9 | bad news

41 8 1
                                    

"Ngapain lo di sini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain lo di sini?"

Perasaan Sagara sudah tak enak ketika melihat laki-laki ini berdiri di koridor depan, menunggu kedatangan Sagara. Padahal ia bisa sendiri masuk ke dalam dan mencari ruangan kepala sekolah sendirian, tapi ia mau ditemani oleh Sagara—temannya yang lebih tau tentang sekolah barunya ini. Harusnya ia memberi tau Sagara dulu, agar temannya itu mengadakan pesta kedatangannya di Merah Putih.

"Gue pindah ke sini."

"Kok bisa?"

"Bisa lah," jawab Logan seadanya, "emangnya Nesya nggak bilang sama lo? Dia yang mau gue pindah ke sini buat jagain lo."

"Jagain?" Sagara bertanya ulang, "lo kira gue bayi perlu dijagain?"

Jujur Sagara sedikit kesal karna hal itu. Kalau Logan pindah ke sini karna ingin sekolah dengan serius, Sagara tak ada masalah. Karna semua orang pasti mau masuk Merah Putih. Kalau alasannya hanya untuk menjaganya, Sagara sedikit risih. Lagipula ia bukan anak kecil yang harus dijagai lagi. Apalagi ini Logan. Disuruh sama Nesya, pula.

Logan mengangkat bahunya sebentar. "Tanya aja sama Ibu negara langsung. Gue cuma ngikutin perintah dia."

"Trus lo ngapain mau aja ngikutin perintahnya dia?"

"Loh emang gue bisa nolak?" Logan bertanya balik, "Merah Putih bagus juga, nggak salah jadi rebutan."

Baru saja Sagara ingin melanjutkan percakapannya dengan Logan, tapi Aluna sudah lebih dulu mengambil perhatian Sagara. Wajahnya yang lelah karna kurang tidur itu membuat Sagara mengernyit tipis. Perempuan itu berjalan oleng masuk ke dalam sekolah dengan kertas di pelukannya. Ada lingkaran hitam di bawah matanya dan wajahnya juga terlihat sedikit pucat.

Bagaimana tidak, Aluna baru tidur jam dua malam. Itu berarti ia hanya sempat tertidur selama lima jam kurang. Saking sibuknya mengerjakan essay bahasa inggris Sagara yang berhasil membuat kepala Aluna hampir meledak itu, Aluna sampai tak ada waktu untuk istirahat dan makan. Dan pagi ini kepala Aluna pening dan perutnya mual. Kalau saja bukan untuk memberikan tugas ini pada Sagara, Aluna tidak akan datang ke sekolah. Mana hari ini upacara lagi.

"Sagara," panggil Aluna pelan sebelum menyodorkan dua lembar kertas itu pada Sagara, "ini tugas lo."

Logan yang berada di samping Sagara terdiam, menatap tubuh Aluna dari atas sampai bawah dan mengulanginya selama dua kali. Lalu beralih menatap Sagara. "Cewek lo?" tanya Logan tanpa suara.

"Bukan," jawab Sagara lalu mengambil kertas itu dan berlalu begitu saja.

Upacara pagi ini terasa sangat berat bagi Aluna. Sinar matahari yang mengenai tubuhnya terasa sangat panas daripada sebelumnya. Padahal Aluna suka berjemur di bawah sinar matahari pagi, tapi pagi ini sinarnya terasa seperti menusuk kulit Aluna. Begitu juga dengan kepalanya. Walaupun sudah dilindungi oleh topi, tapi sinar itu tetap membuat kepala Aluna semakin berat. Perlahan pandangan Aluna memburam, tapi Aluna tak langsung keluar dari barisan dan pergi ke UKS. Aluna masih keras kepala ingin mengikuti upacara sampai selesai.

love me wellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang