#12 Pantai

170 22 0
                                    

-Tanawat-

aku terbangun dengan perasaan sedikit lelah, aku berjalan menuju kamar mandi lalu mencuci wajahku dan kembali lagi untuk membangunkan Tuan Song dengan Ice, aku berjalan menuju Tuan Song dan membangunkannya

"Tuan Bangunlah"

dia membuka matanya lalu membalikkan badannya kearah Ice dan meneluk Ice

"ayo bangun, nanti kita telat untuk sarapan"

dia bangun dengan terpaksa dan dia membawaku kepelukannya, memelukku dengan erat aku memeluknya juga dan dia mengeluarkan suara

"kita mau kemana hari ini?"

"kepantai"

dia mengangguk dan pergi meninggalaknku untuk membersihkan wajahnya, setelah kami semua siap. sekeluarga pergi kepantai, anak anak senang sekali bermain dengan air dan juga  membuat istana pasir yang sangat tinggi

aku melihat Tuan Song dengan Ice yang sedang bermain bersama, tidak berlangsung lama Tuan Song datang kearahku dan mengambil Thander lalu menggendongnya, aku kembali melihat Ice yang sedang bermain air laut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

aku melihat Tuan Song dengan Ice yang sedang bermain bersama, tidak berlangsung lama Tuan Song datang kearahku dan mengambil Thander lalu menggendongnya, aku kembali melihat Ice yang sedang bermain air laut

"jangan berjalan terlalu jauh Icee"

"kamu terlalu khawatir dengannya"

"kalau dia tenggelam gimana, kamu gak pikir itu. kurang Kan cuekmu dengan anakmu sendiri"

aku berjalan menuju tempatnya Ice dan memantau dia dari dekat, aku tidak mau Ice tenggelam nantinya. aku marah dengan Tuan Song dengan apa yang dia bilang, mendidik anak tidak menjadi manja emang boleh tapi melepasnya seperti itu dan egonya membuat dia sudah gelap mata, aku tidak suka dia terlalu cuek dengan Ice, Ice masih kecil dia butuh kasih sayang orang tuanya. jangan sampai masa kecilnya menjadi kelam karena orang tuanya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

aku melihat Tuan Song mendekat kearahku dengan Thunder digendongannya, tetapi aku mengabaikannya, dia menahan tanganku

"lepaskan"

dia mengembalikan Thunder kepada Orang Tuanya dan berbicara kepadaku lagi,

"kamu kenapa?"

"gak"

jawabku jutek kepadanya

"hanya masalah Ice, kamu jadi kayak gini"

"iya emangnya kenapa, Kalau kamu emang gak mau ngurus Ice. kenapa waktu kamu cerai tidak kasi dia keibunya saja dari pada kamu terlantarkan dia seperti ini"

teriakku kepadanya aku tidak peduli orang melihatku memarahinya, tetapi aku sudah sangat kesal dengannya

"bukan begitu"

"bukan begitu apa Tuan, Lepaskan aku. LEPASKANNNNNN"

dengan sekali hentakan aku melepaskan gengaman tangannya dan pergi dari hadapannya, aku emosi ketika melihat wajahnya yang seolah dia tidak bersalah, aku terus berjalan entah kemana. lalu aku duduk disalah satu bangku dan mengusap wajahku secara kasar, hari sudah mulai sore. aku berjalan menuju rumah nenekku, sesampainya dirumah aku melihat semua kekuargaku panik saat aku tidak ada tadian lalu aku melihat Tuan Song dan mendekatinya

"pergi lah, kembalikan Ice kepada ibunya jika kamu tidak sanggup mengurusnya"

aku langsung berjalan menuju kamarku dan masuk kekamarku lalu Tuan Song juga masuk kekamar juga

"ngapain kamu disini"

"aku ingin menjelaskan semuanya"

"tidak ada yang perlu dijelaskan Tuan"

dia mendekatkan badannya kepadaku dan memelukku dengan eratnya, dia menangis dibahuku hingga segukan. air mataku yang dari tadi aku tahan akhirnya keluar juga, aku mengelus punggungnya dengan lembut, beberapa menit kemudian dia melepaskan pelukannya dan memegang kedua pipiku, dan mencium dahiku dengan lembut

"dia juga tidak menginginkan Ice dihidupnya, dan itu kenapa Ice bersamaku, aku mencoba menjadi seorang ayah dan juga ibu yang baik untuknya tetapi aku selalu gagal"

katanya sambil segukan

"aku selalu ingin Ice bisa mandiri, karena aku dulu didik seperti itu oleh orang tuaku, lalu menyebabkan Ice memiliki jarak denganku, lalu kamu hadir diantara kami yang membuat hubungan kami membaik"

"dan itu membuatku jatuh cinta denganmu Tanawat"

deg jantungku terasa terpompa lebih cepat dari biasanya

"aku menyukaimu sejak kita pertama kali bertemu, saat di pesawat kamu ingat?"

*flashback Song*

aku duduk dengan tenang di pesawat ketika seseorang pria duduk disampingku, dengan wajah yang imut membuat jantungku berdegub degan kencangnya, ketika pesawat mengalami guncangan dia menggenggam tanganku lalu kukunya sedikit menancap dikulitku ketika dua tersadar dia melepaskan tanganku dan memberikan Plaster luka dan Ice juga mendapatkannya

setelah keluar dari pesawat aku melihat dia berpelukan bersama orang lain dan itu membuatku menjadi penasaran dengannya

"cari tau tentang lelaki itu"

"baik Tuan"

*flashback end*

"apa kamu tidak mengingat itu?, dimana kamu yang mencakar tanganku waktu dipesawat?"

"aku mengingatnya"

"dari sejak aku bertemu denganmu aku selalu mengikutimu kemana pun kamu pergi, lalu ketika kamu tertabrak oleh mobil.hatiku juga sakit dan aku makin jatuh cinta denganmu ketika kamu mau mengurusku dan juga Ice"

aku didorongnya kearah tembok dan menekanku lebih dekat dengan tembok

"aku juga menyukaimu Tuan"

dia membesarkan bola matanya, antara dia percaya atau tidak, lalu membuka suara lagi

"kamu serius?"

"iya Tuan, aku suka kepadamu, aku tidak tau sejak kapan aku menyukaimu tapi yang aku tau aku nyaman berada didekatmu Tuan"

lalu dia memajukan wajahnya lalu dia menciumku dengan lembut, lalu melepaskannya persekian detik kemuadian, dia menatapku aku lalu mengambil ciuman darinya kembali ciuman yang ganas tetapi lembut ciuman pertama yang aku rasakan selama hidupku

lalu dia memajukan wajahnya lalu dia menciumku dengan lembut, lalu melepaskannya persekian detik kemuadian, dia menatapku aku lalu mengambil ciuman darinya kembali ciuman yang ganas tetapi lembut ciuman pertama yang aku rasakan selama hidupku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"jangan pernah tinggalkan aku na Tanawat"

aku memegang kedua pipinya dan berkata

"bagaimana aku bisa pergi, ketika hatiku bersama kalian berdua"

dia kembali menciumku dengan ganas hingga aku kehabisan nafas dan dia melepaskan ciumannya lalu memelukku dengan erat, aku tidak akan melepaskanmu Tuan

[TAMAT] BLindWhere stories live. Discover now