#18 Apa Aku Jatuh Cinta?

161 17 0
                                    

-War-

handphoneku berdering menandakan ada seseorang yang menelponku, tampilah dilayar nomber tidak dikenal. aku ragu untuk mengangkatnya dan aku mengangkatnya

"hallo siapa ini"

"ini aku Leon"

"ohh Leon, ada apa menelpon?"

"mau tidak datang kerestoranku untuk mencoba makanan baru yang aku akan jual"

"dengan senang hati"

"oke aku akan tunggu kamu pulang shift, sampai jumpa direstoranku oke, bye"

"okee"

dia mematikan teleponnya dan aku kembali dengan pekerjaanku tanpa sengaja senyumanku mengembang dengan sangat baik, aku tidak sabar untuk bertemu dengannya, setelah jam Shiftku selesai aku berjalan menuju mobilku dan menjalankannya kerestoran miliknya Leon, sampai disana aku masuk kedalam restorannya dan mendapatkan Leon sedang mengobrol dengan seorang wanita yaitu pelayan direstoran disini, mereka terlihat sangat dekat mereka berbincang sambil mengelus rambut perempuan itu. aku membalikkan badanku lalu kembali lagi kepintu keluar tetapi dia memanggilku

"dokter sudah disini"

katanya sambil berlari kearahku, lalu menarikku ketempat yang telah dia sediakan untukku, tidak lama beberapa masakkan datang kemeja kami, pelayan yang tadi bersama Leon menyiapkan beberapa makanan dan juga minuman yang aku akan coba ini

"banyak sekali"

"iya dokter, aku mau memilih 3 menu baru untuk restoran ini"

aku mengangguk dan menatapnya kembali, dengan senyum yang lebar diwajahnya dia melihat manankan yang ada didepan kami berdua, aku juga ikut tersenyum melihatnya seperti ini

"ayo dokter kita coba"

aku mengambil garpu dan menusuk daging bakar yang ada didepanku ini lalu memasukkan kedalam mulutku ini, dengan daging yang lembut seperti meleleh didalam mulutku membuatku terpana dengan masakan ini

"ini semua kamu yang buat?"

"iya Dokter, aku yang buat. kamu menyukainya?"

aku mengangguk dengan semangat dan memakan makanan yang ada dimeja ini sampai habis, setelah selesai makan dia melihatku. dan aku memberikan pendapatku tentang makanan yang kami makan tadi lalu dia memutuskan beberapa makanan untuk ada di daftar menunya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

setelah itu kami berdua berbincang dan sampailah perempuan itu datang kehadapan kami

"tuan sudah waktunya tutup"

"baiklah aku antar kamu pualng oke"

aku mendengar Leon berbicara seperti itu membuatku sedikit sedih karena dia akan mengantar perempuan itu kerumahnya, aku berdiri dari tempat dudukku dan berpamitan kepada mereka berdua

"maaf saya masih ada urusan dirumah sakit, terimakasih atas makanannya dan ini uang untuk makanannya"

aku menaruh beberapa lembar uang dimeja makan dan pergi meninggalkan mereka tanpa sepatah katapun aku langaung naik kemobilku, aku melihat dia mengejarku sampai didepan pintu restorannya dan aku menancapkan gas lalu melaju melesat meninggalkan restoran itu, aku berhenti disebuah rumah mewah dan ini adalah rumah sahabatku. aku memencet bell rumahnya dan keluarlah seseorang dari rumah ini

"Ai War, tumben kamu datang kesini"

"teman aku banyak pikiran"

"masuk lah"

aku masuk kedalam rumah dan duduk di kursi meja makan rumah ini, tidak lama ada seseorang turun dari lantai dua dan dia adalah Tanawat, Tanawat menyiapkan minuman dan makanan riangan untuk kami berdua, dan ya sahabatku adalah Song aku dan dia sudah sahabatan dari kecil

"ada apa tanpaknya kamu gelisah sekali"

katanya Song sambil menarik kursinya dan duduk didepanku, aku hanya melihat beerku yang telah disediakan oleh Tanawat, tidak lama bell rumah berbunyi kembali dan Tanawat membukakan pintunya, tampilah sepasang suami istri dan Tanawat berbicara kepada mereka lalu membawa bayi masuk kedalam ruamh

"itu anak siapa?"

"ini keponakanku Phi, anak dari sepupuku aku menjaganya selagi mereka keluar kota untuk pekerjaan"

aku menagangguk dan Tanawat membawa anak itu, lalu aku kembali lagi melihat Song. aku terkejut melihat dia yang melihatku dengan tatapan tajam

"kau kenapa?"

"sepertinya aku menyukai seseorang"

"siapa?"

"jangan marah katika aku jujur dengan perasaanku oke"

"kamu saja bisa menerima hubunganku dengan Tanawat, kenapa aku tidak"

"aku menyukai laki-laki"

dia tersedak dengan menumannya dan melihatku dengan tatapan kaget

"sejak kapan?"

"sejak aku Sekolah menangah pertama"

"selama itu kamu menutupinya?, kita sudah sama sama berumur hampir 29 tahun dan baru sekarang kamu jujur denganku?"

aku menagangguk dan kembali menatapnya dengan ragu

"dan kamu memacari perempuan karena apa?, agar terlihat normal begitu?"

aku menagangguk lemah dan dia memukul kepalaku pelan dan aku menggerang saat dia melakukan itu

"aku takut berbicara denganmu karena aku takut kamu menjauhiku"

"apa kamu gila, menjadi apapun kamu. aku akan tetap menjadi temanmu, kita sudah bersahabat dari kita baru lahir dan kamu melawan perasaan ini selama itu, apa kamu tidak lelah dengan menutupi semua ini dengan ketidak jujuran?"

aku mengembuskan nafas kasar dan tidak tau harus apa yang aku lakukan dengan ini semua, aku terkadang ingin orang tau dengan apa yang aku rasakan tetapi tidak semudah itu

"War"

aku melihat dia dan Song kembali berbicara

"aku tidak peduli dengan siapa dirimu,kamu suka dengan siapa, laki laki maupun perempuan, aku tidak peduli itu, tetapi mulai sekarang jangan pernah merahasiakan apapun dariku na"

"kau sahabatku, kamu adalah adikku, dan kamu orang yang bisa aku andalkan"

"dan siapa orang yang kamu suka itu?"

"aku belum yakin seratus persen dengan perasaanku, suatu hari nanti aku akan beri tau kamu"

dia mengangguk dan kembali berbicara

"kau ingin menginap?"

aku menengangguk dan dia memanggil Tanawat

"Tanawat, Sayangggg"

"kenapa Tuan?"

"siapkan kamar untuk War dia akan menginap malam ini disini"

Tanawat lalu pergi keatas dan handphoneku berbunyi menampilakan nama Leon disana, aku mematikan Telponnya dan mematikan Handphoneku agar dia tidak mengangguku

"kenapa kamu tidak angkat?, pasti itu orang yang kamu suka kan?"

"aku tidak ingin diganggu olehnya"

setelah kamar siap aku kekamarku dan membersihkan badanku, aku merasakan air hangat yang mengalir dari kepalaku ke seluruh badanku dan itu membuat aku tenang dan sedikit melupakan bebanku yang sedari pagi memghantuiku, setelah mandi aku mendengar suara ketokan pintu dan aku membukanya

"ohh, Tanawat"

"aku membawakan coklat hangat untukmu, aku tau kamu banyak pikiran jadi aku membawakan ini biar kamu tenang"

"terima kasih nong"

dia pergi meningglakanku dan aku duduk diatas kasur lalu melihat cangkir yang ada di tanganku ini

"Song sangat beruntung memiliki Tanawat di dalam hidupnya"

kataku sambil tersenyum lalu meminum coklat hangat pemberian Tanawat

[TAMAT] BLindWhere stories live. Discover now