EXTRA PART 2

75.2K 6.3K 132
                                    


Nalva jenuh sedari tadi melihat Naren mondar mandir entah mencari apa. Saat ini mereka berdua tengah berada di kamar Naren dengan Nalva yang duduk di kasur laki-laki itu.

"Nyari apa sih, kak?" Tanya Nalva tetapi tidak di jawab oleh Naren.

Laki-laki itu membuka tutup laci, menggeser barang-barang yang ada di atas meja nya untuk mencari benda yang ingin di berikan nya kepada Nalva.

Nalva kembali menghela nafas panjang, dia merasa tidak nyaman karena hanya berdua bersama Naren di dalam kamar tersebut.

Nalva menundukkan wajahnya sesekali melihat sekeliling kamar Naren yang bertembok abu-abu itu.

"Nah ketemu!" Pekik Naren.

Laki-laki itu memegang sebuah kalung. Kalung yang dulu ingin dia berikan kepada Keysa di hari anniversary mereka.

Kalung milik Hanum.

Nalva langsung menoleh ke arah Naren, gadis itu melihat Naren yang sedang memegang kalung dengan wajah berbinar.

Nalva tersenyum percaya diri. "Itu buat aku?" Tanya nya.

"Bukan, aku kira kalung nya hilang" Jawab Naren, terdengar lega.

Senyum Nalva langsung memudar begitu saja, huh dia terlalu percaya diri.

Naren yang menyadari itu melirik Nalva diam-diam, laki-laki itu ingin tertawa setelah mengerjai kekasihnya itu.

Naren berjalan mendekat ke arah Nalva dan mengelus pucuk kepala gadis itu. Nalva mendongak ke atas untuk melihat wajah Naren.

Naren sedikit menunduk dan menatap wajah Nalva. Sangat lama, hingga mereka berdua tidak berkedip sama sekali.

Cup

Nalva mengedipkan matanya berkali-kali ketika Naren mengecup pucuk hidungnya. Dia terkejut.

Naren tersenyum karena melihat Nalva yang terlihat sangat lucu.

Nalva terpaku. Mata laki-laki itu menyipit saat dia tersenyum. Senyum nya terlihat tulus dan hangat. Tidak ada aura menyeramkan sama sekali, dan yang pasti sangat tampan!

Karena Nalva kembali terdiam Naren sekali lagi mengecup gadis itu, kini bukan di pucuk hidung tetapi di bibir gadis itu, hanya dua detik.

Naren berpindah posisi untuk duduk di sebelah Nalva. "Dulu aku mau kasih kalung ini ke Keysa, tapi sayang nya dia meninggal hari itu juga" Kata Naren, laki-laki itu masih menggenggam kalung tersebut.

Nalva hanya diam, gadis itu memandang Naren dari samping.

"Sampai sekarang aku masih ngerasa bersalah atas kematian Keysa, tapi sekarang aku gak bisa berbuat apa-apa lagi selain ikhlasin dia" Sambung Naren.

"Kamu masih cinta sama kak Keysa?" Tanya Nalva, meski tidak terlihat tetapi hati Nalva terasa sakit. Dia juga tidak tahu kenapa.

Naren menggelengkan kepalanya dua kali "Aku gak tau" Jawabnya.

Nalva tersenyum tipis. Gadis itu berdiri kemudian memeluk Naren, gadis itu mengelus kepala Naren yang bersandar di dada nya.

Nalva bisa merasakan air mata laki-laki itu.

"Maaf, Nalva" Ucap Naren tidak begitu jelas. "Maaf karena aku nangisin Keysa di depan kamu, aku bisa hilangin perasaanku untuk Keysa tapi aku gak bisa semudah itu buat lupain dia"

"Iya, kak. Aku ngerti" Jawab Nalva.

Naren melepas pelukan mereka, laki-laki itu berdiri dan memasangkan kalung itu di leher Nalva.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang