42 | it's not living if it's not with you

40 7 6
                                    

Selesai makan jagung bakar dan berbincang kecil di belakang, kini mereka semua berkumpul di ruangan billiard

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai makan jagung bakar dan berbincang kecil di belakang, kini mereka semua berkumpul di ruangan billiard. Begitu pula dengan Aqila, Yania dan Aluna. Mereka bertiga sedang main kartu bersama Louis. Sementara Sagara, Dicky, Sultan dan Eric bermain billiard, dua lawan dua. Di dalam sana tidak terlalu dingin karna penghangat ruangan menyala. Bukan hanya billiard dan kartu, mereka memainkan banyak permainan lagi seperti werewolf dan uno.

Pukul 2 pagi, mata Yania mulai berat dan memutuskan untuk istirahat duluan, begitu juga dengan Aluna yang diajak oleh Yania menemaninya tidur di lantai atas.

"Mimpi indah ya, Yania, Aluna!" teriak Dicky pada mereka berdua dan ikut berjalan menuju pintu keluar.

"Mau kemana lo?" tanya Aqila.

"Ngerokok."

"Ikut dong!"

Asap yang mengepul keluar dari Aqila, asap itu langsung hilang dibawa angin. Kini mereka sedang duduk di ayunan, menatap pemandangan kebun teh yang berada di hadapan mereka. Dicky mengisap rokoknya lalu menghembuskannya perlahan sebelum berbalik menatap Aqila.

"Ada yang mau lo omongin sama gue?" tanya Dicky membuat Aqila mengangguk, "kenapa? Masalah Sagara Aluna?

Aqila berbalik, membalas tatapan Dicky. "Lo tau kan Sagara gimana, Ky. Apalagi Sagara pernah itu," Aqila menghela nafasnya kasar, "gue bingung Ky. Gue harus dukung dia atau gimana. Gue nggak mau liat Aluna sakit, tapi pas Aluna nyeritain tentang Sagara, dia bahagia banget."

"Sagara baik banget, La. Lo tenang aja," ucap Dicky membuat Aqila mengalihkan pandangannya, "awalnya gue nggak ngira kalau mereka bakalan sejauh ini. Tapi gue rasa, kenapa Sagara nggak mau lepasin Aluna, karna Sagara lebih butuh Aluna daripada siapapun itu."

"Terus Aluna gimana?"

Dicky menghembuskan asap rokoknya. "Lo yang bilang sendiri tadi, pas Aluna cerita tentang Sagara, dia keliatan bahagia banget. Berarti Sagara treat Aluna sebaik itu."

Iya sih, senyuman lebar Aluna saat itu masih terngiang di kepalanya sampai sekarang. Tapi masih ada yang mengganjal di hati Aqila. Mungkin karna kejadian waktu itu.

"Lo tenang aja, Aluna bakalan baik-baik aja sama Sagara. Gue jamin itu."

Sementara di dalam, mereka semua sudah keluar dari ruang billiard, pindah tempat ke kamar utama alias kamar yang Sagara pilih menjadi kamar tidurnya malam ini. Tapi semenjak mereka semua ikut masuk, Sagara sudah menduga kalau kamar ini tak bisa ia pakai untuk dirinya sendiri. Apalagi saat Sultan mengeluarkan botol alkohol dari tasnya. Sudah pasti malam ini mereka tidur sama-sama di sana. Tak hanya minumannya saja, Sultan tidak lupa membawa gelas khusus agar minuman itu terasa lebih nikmat.

"Lo boleh mabok asal nggak muntah di kolam renang," Sagara memperingati.

"Siap Pak Boss!" seru Sultan lalu membagikan gelas itu pada semua temannya.

love me wellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang