Hari ini Sagara bangun pagi karna sebelum berangkat ke Lampung nanti siang, ia ingin melihat tanah kosong yang Yuda—teman Logan bilang tadi malam. Padahal mereka baru saja bertemu, tapi Yuda sudah membantu Sagara. Logan juga bilang Yuda orangnya jujur, jadi dapat dipercaya. Sagara tadi juga sempat bertemu Ayahnya yang sedang bersiap ingin lari-lari kecil mengelilingi perumahan. Kelvin sempat mengajak Sagara, tapi Sagara menolak. Padahal hal itu adalah hal yang amat jarang terjadi, tapi Sagara malah melewatkan kesempatan itu.
Kini Sagara berada di tanah kosong yang posisinya sesuai dengan keinginan Sagara. Lahannya luas dan juga harganya pas dengan budget Sagara. Mungkin setelah berhasil mendapatkan tanah ini, Sagara akan mulai mencari arsitek dan sibuk untuk mendesain coffee shopnya sebagus mungkin.
"Lo bisa urus sendiri kan Yud?"
Yuda tersenyum kecil. "Yoi santai. Tiket lo jam berapa?"
"Jam 1 siang," jawab Sagara, "berkasnya gue kirim sore ini."
Karna tadi tak sempat sarapan, kini perut Sagara protes minta diisi dengan yang hangat-hangat. Tapi bukannya pergi ke restoran, Sagara malah melajukan motornya menuju apartemen yang sudah lama ini ia tidak datangi. Tiba-tiba saja Sagara ingin ke sini, padahal tak ada keperluan apa-apa. Setelah memencet bel dua kali, pintu di hadapannya terbuka. Hal yang pertama kali menyambut kehadiran Sagara adalah wangi strawberry segar lalu diikuti dengan senyuman manis dari perempuan yang membukakannya pintu.
"Sagara?"
Sagara berdehem lalu masuk ke dalam begitu saja. "Masak apa? Gue laper."
"Soto ayam."
Pas sekali.
Kedatangan Sagara membuat Aluna sedikit bingung harus berekspresi seperti apa. Ia masih kesal karna latihan Taekwondo kemarin. Tapi sepertinya laki-laki itu terlihat biasa saja dan tidak merasa bersalah sama sekali. Atau memang harusnya Sagara tidak bersalah ya? Ia saja yang tidak memeriksanya terlebih dahulu. Tapi kan itu juga adalah pekerjaannya, makanya Aluna langsung datang tanpa perlu diberi tahu lagi oleh Sagara.
Kini laki-laki itu datang dan langsung meminta makan. Sebenarnya, tidak apa-apa sih. Aluna juga masak dalam porsi yang lumayan banyak karna hari ini ia berencana untuk datang ke Bundanya dan membawakan soto ayam ini. Aluna melirik Sagara yang sedang sibuk memainkan ponselnya. Sementara ia sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka.
"Ayo sarapan," ajak Aluna saat soto ayamnya sudah tersaji di meja makan. Aluna memperhatikan pakaian Sagara dari atas sampai bawah, "abis darimana pagi-pagi gini?"
"Liat tanah."
Aluna mengangguk paham. Pagi-pagi sekali, bahkan Aluna baru bangun tidur. "Buat coffee shop ya?"
Sagara berdehem mengiyakan. Hal itu membuat Aluna sedikit kesal. Tapi kalau tidak membuat kesal sih, bukan Sagara namanya.
"Hari ini lo mau kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
love me well
Teen Fiction"Love me well or leave me alone, you decide." Seharusnya, dari awal kita berani mengambil keputusan setelah sadar bahwa langkah yang kita ambil adalah langkah yang salah. Tapi waktu sudah tidak bisa diputar ulang. Dan dengan bodohnya, kita berdua m...