tuan"

"walaupun wajahmu sedikit membuat takut aku diawal kita ketemu"

aku menaruh Handphoneku dan memakai bajuku, lalu naik keatas kasur dan membaringkan badanku, Tiba-Tiba Leon masuk kekamarku dan dia ikut tidur disampingku

"ada yang kamu ingin ceritakan denganku?"

aku hanya mengangguk dan menjawab

"nanti setelah aku siap, aku akan bilang kepadamu"

Leon mengangguk dan kami berdua tetidur

[TAMAT] BLindWhere stories live. Discover now