10 | care less

50 8 7
                                    

Ponsel Darel berdenting, menandakan ada pesan yang masuk di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ponsel Darel berdenting, menandakan ada pesan yang masuk di sana. Notifikasi dari mobile bankingnya, Sagara mengirimkannya kembali uang empat juta yang satu waktu itu Darel kirimkan untuk membayar uang ganti rugi. Darel mengernyit tipis, kenapa Sagara mengembalikan uangnya? Tapi saat membaca pesan yang masuk dari Sagara, saat itu juga Darel yang sedang makan malam langsung beranjak dari duduknya dan pergi menuju rumah Aluna.

Sagara: Aluna nyuruh gue balikin uang lo.
20.19 pm.

Kaki Darel bergerak tidak tenang saat pintu di hadapannya belum juga terbuka. Padahal Darel sudah mengetuknya dari lima menit yang lalu, tapi pintu ini belum juga terbuka. Apa Aluna tak ada di rumah? Rumah Aluna juga terlihat sepi sih, apalagi lampu di dalam sana mati.

Cukup lama Darel menunggu, akhirnya laki-laki itu memutuskan untuk pulang ke rumahnya dengan perasaan yang belum tenang. Pesannya juga belum dibalas oleh Aluna.

Semoga saja ini hanya masalah kecil.

Di sisi lain, Logan sedang mengupas kulit jeruk sembari sesekali menatap film yang terputar di televisi kamar rawat Nesya. Ini malam terakhir Nesya berada di sini. Besok, ia sudah dibolehkan pulang oleh dokter karna kondisinya membaik dan Nesya sudah bisa rawat jalan.

"Gimana hari pertamanya di Merah Putih?"

"Biasa aja," jawab Logan seadanya, "Merah Putih luas banget, gue hampir tersesat tadi."

Nesya tertawa kecil. "Trus Sagara gimana Gan?"

"Ya, biasa aja," Logan bingung harus menjawab apa, "gimana apanya maksud lo?"

"Gimana dia di sekolah, prestasinya makin naik atau malah turun?"

Logan diam sebentar, berpikir. Padahal baru sehari ia satu sekolah dengan Sagara, tapi Nesya bertanya seakan ia sudah lama di Merah Putih. "Kayaknya makin naik. Gue denger essay bahasa inggrisnya paling bagus seangkatan. Tadi sore dia juga latihan taekwondo buat turnamen bulan depan."

"Bagus kalau gitu. Sagara emang selalu hebat."

Tangan Logan berhenti bergerak mengupas kulit jeruk. Perlahan matanya bergerak menatap Nesya yang kini kembali fokus menonton film yang berada di televisi. Ini hari pertama Logan di sekolah barunya, tapi yang Nesya tanyakan sedari tadi hanya Sagara. Nesya seharusnya tak seperti ini padanya, lagipula Logan pindah ke Merah Putih hanya untuk mengikuti permintaan Nesya.

"Lo nggak mau tau tentang gue?"

"Hm?"

"Ini hari pertama gue sekolah di Merah Putih, lo nggak mau tau tentang gue?"

Belum sempat Nesya menjawab pertanyaan Logan, pintu kamarnya yang terbuka membuat pandangan mereka teralih. Di sana ada Bunda dan Ayah Nesya yang datang dan memeluk anaknya. Logan langsung menghindar, takut menganggu momen mereka.

Setelah berbincang sedikit dengan Ayah Nesya, Logan memutuskan untuk pamit karna jam besuk sebentar lagi selesai dan tidak baik juga bila Logan lama-lama di sana. Keluarnya Logan dari rumah sakit, di parkiran, Logan tak langsung membawa motornya pergi dari sana. Ia duduk di samping motornya, menyalakan rokoknya dan merokok hingga dua batang habis sembari memikirkan kemana ia akan pergi setelah ini.

love me wellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang