NARENDRA[6]

159K 17.8K 3.3K
                                    


★ ★ ★

"Tadi nenek suruh beli apa aja ya?" Monolog seorang gadis.

Nalva Gheavora. Gadis sederhana, cantik, sopan lembut dan mempunyai kapasitas otak di atas rata-rata, karena kepintaran nya gadis itu diterima beasiswa di salah satu SMA bergengsi di Bandung yaitu SMA BARATHAMA.

Hidupnya tak semulus itu, dimulai dari dirinya yang sering dibully karena mempunyai ekonomi yang sulit, ditambah lagi seorang ketua Volien yang sangat terobsesi terhadap nya membuatnya menjadi mangsa fans-fans Fardan. Gadis cantik tersebut terpaksa menerima Fardan menjadi kekasih nya karena orangtua Fardan lah yang memberikan beasiswa kepada nya, setidaknya dia harus tau diri.

"Terigu, soda kue, margarin.. kayanya udah lengkap" Guman Nalva sembari menghitung belanjaan nya.

Gadis itu berjalan santai sambil bersenandung menikmati jalanan sore. Pemandangan langit berwarna oranye menandakan matahari akan segera terbenam.

Nalva berhenti karena merasa ada seseorang yang mengikuti nya. Gadis itu memutar tubuhnya menghadap kebelakang tetapi nihil. Tak ada siapapun.

Saat kembali menghadap ke depan seseorang membekap mulutnya. Nalva menjatuhkan belanjaan nya berusaha melepaskan bekapan seseorang tersebut. Tapi usahanya sia-sia kain yang digunakan untuk membekap Nalva mengandung gas bius yang membuat Nalva pingsan.

★ ★ ★

"Wih cakep juga, pantes si Fardanjing tergila-gila sama ni cewek" Ucap Yansen.

Saat ini Aji, Candra, Elio, Yansen, Artan, Langit dan Hans sedang berada di salah satu ruangan yang ada di Posca. Naren dan Saka? Entah kemana mereka.

Sedangkan Nalva? Gadis itu belum sadarkan diri.

"Biasa aja" Kata Langit menatap Nalva sinis.

Reflek teman-temannya melihat ke arah Langit. Gadis cantik seperti Nalva dibilang biasa saja? Lantas bagaimana definisi cantik menurut Langit?

"Apa?" Tanya Langit heran, pasalnya mereka semua menatap langit dengan tatapan membingungkan.

"Kaya gini lo bilang biasa aja?"Aji menunjuk Nalva dengan jari telunjuknya.

Langit mengendikkan bahunya acuh, menurut nya memang biasa saja kok. Pandangan orang kan berbeda-beda.

Candra memalingkan wajahnya menatap Nalva. "Kira-kira Naren bakal apain nih cewe?" Tanyanya penasaran.

"Setara lah dengan apa yang udah Fardan lakuin ke Keysa" Jawab Hans.

"Naren emang kejam, tapi ga mungkin lah dia lakuin hal itu, apalagi ni cewe ga salah apa-apa" Balas Elio.

"Kak Keysa juga ga salah apa-apa kali" Kata Langit sewot.

"Iya juga sih" Kata Elio setuju.

"Mentok-mentok di jadiin babu seumur hidup" Kata Yansen.

"Atau di jadiin pemuas nafsu?" Tanya Aji seperti orang tak berdosa.

Geplakan mentah dari Artan  pun mendarat mulus di  kepala Aji. "Lo kira Naren se brengsek itu?" Tanya Artan.

"Y— ya siapa tau kan?" Aji mengelus bekas geplakan di kepala nya. "Lo main geplak-geplak aja, sakit nih" Protes Aji.

"Ya lo ngomong kaga ada adab nya" Balas Artan.

"Ini Naren sama Saka kemana dah? Lama amat" Yansen mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam yang melekat pada tangan kekarnya.

"Saka sekarang rada aneh ya? Udah jarang ke Posca juga" Artan tiba-tiba terfikir dengan tingkah laku Saka akhir-akhir ini.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang