4 | nightmare

156 15 1
                                    

"Delapan juta?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Delapan juta?!"

"Berisik lo!"

Siapa yang tidak kaget mendengar uang sebanyak itu dikeluarkan hanya untuk memperbaiki motor Sagara yang tak sengaja jatuh kemarin. Mendengarnya saja, Dicky sudah meringgis, apalagi Aluna yang bertanggung jawab atas kejadian jatuhnya motor Sagara kemarin. Untungnya Sagara tidak berani main tangan sama perempuan, paling kasar cuma menepis atau mendorong tubuh Aluna seperti kemarin.

Kalau pelakunya laki-laki mungkin sudah beda cerita.

"Emangnya tuh cewek bisa ganti?" tanya Dicky, "dia bilang dia mau ganti full kan?"

"Setengahnya udah dibayar sama Darel."

"Berarti sisa empat juta?" tanya Dicky yang dibalas anggukan oleh Sagara, "lo yakin dia bakalan ganti uang itu? Keliatannya dia bukan dari keluarga berada kayak lo."

"Nggak yakin."

"Trus gimana? Minta Darel bayar lunas?" Dicky bingung sendiri, "lagian gue heran, Darel itu sama sekali nggak nyentuh motor lo kemarin, ini semua pure kesalahannya Aluna. Tapi kenapa Darel rela ngeluarin duit empat juta?"

Sagara menaikan bahunya. "Suka kali dia."

"Bisa jadi," Dicky membayangkan wajah Aluna, "tapi emang cakep sih dia. Apalagi pas ketawa. Aduh manisnya."

"Bersaing sana lo sama Darel."

"Boleh juga," Dicky mengangguk, "tapi gue takut dihantam sama Darel."

Sagara berdecih lalu menikmati baksonya yang sudah ia pesan sedari tadi. Sisa dua, Sagara makan sekaligus.

Dicky berdehem pelan, membuat Sagara mengalihkan pandangannya. "Kan kemarin lo ngeluh tuh PR banyak banget. Gimana kalo lo manfaatin tuh cewek aja? Lo jadiin babu lo. Lumayan, daripada nunggu duit yang nggak pasti."

Ide bagus.

• • •

Tatapannya kosong. Matanya sedari tadi hanya menatap lurus ke arah papan tulis tapi pikirannya kemana-mana. Saat jam istirahat pertama, Aluna bertemu dengan Darel di depan kelasnya. Darel bercerita tentang kerusakan motor Sagara yang cukup parah kemarin. Bodynya lecet jadi perlu dicat ulang, kalau cuma ditambal nanti malah jadi aneh, makanya harus dicat full body dengan biaya yang sangat amat mahal. Spionnya juga agak bengkok dan entah apalagi yang Darel sebutkan tadi, Aluna sudah keburu blank saat Darel menyebutkan biaya yang habis untuk memperbaiki motor itu.

Empat juta? Ini mimpi buruk bagi Aluna. Ia kira biaya perbaikannya hanya memakan 500 ribu paling mahal. Aluna lemas, wajahnya pucat setelah berbincang dengan Darel tadi. Sagara memperbaiki motornya atau beli motor baru sih?

Kini Aluna sedang berada di koridor, melangkahkan kakinya menuju toilet hendak membasuh wajahnya agar kembali segar. Tapi sebelum sampai toilet, Aluna sudah segar saat melihat Sagara berjalan dari arah koridor ujung.

love me wellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang