NARENDRA[29]

123K 13.1K 311
                                    


★ ★ ★

"Kak pelan-pelan dong, kita bisa jatuh nanti" Teriak Nalva panik ketika Artan menambah kecepatan kayuhan pada sepeda nya.

Saat mengantar Nalva pulang tadi motor Artan tiba-tiba mogok di tengah jalan, Nalva sudah menyarankan untuk naik angkot saja tetapi Artan menolak nya. Laki-laki itu pun meminjam sepeda milik seorang ibu-ibu penjual kue, sebagai gantinya Artan memborong semua dagangan ibu tersebut.

"Tenang aja, kalau jatuh tinggal berdiri" Balas Artan sambil tertawa ringan.

Nalva memegang erat seragam Artan membuat laki-laki itu seketika tersenyum geli, Artan melirik sekilas genggaman Nalva pada seragam nya dan menambah kecepatan kayuhan nya.

Melihat sekeliling nya saat ini orang-orang memakai sepeda motor atau mobil di jalan raya seperti ini,  hanya mereka yang bersepeda, hal itu membuat mereka terkadang dilirik oleh orang-orang.

"Kak, awas itu ada lubang" Panik Nalva ketika gadis itu melihat lubang di depan mereka.

Dengan cepat Artan membelokkan stang sepeda nya ke kiri untuk menghindari lubang tersebut.

"Gampang" Ucap laki-laki itu remeh. Nalva hanya bisa bernafas lega.

Sepeda tersebut berhenti di depan rumah Nalva, tepat saat itu juga ponsel Artan berdering menandakan seseorang menelfon nya.

Artan melirik ponselnya yang bertuliskan nama Loren. Tanpa basa basi laki-laki itu menggeser tombol hijau dan mengarahkan benda pipih tersebut ke telinganya.

"Hal— "

"BANG LO DI MANA SIH? INI ADA KECOA DI KAMAR GUE TOLONGIN!" Pekik Loren dari seberang sana.

Reflek Artan menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ada apa dengan adiknya itu? Artan paham betul dari kecil hingga sekarang Loren paling takut dengan kecoa. Padahal kecoa tersebut hanya numpang lewat di kamarnya, tapi Loren bisa menyiram satu liter Baygon ke kecoa tersebut untuk mengusir hewan kecil itu.

Nalva menahan tawanya ketika mendengar pekikan Loren. Dari luar Loren memang tampak cool dan tomboi tetapi siapa sangka gadis itu takut pada kecoa.

"Tinggal panggil Bi Surti, kenapa harus telepon gue sih?" Tanya Artan kesal. Pernah sekali Artan harus pulang dari Posca padahal laki-laki itu baru sampai hanya untuk membasmi kecoa di kamar Loren.

"Bik Surti lagi beli Baygon! Baygon nya udah habis dua botol, tapi kecoa nya gak mati-mati! Ini sih harus lo yang nanganin!" Ujar Loren ngos-ngosan.

Loren pulang di antar oleh Elio, tetapi siapa sangka saat gadis itu sedang hendak ganti baju seekor kecoa lewat di depan lemari pakaian nya?

"Ck! Iya-iya, tunggu gue otw" Pasrah Artan, setelahnya laki-laki itu langsung memutuskan sambungan telepon nya. Dia tidak mau setelah ini Loren menangis hanya karena seekor kecoa.

Artan berdehem untuk pamit kepada Nalva. "Ehm, Va gue pulang dulu ya?" Pamit Artan.

Nalva tersenyum dan mengangguk cepat. "Iya, makasih ya kak. Hati-hati juga!" Ujar Nalva.

Artan membalas senyuman Nalva dan mengangguk dua kali, laki-laki itu kemudian melajukan sepeda nya dengan cepat, takut-takut Loren akan mengamuk kepadanya nanti.

Setelah Artan hilang dari pandangan nya, Nalva memasuki rumah nya yang terasa sangat kosong. Gadis itu merindukan neneknya, sudah hampir dua minggu nenek nya tidak ada di rumah.

Nalva tersenyum kecut dan mengganti bajunya. Setelah itu Nalva pergi berbelanja untuk bahan membuat donat, bagaimana pun dia harus tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup nya.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang