11 | i wish i hated you

48 11 5
                                    

"Lo main sama cewek di club?"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Lo main sama cewek di club?"

Sial, Sagara bertanya dengan nada suara yang tidak rendah sama sekali. Logan saking paniknya sampai langsung mengecek sekelilingnya, apakah ada orang yang mendengarnya atau tidak. Tapi selain itu, Logan juga sedikit panik. Darimana Sagara menerima info itu? Padahal di club semalam, tak ada yang Sagara kenal sama sekali. Omar, Agung, Dewa dan lain-lain itu teman Logan, Sagara tak mengenalnya.

Kejadiannya sudah dua hari yang lalu, tapi Sagara baru bisa bertanya hari ini. Kemarin sore ia sibuk latihan taekwondo dan berakhir tepar di kamarnya karna kelelahan. Padahal kemarin Sagara ingin mengunjungi Nesya karna Nesya baru keluar dari rumah sakit. Tapi malah ketiduran bahkan sampai tak sempat makan malam.

"Anjing lo kalo ngomong bisik-bisik aja," kesal Logan sembari menarik lengan Sagara ke tempat yang lebih sepi, "darimana lo tau?"

"Temen gue liat lo."

"Siapa? Temen lo yang mana?"

Sagara berdecak. "Siapa yang ngajarin lo liar kayak gini? Lo tuh masih 16 tahun, Gan."

Logan berdecak. "Santai aja. Bulan depan gue udah 17. Lagian nggak ada ruginya buat gue."

"Lo jadi ikutan nggak bener kayak temen lo."

"Lo jangan bawa-bawa temen dong!" sewot Logan tak terima temannya disalahkan, "gue sendiri yang mau, nggak ada sangkut pautnya sama mereka."

"Terserah lo," ucap Sagara tak perduli, "gue bilangin Nesya."

"Eh jangan dong anjing!" Logan mulai panik saat Sagara menyebut nama Nesya, "kalo gitu gue juga bakalan ngasih tau Nesya kalau lo punya gebetan."

"Siapa?"

"Itu cewek yang sering lo suruh kerjain tugas lo."

"Dia bukan gebetan gue," ucap Sagara tak terima, "kalau gebetan, gue nggak akan perlakuin dia serendah itu."

"Apapun itu, tetep bakal gue laporin."

Sagara berdecak kesal akhirnya, kalah dengan Logan. "Yaudah, gue diem. Lo juga diem."

"Nah gitu dong!"

"Malam ini mau ke Nesya?"

"Eh iya anjing! Tadi gue mau ngomongin Nesya sama lo," air wajah Logan berubah seketika, "dia marah sama lo. Gara-gara lo nggak dateng kemarin. Padahal kemarin dia mau kita ngumpul kayak biasa."

Di masa SMA ini, Sagara malah lebih ingin fokus pada masa depannya. Tak ada berantem lagi, bolos dan membuang waktu untuk bermain. Karna ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, kalau nanti ia sudah menginjak bangku SMA, kenakalannya bakalan Sagara hilangkan dan digantikan oleh prestasi yang banyak. Tapi kehadiran Logan di sekolahnya adalah salah satu kode bahwa janjinya itu tak bisa ditepati.

"Yaudah nanti malam gue ke sana," Sagara berdecak, "gara-gara lo bilang gue sibuk latihan taekwondo, gue jadi sibuk beneran."

Logan kembali tertawa. Secepat itu memang perubahan raut wajahnya. "Batalin aja. Lo bilang ke Nesya kalau lo dilarang sama Ayah lo."

love me wellDonde viven las historias. Descúbrelo ahora