NARENDRA[43]

108K 10.7K 269
                                    

  ★ ★ ★

Laki-laki dengan jaket hitam, serta topi dan masker itu memasuki markas Volien yang jauh dari keramaian.

Membawa sebuah tas yang isinya merupakan obat-obatan terlarang, ada juga beberapa senjata ilegal entah dari mana di dapatnya, yang pasti laki-laki itu hanya menjalankan perintah dari ketuanya.

"Bagus, sekarang lo boleh pergi, jangan sampai ketahuan!" Perintah laki-laki lain yang sudah menunggu lama di markas Volien itu.

"Gue harus kemana lagi?" Tanya Galen bingung, pasalnya laki-laki di depan nya ini yang akan menentukan tempat persembunyian nya.

"Nanti gue kirim alamatnya, untuk sementara lo sembunyi disitu" Jawab Wira yang sekarang menjabat sebagai ketua Volien.

"Gue mau nyerahin diri Wir" Kata Galen pasrah. Galen sudah memikirkan hal ini jauh-jauh hari, dia ingin memutuskan untuk menyerahkan diri kepada polisi tetapi Wira selalu saja melarang nya.

Galen juga sudah beberapa kali ingin menyerahkan diri secara diam-diam tetapi Wira selalu mengetahui nya dan mengancam akan menyakiti Liona jika Galen berniat menyerahkan diri lagi.

"Silahkan, kalau lo mau adek lo bernasib sama seperti Keysa" Balas Wira.

"Lo tau sendiri kan apa yang lo perbuat pada Keysa? itu yang akan gue perbuat pada Liona" Ancam Wira.

"ARGHHHH LO BRENGSEK!" Maki Galen tajam. Laki-laki itu maju dan mencengkeram kerah Wira tetapi dengan mudah Wira melepaskan nya.

Wira membuka tas dan barusan di bawa oleh Galen dan mengambil sebuah suntik. Wira juga mengambil botol kecil kemudian mengisinya kedalam suntik kosong tersebut.

Dengan sekali gerakan Wira menyuntikkan obat terlarang tersebut ke tubuh Galen.

Galen yang ingin melawan juga percuma karena laki-laki itu sudah kecanduan dengan obat-obatan tersebut.

"Gue yang bantu lo buat balesin dendam lo ke Saka dan Morvesca, gue juga biyain semua kebutuhan lo, maupun tempat persembunyian lo, jadi lo harus nurut sama gue kalau gak mau adik kesayangan lo itu kenapa-napa" Wira berkata dengan suara pelan tetapi menusuk jelas di telinga Galen.

"Jangan sentuh Liona" Kata Galen dengan sisa kesadarannya.

Wira mengendikkan bahu nya kemudian berdiri, laki-laki itu lantas meninggalkannya Galen yang sudah terkulai lemas di lantai.

  ★ ★ ★

"Kak tau gak? Kata dokter mulai besok nenek udah bisa pulang ke rumah" Ujar Nalva senang, gadis itu tidak bisa berhenti tersenyum karena neneknya akhirnya sudah bisa kembali ke rumah mereka.

"Oh ya? Gue ikut seneng dengarnya" Kata Naren. Laki-laki itu ikut tersenyum karena melihat Nalva yang begitu bahagia.

"Iya, Nenek cuman perlu istirahat aja dirumah, kesehatan nya juga udah jauh lebih membaik" Kata Nalva, senyum tidak luntur sedikit pun dari wajah cantik itu.

"Syukur kalau gitu, besok kita jemput nenek bareng ke rumah sakit ya? Kata Naren.

Nalva mengangguk kemudian memeluk Naren, sangking senangnya gadis itu tidak bisa berkata-kata, dia mengira neneknya akan terus menerus berada di rumah sakit, Nalva sangat menyayangi neneknya, itu sebabnya gadis itu sangat senang mendengar kabar bahwa neneknya sudah baik-baik saja.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang