#11 Tahun Baru

168 22 0
                                    

-Song-

Perjalanan ke Pattaya cukup jauh, sampailah kami dirumah yang cukup mewah dangan interior khas Cina. kami semua turun, Tanawat mengambil tas dibagasi mobil, aku membawa Ice dipelukanku dan kami berempat masuk kedalam ruamh itu, banyak orang yang berkumpul disana, Tanawat memperkenalkan aku dan juga Ice kepada mereka, dengan ramah mereka menerima aku dan juga anakku ini

kami bertiga keatas dan masuk kedalam kamarnya yang biasa Tanawat tiduri saat dia pulang kesini, kamar yang cukup untuk ditinggali dan nyaman untuk ditiduri, karena dia langsung memperlihatkan pemandangan yang sangat bagus yaitu kita bisa melihat pantai dari sini walaupun pantainya hanya terlihat agak jauh

Tanawat menaruh Tasnya di dekat meja belajar dan aku melihat beberapa foto waktu dia masih Sma dan dia bisa terbilang imut dengan behel digiginya, aku sedikit tertawa melihatnya lalu dia melihatku sinis dan aku memberhentikan ketawaku yang membuat perutku sakit

"istirahatlah dulu aku tau kamu lelah mengendarai mobil sejauh itu"

"tidak masalah, aku akan ikut denganmu keluar aku akan menaruh Ice di kasur dulu"

aku menaruh Ice dikasur dan berjalan mengikuti Tanawat keluar kamar, lalu membantu orang yang sedang mempersiapkan persembahan untuk kekuil nanti sore aku membantu Tanawat yang sedang menghias altar untuk tempat puja, saat aku di luar aku mendengar suara Ice yang menangis tetapi setelah itu hilang lagi

"Tanawat"

"Iya Tuan"

"aku sepertinya mendengar Ice menangis"

"tetapi aku tidak mendengarnya Tuan,mungkin kamu mendengarrrrr"

"jangan main-main denganku Ai Tanawat"

"aku bercanda Tuan"

kami melanjutkan pekerjaan kami dan kembali kedalam, aku melihat Ice yang sudah bangun

"dia tadi menangis mencari kalian, tapi dia langsung diam saat melihatku"

aku melihat ke Tanawat dan dia hanya tertawa, aku memukul pelan kepalanya dan berjalan menuju Ice, Ice langsung memelukku dan minta digendong, Tidak lama kami melihat P'Tine datang dengan Thunder dan istrinya

"sawadee krap"

"sawadee krap Tuan, kamu juga ada disini?"

"Krap, aku ikut dengan Tanawat karena Ice gak bisa lepas dari dia"

P'Tine mengangguk dan Ice melihat keranjang yang membawa adik kecilnya itu dengan malu malu dia memegang tangannya karena aku tau anaku ini kangen dengan adik kecilnya ini

"mereka akrab ya"

aku mengangguk setuju dengan apa yang dibilang oleh P'Tine

"Saat Thunder pertama kali menginap dirumahku, Ice tidak sedikit pun memalingkan wajahnya dari Thunder, dan Ice belajar bertanggung jawab dengan pekerjaannya untuk menjaga Thunder saat Tanawat sedang melakukan pekerjaannya"

katanku sambil tersenyum kepadanya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

tidak lama kita semua ke kuil untuk berdoa, aku dan Tanawat juga Ice di saaf paling belakang lalu keluarganya Tanawat didepan kami

Ice tidak mau lepas dariku, saat kami berdoa dia masih berada dipelukanku dan memelukku sangat erat, doa dipanjatkan oleh pendeta kami berdua berdoa dengan tenang, sampai saatnya kita menuangkan air kedalam, Tanawat memegang tanganku aku hanya mel...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ice tidak mau lepas dariku, saat kami berdoa dia masih berada dipelukanku dan memelukku sangat erat, doa dipanjatkan oleh pendeta kami berdua berdoa dengan tenang, sampai saatnya kita menuangkan air kedalam, Tanawat memegang tanganku aku hanya melihatnya saja dan menuangkan air secara perlahan.

setelah prosesi upacara semuanya selesai kami semua pulang kerumah dan melakukan sungkem kepada orang yang lebih tua dari kita, pertama aku dan Tanawat sungkem dengan nenek dari Tanawat, setelah itu paman dan juga bibi dari tanawat, dan yang terakhir adalah ibunya Tanawat

"semoga kalian terus bersama, besarkan Ice dengan didikan yang baik oke"

"baik Mae"

setelah itu aku duduk dengan Tanawat, lalu Ibu Dari Tanawat mengkode anaknya untuk Ice sungkem juga denganku, Tanawat mengambil bunga dan menarik Ice mendekat denganku, Tanawat melipat sedikit celana panjangku keatas dan mengambil air dibaskom untuk membasuh kakiku, Ice melakukannya dengan tuntunan Tanawat, setelah bersih lalu mereka berdua mengeringkan kakiku, lalu mereka berdua sungkem denganku

"jadi anak yang baik, dengerin kata nenek dan kakek dirumah. dan untukmu Tanawat, tolong bantu aku menjaga anakku ini oke"

dia mengangguk dan Ice memberikan bunga itu kepadaku, lalu aku memeluk Ice di pelukanku, lalu aku mencium Ice tepat di bagian pipinya

lalu kami semua makan malam dengan gembira, setelah makan malam Ice tertidur dengan lelapnya dan Tanawat membawanya keatas, aku juga berpamitan kepada keuarga Tanawat untuk tidur duluan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

lalu kami semua makan malam dengan gembira, setelah makan malam Ice tertidur dengan lelapnya dan Tanawat membawanya keatas, aku juga berpamitan kepada keuarga Tanawat untuk tidur duluan. aku melihat Tanawat yang membuka bajunya aku melihat punggungnya yang sangat indah itu walaupun kami tinggal dalam beberapa bulan ini, tetapi baru kali ini aku melihatnya seperti ini

"kau ingin ganti baju"

dia tampak terkejut mendengar suaraku dan mengambil bajunya dengan cepat,

"kenapa kamu menutupi badanmu?, kita sesama Pria"

wajahnya berubah warna seperti merah tomat dan dia lari kekamar mandi, lalu menutup pintunya dengan keras, aku tersenyum melihat tindakannya. tidak lama dia kekeluar dari kamar mandi dan melihatku, aku membuka bajuku dihadapan dia lalu melemparkan baju kotorku ke padanya dia terkejut dengan apa yang aku lakukan, aku berjalan mendekatinya dengan terus memojokannya kepada tembok kamar

"kamu ingin memegangnya?"

aku mengambil tangannya dan mengusapkan dari dadaku menuju perutku dan berakhir hampir kebagian bawahku tetapi belum sampai dibagian bawahku dia sudah menarik tangannya menjauh dari badanku

"Tuan, Nanti Ice akan lihat apa yang kamu lakukan"

"dia sudah tidur sangat pulas, jadi dia tidak akan bangun"

aku mendekatkan wajahku kepada Tanawat dan ingin mencium bibir yang sedari dulu menggodaku ini, tidak sempat bibirku menyentuh miliknya, pintu kamar digedor oleh seseorang dan itu adalah Ibunya Tanawat, Tanawat mendorongku lalu pergi meninggalkanku dengan keadaan yang kesal

[TAMAT] BLindWhere stories live. Discover now